Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample
Berapa Lama, Ya Tuhan?
Pernahkah kamu melalui saat-saat dalam hidupmu ketika kamu bertanya-tanya, 'Berapa lama, ya Tuhan?' Berapa lama perjuangan dan kekecewaan ini akan berakhir? Berapa lama kita akan mengalami kesulitan keuangan ini? Berapa lama masalah kesehatan ini akan bertahan? Berapa lama kesulitan dalam hubungan ini akan berakhir? Berapa lama saya akan berjuang dengan kecanduan ini? Berapa lama godaan kuat ini akan berakhir? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kehilangan ini?
Pippa dan saya terkadang mengunjungi St Peter's Brighton, salah satu dari gereja yang kami rintis. Pada akhir satu kebaktian, seorang wanita mendatangi saya dan memberi tahu saya bahwa selama tiga puluh tujuh tahun, dia telah berdoa bagi suaminya untuk menemukan iman di dalam Kristus. Dan selama tiga puluh tujuh tahun yang panjang itu, dia berseru, 'Berapa lama, ya Tuhan, berapa lama?' (Mazmur 13: 1).
Ketika St Peter dibuka kembali pada tahun 2009, suaminya memutuskan kalau dia pergi ke gereja dengannya. Pada saat dia masuk ke St Peter, dia merasakan dia telah ‘kembali ke rumahnya’ dan sudah 'dilahirkan kembali'. Sekarang dia mencintai gereja dan datang setiap minggu. Sepanjang percakapan kami, dia terus mengulangi, dengan ekspresi sukacita besar di wajahnya: "Berapa lama, ya Tuhan, berapa lama?" Tuhan telah mendengar. Dan akhirnya, doanya dijawab.
Empat kali berturut-turut, Daud berteriak, 'Berapa lama ...?' (Ay.1–2).
Ada saat-saat ketika tampak bahwa Allah telah melupakan kita (Ay.1a). Sepertinya dia menyembunyikan wajah-NYA (Ay.1b). Untuk beberapa alasan yang tidak bisa dijelaskan kita tidak merasakan kehadiran-NYA bersama kita. Setiap hari tampaknya menjadi perjuangan – menaruh kekuatiran dalam diri kita (Ay.2a). Setiap hari membawa kesedihan (Ay.2b). Sepertinya kita kalah dalam pertempuran dan musuh meninggikan diri atas kita (Ay.2c).
Bagaimana seharusnya kamu menanggapi masa-masa seperti ini?
Mazmur 13:1–6
1. Majulah
Dalam mazmur hari ini, kita melihat empat hal yang kamu harus terus lakukan dalam masa-masa sulit:
· Tetap berdoa
Daud terus berseru kepada Tuhan, ‘Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku! Buatlah mataku bercahaya,’ (Ay.3). Dia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Jangan pernah menyerah untuk tetap berdoa bahkan ketika Tuhan terlihat tidak mendengar.
· Tetap percaya
‘Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya’ (Ay.5a). ‘Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu’ (Ay.5a, MSG). Relatif mudah untuk memiliki iman ketika segalanya berjalan dengan baik, tetapi ujian iman adalah ketika segala sesuatu tampaknya tidak berjalan baik.
· Tetap bersukacita
Dia tidak bersukacita dalam pencobaan, tetapi dalam keselamatan Allah. Dia berkata, ' Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu’ (Ay.5b). ‘Aku merayakan penyelamatan-Mu’ (Ay.5b, MSG).
· Tetap menyembah
Terlepas dari semua yang telah dilaluinya, Daud dapat melihat kebaikan Tuhan: 'Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku’ (Ay.6). Dia mengingat semua yang telah dilakukan Allah baginya.
Ketika kamu mulai memuji dan menyembah Tuhan, itu membawa perspektif bagi masalahmu. Terkadang, saya merasa bersyukur untuk melihat kembali kehidupan saya dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah membawa saya melalui begitu banyak perjuangan pribadi saya, kekecewaan, dan kesedihan, dan untuk mengingat bagaimana, melalui itu semua, 'Dia telah baik kepada saya' (Ay.6).
Tuhan, aku memujimu hari ini. Terima kasih atas kebaikanmu kepadaku. Untuk semua pencobaan yang ada di depan, aku percaya atas besarnya kasih-Mu.
Perjanjian Baru
Matius 15:10–39
2. Tetap mengikut Yesus
Penundaan tidak meniadakan janji-janji Allah. Tuhan tidak selalu mengubah situasi kita dengan segera. Sakit dan penderitaan akhirnya tidak akan dihapus sampai Yesus kembali. Kisah-kisah ini, serta pengalaman kita tentang mukjizat dan penyembuhan, adalah awal dari apa yang akan terjadi kemudian.
Kebaikan Allah dinyatakan di dalam Yesus. Sekali lagi, dalam bagian ini, kita melihat kebaikan Yesus yang luar biasa dan bagaimana menghadapi dosa, penyakit, dan penderitaan.
· Terus perbarui pikiranmu
Yesus berkata bahwa masalah kita bukanlah tentang hal-hal yang dangkal, seperti apa yang kita makan (Ay.11). Makanan masuk dan keluar dari tubuhmu (Ay.17). Hal-hal yang membahayakanmu berasal dari dalam - 'apa yang keluar dari mulut dimulai dari dalam hati' (Ay.17 TB). Masalah sebenarnya adalah dosa di dalam hati: 'Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, hujat. Itulah yang “menajiskan” orang’ (Ay.19-20a).
Teguran kata-kata Yesus adalah bahwa sementara kita mungkin tidak melakukan pembunuhan atau perzinahan, kita semua jatuh pada rintangan pertama. Ciri pertama yang Yesus sebutkan adalah 'pikiran jahat'. Solusi bagi dosa kita bukanlah adat dari luar, seperti yang dikatakan oleh orang-orang Farisi. Hanya Tuhan yang dapat mengubah hati saya. Saya membutuhkan bantuan Roh Kudus untuk mengubah dan memurnikan saya.
· Terus berdoa untuk penyembuhan
Ada beberapa hal yang lebih menyakitkan daripada melihat penderitaan anak-anakmu sendiri. Putri wanita Kanaan itu "sangat menderita" (Ay.22). Ibu ini pasti telah berseru dalam hatinya, 'Berapa lama, ya Tuhan?' Tetapi, dia terus meminta kesembuhan dan menolak berkecil hati terhadap kenyataan bahwa Yesus sepertinya tidak menjawab permintaannya. 'Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku!” (Ay.25, AMP).
Yesus melihat bahwa dia memiliki 'iman yang besar' dan Dia menyembuhkan putrinya (Ay.28). Dia melanjutkan untuk menyembuhkan 'yang lumpuh, yang buta, yang timpang, yang bisu dan banyak lagi yang lain' (Ay.30).
· Teruslah bertindak bagi orang yang lapar
Yesus tidak hanya menangani masalah penyakit (Ay.22 dan seterusnya), Dia juga sangat peduli tentang pederitaan yang disebabkan oleh kelaparan. Dia berkata, ‘Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar’ (Ay.32).
Yesus mampu melakukan banyak hal dengan begitu mudahnya. Dengan sedikit makanan yang diberikan kepadanya, Dia memberi makan orang banyak. Jika kamu memberi-Nya hidupmu dan sumber dayamu, sekecil apa pun itu bagimu, Tuhan mampu melipatgandakannya dan menggunakannya dengan sangat besar.
Jika Yesus sangat peduli akan kelaparan yang bersifat sementara, betapa Ia harus lebih peduli lagi terhadap ratusan juta orang di dunia saat ini yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi. Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk bertindak atas kepentingan mereka.
Tentunya semua orang akan menyetujui Yesus. Tetapi tidak. Orang-orang Farisi tersinggung (Ay.12) ketika mereka mendengarnya. Jika Yesus bahkan menyinggung orang dengan apa yang dikatakannya, jangan heran jika beberapa orang tersinggung dengan apa yang kamu katakan dalam nama-Nya.
Tuhan, berikan aku belas kasih-Mu agar aku dapat mengasihi orang-orang yang menderita. Datanglah, Roh Kudus.
Perjanjian Lama
Kejadian 43:1–44:34
3. Tetap berharap
Yakub dapat berteriak, seperti Daud: "Berapa lama, ya Tuhan?" (Mazmur 13: 1a). Penderitaannya sepertinya terus berlanjut. Dia telah berduka untuk anak laki-lakinya yang hilang selama lebih dari dua puluh tahun. Sekarang ada kelaparan yang hebat (Kejadian 43: 1) dan dia menghadapi kemungkinan kehilangan Benyamin-nya yang sangat dicintai. Dia bertanya, 'Mengapa kamu mendatangkan malapetaka kepadaku ...?' (Ay.6). Dia mengatakan, hampir dalam pengunduran diri, 'Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!’ (Ay.14).
Akhirnya, Yakub tetap mempercayai Tuhan dan melepaskan anak laki-lakinya , Benyamin. Ketika dia melakukannya, semuanya berjalan lancar. Seringkali kita tidak sampai hati melepaskan dan menyerahkan situasi kita di tangan Tuhan - kemungkinan takut akan yang terburuk - bahwa Allah mengerjakan semuanya.
Penulis kitab Kejadian ini adalah pencerita yang brilian. Dia menggambarkan penderitaan itu. Yehuda tahu bahwa jika ayahnya kehilangan Benyamin - dan juga Yusuf – hal itu mungkin akan membunuhnya. Dia berbicara tentang 'kesengsaraan yang akan menimpa ayahku' (44:34). Sementara itu, kami - para pembaca - tahu bahwa Yusuf sebenarnya masih hidup dan bahwa melalui itu semua mimpinya terpenuhi (43: 26-28). Yusuf "sangat terharu" dan harus mencari "tempat untuk menangis" (Ay.30).
Yusuf menguji saudara-saudaranya. Yehuda adalah seseorang yang sudah berubah. Sebelumnya, dia dengan lalim menjual saudaranya ke dalam perbudakan (37: 26-27). Sekarang, dia bersedia memberikan hidupnya untuk menyelamatkan saudaranya: ‘Biarlah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu’ (44:33).
Melalui semua liku-liku yang tak terduga dari peristiwa-peristiwa ini, Tuhan sedang bekerja, mewujudkan rencana-Nya. Dia selalu menuntun langkahmu dan memungkinkanmu suatu hari untuk melihat ke belakang dan berkata, 'Tuhan ... telah baik kepadaku' (Mazmur 13: 6).
Yakub harus mengutus 'hanya' (‘dia adalah satu-satunya yang tersisa ', Kejadian 42:38) anak laki-lakinya Benyamin untuk menyelamatkan seluruh keluarga. Ketika kita membaca kisah ini melalui ‘kacamata’ Perjanjian Baru, kita diingatkan bahwa Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus untuk menyelamatkan kita.
Tuhan, terima kasih telah mengirim Yesus untuk menyelamatkanku. Di masa-masa sulit, ketika aku berseru menangis, 'Berapa lama, ya Tuhan?' Bantu aku untuk terus berjalan, mengikut Yesus, berdoa, percaya, bersukacita, menyembah, dan menaruh harapanku di dalam-Mu.
Pippa Menambahkan
Kejadian 43:1–44:34
Bagian ini sangat menyentuh dan meninggalkan kita pada situasi yang menegangkan. Begitu banyak rasa sakit hati, kecemburuan, tipu muslihat, dan ketidaksenangan yang dialami oleh mereka semua. Yusuf menguji mereka untuk melihat apa yang ada di dalam hati mereka: Apakah mereka telah berubah? Apakah mereka menyesali perbuatan mereka? Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya menyembah, dia pasti tergoda untuk mengatakan, "Ingat mimpi-mimpi itu ...? Bukankah aku telah memberitahumu ...? 'Tetapi dia tidak. Beberapa hal diungkapkan untuk mendorong kita sendiri, tetapi lebih baik untuk tidak dikatakan kepada orang lain.
Ayat Hari ini
‘Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.’ (Mazmur 13:5)
About this Plan
Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.
More