YouVersion Logo
Search Icon

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

DAY 21 OF 365

  

Jujur dengan Allah

Kamus Oxford menyatakan kata ‘pasca-kebenaran’ sebagai kata khusus untuk tahun 2016. Penggunaan kata tersebut bahkan mencapai 2000% selama setahun itu, dan semakin marak selama Brexit dan debat Pilpres Amerika. Dalam era ‘pasca-kebenaran’, fakta-fakta obyektif tampak kurang berpengaruh dibandingkan opini yang berdasarkan perasaan semata. Tuduhan yang tidak jujur dan tidak akurat, serta penolakan fakta secara langsung  ditolerir. Kebohongan yang mencolokmenjadi konsumsi sehari-hari.

Jika Anda membeli sebuah mobil, Anda pasti ingin mengetahui   kebenaran soal  mobil tersebut. Dalam sebuah hubungan pun, Anda ingin tahu soal kebenarannya. Kitabutuh kejujuran dan kebenaran.

Kita lihat dalam butir-butir untuk hari ini bahwa Allah membenci dusta dan tipu daya. Daud berkata, ‘Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain; mereka berkata berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang’ (Mazmur 12:3). Yesus mengutip Yesaya, ‘Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku’ (Matius 15:8). Meski kakak-kakak Yusuf menipu ayah mereka tentang nasib Yusuf (Kejadian 37:31-35), mereka tahu dalam hati mereka bahwa mereka tidak bisa menipu Allah: ‘Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita’ (42:21).

Allah ingin kita jujur dengan Dia karena Dia Allah yang menyukai ketulusan. Dia ingin mendengar apa yang ada di hati Anda  hari ini.

  

Mazmur   12:2–8


1. Meminta pertolongan Allah

Seruan hati Daud, ‘Tolonglah kiranya, TUHAN’ (Ay.2).   Dia meratapi kondisi masyarakatnya pada zaman ia memerintah – masyarakat yang   sama seperti masyarakat kita zaman sekarang. Dia menyebut dusta, tipu daya,   keangkuhan, ketamakan, dan keegoisan.

Allah tidak terkesan dengan orang-orang yang pandai   menggunakan kata-kata.. Seruan Daud dijawab Allah dengan janji-Nya menolong   yang lemah dan yang membutuhkan: ‘Sekarang juga Aku akan bangkit... Aku   memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya’ (Ay.6b).

Daud lalu menyatakan bahwa Allah lebih dapat dipercaya   dibandingkan segala dusta di sekelilingnya: ‘Janji TUHAN adalah janji yang   murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur   peleburan di tanah’ (Ay.7). Ini menambah keyakinannya bahwa TUHAN akan menjaganya   dan melindunginya dari banyak dusta yang mengepungnya. ‘Engkau akan menjaga   kami senantiasa terhadap angkatan ini’ (Ay.8b).

‘Tolonglah kiranya, TUHAN’ adalah doa yang hebat untuk   mengawali hari ketika Anda meminta Allah menuntun Anda di segala langkah Anda.

TUHAN, tolong saya... (sebutkan semua hal yang Anda  akan kerjakan hari ini)

 

Perjanjian Baru

Matius 

14:22–15:9


2. Tetap berseru kepada Allah dalam badai pencobaan

Yesus gemar berdoa – ‘Yesus naik ke atas bukit untuk   berdoa seorang diri’ (14:23). Ketika Anda sendirian dengan Allah, Anda dapat   berbicara kepada-Nya dari lubuk hati yang terdalam.

Kedekatan-Nya pada Allah memampukan Yesus berjalan di   atas air. Dia menyuruh Petrus berbuat hal yang serupa. Tetapi, ketika Petrus   merasakan ‘tiupan angin’ (Ay.30) dia mulai panik. Terkadang, ketika segalanya   memburuk, kita berpaling dari Yesus. Ketika fokus kita hanya pada keadaan   kita, kita mulai ‘tenggelam’. Dalam situasi ini, Petrus berdoa dalam   kepanikan: ‘Tuhan, tolonglah aku!’ (Ay.30).

Meski doanya dengan panik, itu juga seruan dari hati.   Segera Yesus meraih tangannya dan memegangnya (Ay.31). Ketika saya mengingat   segala doa panik saya dahulu , sungguh ajaib mengetahui bahwa beberapa di   antaranya terkabul.

Ketika Yesus dan Petrus kembali ke perahu, angin pun   reda dan ‘orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya,   “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” (Ay.33).

Peristiwa ini berakhir dengan diberikannya hati para   murid itu dalam bentuk penyembahan. Ini luar biasa. Orang-orang Yahudi   penganut paham Monotheisme, yang tahu perintah Musa bahwa Allah saja yang   harus disembah, menyembah Yesus dan mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Kenyataannya, firman pertama Yesus kepada para murid-Nya   ketika berjalan di atas air secara harafiah adalah ‘Tenanglah! Aku ini, jangan   takut’ (Ay.27). (‘Aku ini’ dalam terjemahan lain adalah “Aku adalah Aku’).   ‘Aku ini’ atau ‘Aku adalah Aku’ adalah nama Allah di Perjanjian Lama   (Keluaran 3:14). Yesus menyatakan pada para murid dan kita bahwa Dia ialah   ‘Aku adalah Aku’, jadi tidak  usah takut.   Bagaimanapun keadaan Anda  sekarang,   selalu ada ketenangan karena Yesus yang mengendalikan.

Anda mungkin seringkali tidak paham akan perbuatan   Yesus atau kenapa Dia membiarkan hidup berjalan begitu saja, tetapi  ketahuilah bahwa Dialah yang mengendalikan.

Mereka membawa kepada Yesus semua yang sakit dan yang   membutuhkan kesembuhan. ‘Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai   jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh’ (Matius 14:36).

Di pasal berikutnya (15:1-9), Yesus menantang orang   Farisi perihal  isi hati mereka   (Ay.8). Mereka duluan yang menantang Yesus mengenai murid-murid-Nya yang   melanggar adat istiadat. Tetapi, Yesus langsung membalikkan keadaan.

Alkitab jelas-jelas menyatakan bahwa kita harus   memelihara keluarga kita dan menajadikan hal tersebut sebagai proritas   penting dalam hidup kita – khususnya orang tua kita. Orang Farisi beralasan   bahwa apa yang dipersembahkan kepada Allah tidak bisa digunakan untuk   pemeliharaan orang tua mereka (Ay.5).

Yesus menyebut mereka munafik, yang artinya ‘memakai   topeng’. Topeng mereka adalah menyembah Allah dengan bibir, tetapi  nyatanya, ‘hatinya jauh dari pada Allah’ (Ay.8).   Allah lebih berkenan akan hati daripada ucapan belaka.

Tuhan, aku menyembah-Mu. Terimakasih karena aku tidak   perlu takut – ketika keadaan memburuk, aku tetap bisa berbicara pada-Mu dan   Engkau mendengar doaku. 

 

Perjanjian Lama

Kejadian 

41:41–42:38


3. Berbicara kepada Allah dari lubuk hati yang terdalam

Yusuf menyelesaikan dengan baik – tetapii dia mengawali   dengan buruk. Dia dimasukkan ke dalam sumur kering (37:24), dan dipenjara   (39:20), tetapi akhirnya dia tinggal di istana (45:16).

Seperti banyak tokoh di Alkitab (Yesus, Yohanes   Pembaptis, Yehezkiel, para imam dan kaum Lewi yang melayani bait Allah –   lihat Bilangan 4), Yusuf memulai pekerjaannya di usia 30 (41:46). Sampai pada   saat itu, Yusuf telah berlatih dan kini dia menjadi penguasa tanah Mesir (Ay.41).

Allah telah melihat hati Yusuf dalam kesesakannya.   Selama 13 tahun antara usia 17 dan 30, Yusuf mempertanyakan perbuatan Allah.   Memang, dia telah mengalami banyak penolakan, penderitaan, ketidakadilan,   kurungan, kekecewaan serta pencobaan. Tetapi melalui ini semua, dia   dipersiapkan Allah menjadi penguasa tanah Mesir (Ay.41).

Allah tahu Yusuf dapat dipercaya karena hatinya   benar. Dia dekat dengan Tuhan melalui segala cobaan. Inilah yang penting –   bukan dalam masa pencobaan atau masa kelimpahan, tetapi ketika Anda berada dekat   dengan Tuhan dan berbicara dengan-Nya dari hati.

Yusuf menamakan dua anaknya Manasye (‘Allah telah   membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku’,Ay.51) dan Efraim (‘Allah   (telah) membuat aku mendapat anak dalam kesengsaraanku, Ay.52). Frasa ‘Allah   telah membuat’ menyatakan bahwa baik dalam masa kesukaran (Manasye) dan masa   kelimpahan (Efraim), Yusuf tahu bahwa Allah yang mengendalikan.

Jangan biarkan hati Anda  pahit dalam masa penderitaan atau berbangga   diri dalam masa keberhasilan. Ketahuilah bahwa Allah yang berdaulat atas   hidup dan keadaan Anda.

Berbanding terbalik dengan Yusuf, kakak –kakaknya harus   hidup dengan tipu daya dan rasa bersalah (42:21 dan seterusnya):   ‘Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita... Itulah   sebabnya kesesakan ini menimpa kita’ (Ay.21). ‘Hati mereka menjadi tawar (Ay.28),   tetapi dengan  bibir mereka, mereka   berkata, ‘kami orang jujur’ (Ay.31).

Mimpi Yusuf akhirnya tergenapi. Selama melewati   semuanya itu, dia tetap beriman kepada  Allah. Buruk di awal, tetapi  indah pada akhirnya.

Jangan pernah lepaskan impian yang Tuhan berikan.   Meskipun yang Anda temukan di awal adalah  dari keterpurukan seperti Yusuf, pada   akhirnya Anda  akan mencapai kemuliaan.   Seperti yang Joyce Meyer tuliskan, ‘Tidak peduli dari mana Anda memulainya,   selalu ada akhir yang besar untuk Anda... Walaupun Anda kini sedang terpuruk,   Tuhan dapat mengangkat dan memampukan Anda untuk melakukan perkara-perkara   yang ajaib!’

Tuhan, tuntunlah aku kepada hidup yang berintegritas.   Biarlah bibir dan hatiku menyatu. Biarlah aku dapat berbicara kepada-Mu   dengan ketulusan dari hatiku yang terdalam. Terimakasih karena Engkau   mendengar seruan hatiku. 

 


Pippa Menambahkan 

Tinggi Rendahnya   Iman

Petrus mengawali dengan penuh iman ketika berjalan di   atas air, tetapi  kemudian menjadi takut   ketika dia menatap gelombang.

Yusuf mengawali sebagai tahanan yang kemudian menjadi   penguasa suatu negara yang terbesar di zamannya.

Yusuf telah siap dianugerahi kuasa. Dia menyelamatkan   ribuan nyawa dari bahaya kelaparan dan menyelamatkan ekonomi dari keruntuhan.   Kita butuh banyak orang untuk bangkit seperti Yusuf, yang takut akan Allah,   yang memiliki wahyu nubuatan, yang adalah pemimpin-pemimpin besar dengan   kemampuan untuk menjalankan rencana penyelamatan.

 

Ayat Hari Ini: 

‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut’ (Matius 14:27)


Notes:

Joyce Meyer, Everyday Life Bible, (Faithwords, 2013) p.72

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group. 

Day 20Day 22

About this Plan

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.

More