Jalan KeselamatanSampel
KORBAN TERMULIA
Bagaimana perasaan Anda seandainya Anda menyaksikan Shamila yang sedang membiarkan dirinya dicambuki, agar si pencuri yang seharusnya menanggung hukuman itu terbebas dari siksaannya? Dan, bagaimana pula jika Andalah si penjahat yang telah menyebabkan sekujur tubuh Orang yang mengasihi Anda babak belur dan berdarah-darah, karena menggantikan Anda menanggung akibat kejahatan Anda?
Yang terakhir ini bukan sekadar adegan dalam film atau cerita, tetapi benar-benar kisah nyata. Oleh karena dosa setiap kitalah, Yesus digiring ke bukit Kalvari. Untuk menggantikan kita menanggung hukuman dosa itulah, Yesus membiarkan diri-Nya disiksa dan “dikorbankan” di kayu salib Golgota. Sangat ngeri secara fisik, dan tak kalah miris secara batin. Apalagi, di saat Dia sedang terpuruk dan menjadi sangat buruk oleh segala tikaman dosa kita—sebagaimana ditulis Nabi Yesaya, Dia pun ditinggalkan oleh Bapa-Nya yang mahakudus, yang membuat-Nya berseru pilu: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Yah, karena Tuhan sangat membenci dosa, Dia tidak mungkin berkompromi dengan dosa.
Namun, karena Tuhan sangat mengasihi orang berdosa, Dia tidak rela manusia binasa di dalam dosa. Tuhan mau, manusia diselamatkan dari kematian kekal, dan kembali hidup mencerminkan dan memuliakan Dia. Tuhan tahu, tidak ada yang dapat ditempuh manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan untuk berkenan kepada-Nya. Karena itu, Tuhan sendiri yang mengaruniakan Yesus, Anak-Nya itu, untuk menjadi korban penebus dosa (camkan Yohanes 3:16).
Penebus semua manusia yang sudah kehilangan kemuliaan Allah setidaknya perlu memenuhi tiga persyaratan berikut ini:
Pertama, ia harus manusia, karena yang berdosa dan harus menanggung hukuman adalah manusia. Persembahan hewan sebagai korban penebus dosa hanyalah lambang dari penebusan yang sesungguhnya. Manusia tidak bisa digantikan dengan hewan atau yang lainnya. Hanya manusia yang dapat menggantikan manusia dalam menanggung hukuman dosa.
Kedua, ia harus tidak berdosa. Sesama orang berdosa tidak dapat menggantikan dan menanggung hukuman dosa orang lain. Karena ia sendiri memiliki beban dosa yang harus dipikul. Hanya manusia yang tidak berdosa, yang bebas dari hukuman dosa, yang dapat menanggung hukuman dosa orang lain.
Ketiga, ia harus pribadi yang nilainya minimal setara dengan semua manusia di dunia. Satu manusia yang tidak berdosa, jika ada, dapat menggantikan dan menanggung hukuman dosa satu orang. Namun, untuk menggantikan semua manusia berdosa, hanya Tuhan yang dapat melakukannya.
Yesus memenuhi semua persyaratan itu. Dia adalah Tuhan (Roma 10:9). Dia telah menjadi manusia (Yohanes 1:14), dan Dia hidup tanpa dosa (Ibrani 4:15). Dan Dia rela dibuat berdosa dan memikul hukuman dosa sampai mati di salib, agar manusia dapat dibenarkan oleh Allah (2 Korintus 5:21).
Dialah korban termulia itu, yang memungkinkan kita diselamatkan dari dosa, maut dan Iblis, dan untuk kembali hidup memuliakan Allah. Dia layak berkata. “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Perenungan dan Penerapan:
- Mengapa hanya Yesus yang dapat mengorbankan diri-Nya untuk menjadi Penebus dosa dan Penyelamat saya?
- Apakah saya sungguh percaya bahwa hanya Yesus yang dapat membawa saya kepada Bapa dan kemuliaan-Nya?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Manusia diciptakan mulia, untuk mencerminkan dan memuliakan Tuhan yang mahamulia. Namun, manusia kemudian memilih jalannya sendiri, memberontak melawan Tuhan, kehilangan kemuliaan-Nya, dan menerima hukuman kekal. Karenanya, semua manusia memerlukan jalan untuk selamat dari kematian kekal itu, dan untuk kembali hidup mencerminkan dan memuliakan Tuhan. Apa yang Alkitab katakan mengenai kabar baik keselamatan ini?
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kambium yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.kambium.or.id/