Jalan KeselamatanSampel

Jalan Keselamatan

HARI KE 2 DARI 7

RANCANGAN TERINDAH

Saat kita membuka mata dan terbangun di pagi hari, apa yang pertama-tama tebersit di hati dan pikiran kita? Sebagian orang mungkin langsung teringat pada setumpuk tugas-tugas yang antre untuk dikerjakan. Yang lain mungkin merasa kembali didera oleh persoalan atau konflik yang belum selesai. Tentu, ada juga yang bersyukur dan berterima kasih atas hari baru, atas hal-hal indah yang sedang dialaminya dalam hidup. Atau, masih banyak lagi ingatan atau perasaan lain yang bisa muncul di pagi hari.

Namun, pernahkah kita bangun pagi dengan perasaan syukur karena menjadi manusia? Manusia yang diciptakan Tuhan untuk memenuhi bumi dengan kemuliaan-Nya?

Kitab Suci kita pertama-tama bertutur tentang Tuhan yang menciptakan alam semesta dan segala isinya. Kisah kejadian langit dan bumi ini kemudian disempurnakan oleh Tuhan dengan menciptakan manusia sebagai karya agung-Nya.

Yah, kita ada bukan secara kebetulan. Mazmur 100:3 menyatakan, ada Tuhan yang mahamulia dan mahakudus, yang menjadikan kita. Dialah Tuhan Allah yang memiliki kita, dan berdaulat penuh atas hidup kita.

Kita tidak diciptakan begitu saja. Sebagai karya agung-Nya, Tuhan menciptakan kita dengan suatu tujuan dan rancangan. Rancangan terindah. Tidak seperti makhluk Tuhan lainnya, kita manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, sebagaimana yang kita baca di Kejadian 1:27.

Artinya? Manusia adalah satu-satunya ciptaan yang paling menyerupai Penciptanya. Kita manusia memiliki roh yang kekal. Dengan napas hidup, atau roh, yang diembuskan oleh Tuhan sendiri, Tuhan mau manusia yang memiliki sifat rohani ini berhubungan akrab dengan Dia. Kejadian 3:8 menyiratkan bahwa, Tuhan suka berjalan-jalan di taman Eden pada waktu hari sejuk, untuk bercengkerama dengan manusia. Manusia pertama yang kudus ini dapat leluasa berhubungan dan bergaul erat dengan Tuhan yang kudus.

Manusia juga mewarisi sifat-sifat dan karakter Tuhan. Kemiripan dengan Tuhan ini memang sengaja ditaruh Tuhan di dalam diri manusia agar manusia mencerminkan Dia.

Kita tahu, sebuah cermin akan memantulkan cahaya yang diterimanya sehingga bayangan dari sumber cahaya itu akan terpancar pada cermin itu. Itulah rancangan dan tujuan hidup kita: untuk mencerminkan dan memancarkan kemuliaan-Nya.

Kita dirancang agar keindahan sifat dan karakter Tuhan tercermin dan terpancar pada hidup kita. Tuhan mau sifat-Nya yang suka berelasi, mengasihi, memberi yang terbaik, adil, suci, dan seterusnya, menjadi nyata di dalam dan melalui kita.

Sebagaimana firman Tuhan di Yesaya 43:7, “Semua orang ... (yang Kubentuk dan Kujadikan) .... Kuciptakan untuk kemuliaanKu (untuk menyatakan kemuliaan-Ku).”

Bukankah ini merupakan rancangan Tuhan yang terindah bagi hidup manusia? Katekismus Westminster menegaskan: “Tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmatiNya selamanya.” Dengan hidup memuliakan Tuhan, kita pun akan menikmati kepenuhan hidup kita karena kita dapat menggenapi rancangan-Nya yang terindah bagi hidup kita manusia.

Perenungan dan Penerapan:

  1. Apakah alasan atau tujuan hidup saya selama ini sudah sesuai dengan rancangan Tuhan semula? Mengapa?
  2. Apa rencana tindakan saya selanjutnya setelah menghayati rancangan Tuhan yang terindah atas hidup saya?

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Jalan Keselamatan

Manusia diciptakan mulia, untuk mencerminkan dan memuliakan Tuhan yang mahamulia. Namun, manusia kemudian memilih jalannya sendiri, memberontak melawan Tuhan, kehilangan kemuliaan-Nya, dan menerima hukuman kekal. Karenanya, semua manusia memerlukan jalan untuk selamat dari kematian kekal itu, dan untuk kembali hidup mencerminkan dan memuliakan Tuhan. Apa yang Alkitab katakan mengenai kabar baik keselamatan ini?

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kambium yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.kambium.or.id/