Jalan KeselamatanSampel
SOLUSI TERAGUNG
Sebuah solusi atau pemecahan masalah yang mencengangkan sekaligus mengharukan kita rasakan dalam kisah berikut ini.
“Shamila adalah seorang pemimpin pejuang yang adil dan bijaksana. Ia disegani dan dihormati oleh banyak orang.
Suatu hari, ia mendapat laporan tentang adanya pencurian makanan. Makanan sangat penting pada masa perjuangan, apalagi bagi para pejuang. Mengganggu makanan mereka berarti mengancam kekuatan mereka.
Shamila marah dan langsung mengeluarkan perintah untuk menangkap pencuri itu. Siapa pun yang kedapatan sebagai pencuri akan dihukum cambuk 50 kali di muka umum.
Pencarian pun segera dilakukan. Pencurinya langsung tertangkap. Ternyata, pencuri itu adalah ibu Shamila sendiri.
Shamila benar-benar menghadapi dilema. Di satu sisi, ia tentu saja mengasihi ibunya, dan tak ingin ibunya dihukum. Ibunya bisa mati dicambuk sebanyak itu. Di sisi lain, sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana, ia tentu harus menegakkan hukum, dan perintahnya harus tetap dilaksanakan. Bagaimana ia menangani masalah ini?
Pada detik-detik yang menegangkan itu, tampak Shamila mulai melepas pakaiannya. Ia kemudian menyuruh para algojo untuk mencambuki tubuhnya yang tanpa baju itu, sebagai ganti ibunya. Dengan mengorbankan dirinya sendiri, Shamila telah menegakkan keadilan, sekaligus menunjukkan kasihnya yang besar kepada ibunya.”
Pernahkah kita merenungkan bahwa dosa tidak hanya membawa akibat yang mengerikan bagi manusia, tetapi juga menghadapkan Tuhan pada tuntutan kasih dan keadilan-Nya sendiri, karena Dia tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri?
Di satu sisi, Tuhan itu mahakasih. Di Yeremia 31:3, Dia berfirman, “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal.” Yang Mahakasih seperti ini tidak mungkin membiarkan manusia yang dikasihi-Nya binasa. Kekekalan kasih-Nya membuat Tuhan tidak dapat berhenti mengasihi manusia, meskipun manusia sudah berdosa dan menentang-Nya.
Di sisi lain, Tuhan itu mahaadil. Keadilan-Nya yang tidak tertandingi, tidak sekali-kali akan membebaskan orang bersalah dari hukuman (Keluaran 34:7b). Jika Dia tidak menghukum yang bersalah, Dia bukanlah Tuhan yang adil. Kebenaran dan ke - bijaksanaan-Nya akan dipertanyakan. Dia akan dituntut oleh peri keadilan-Nya sendiri. Kemaha-kudusan-Nya tidak dapat tidak akan melampiaskan murka kekal terhadap kejahatan yang menentang kemuliaan-Nya.
Inilah situasi yang tampaknya membuat Tuhan seakan-akan menghadapi dilema. Namun, Tuhan bukanlah Tuhan yang dapat tersudut atau disudutkan. Lihatlah, betapa mengherankan dan mengharukan cara Tuhan menyelesaikan masalah itu. Kisah Shamila hanyalah sedikit gambaran dari tindakan Tuhan itu. Tuhan yang mengorbankan diri-Nya begitu rupa, seperti nubuat nabi Yesaya yang tadi kita baca.
Lewat tindakan pengorbanan itu, Tuhan yang mahaadil tetap menegakkan keadilan-Nya—dengan tetap menghukum kesalahan, dan sekaligus menunjukkan sifat mahakasih-Nya—dengan menggantikan yang bersalah menanggung hukuman yang tak dapat ditanggungnya.
Perenungan dan Penerapan:
- Apa arti solusi salib yang menyatakan kasih dan sekaligus keadilan Tuhan bagi saya pribadi?
- Apa yang akan berubah pada diri saya setelah saya menghayati kasih dan keadilan Tuhan yang teragung ini?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Manusia diciptakan mulia, untuk mencerminkan dan memuliakan Tuhan yang mahamulia. Namun, manusia kemudian memilih jalannya sendiri, memberontak melawan Tuhan, kehilangan kemuliaan-Nya, dan menerima hukuman kekal. Karenanya, semua manusia memerlukan jalan untuk selamat dari kematian kekal itu, dan untuk kembali hidup mencerminkan dan memuliakan Tuhan. Apa yang Alkitab katakan mengenai kabar baik keselamatan ini?
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kambium yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.kambium.or.id/