Jalan KeselamatanSampel
USAHA TERSIA-SIA
Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Demikian bunyi pepatah yang sering kita dengar. Namun, benarkah pepatah ini juga berlaku dalam usaha-usaha manusia untuk kembali kepada Tuhan dan hakikatnya semula?
Banyak orang menganggap, jika mereka berbuat baik dan tidak berbuat jahat, mereka akan diterima oleh Tuhan. Jika mereka banyak berkorban atau beramal, jalan ke surga akan terbuka bagi mereka. Benarkah demikian?
Dapatkah ciptaan yang berdosa dan terhilang menemukan sendiri Penciptanya yang mahakudus? Dapatkah amal, korban persembahan, moralitas, perbuatan baik, atau bahkan agama, membuat manusia kembali ke rancangannya semula? Sebagai makhluk yang diciptakan untuk memancarkan kemuliaan Tuhan, masih adakah yang berkenan di mata Tuhan, setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan-Nya?
Roma 1:21-23, bagian firman Tuhan yang kita baca, menandaskan dengan jelas kesia-siaan hidup dan usaha manusia berdosa di hadapan Tuhan. “Sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah ... pikiran mereka menjadi sia-sia, dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi ... bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah ... dengan gambaran yang mirip manusia ... burung ... binatang ....”
Sekalipun manusia berusaha mencari dan menyembah Tuhan, semua usaha manusia, yang sudah dicemari dosa, hanya akan mengantar ke arah yang salah. Cara mereka menyembah Tuhan sama sekali tidak berkenan kepada-Nya. Tuhan Allah bahkan mengecam tindakan mereka yang sudah menyamakan diri-Nya dengan sesembahan lain. Manusia menggantikan Tuhan dan menukar kemuliaan-Nya dengan ilah buatan sendiri. Dosa yang kian menyakitkan hati Tuhan.
Sesungguhnya, mustahil manusia dapat kembali kepada Tuhan dengan usahanya sendiri. Jalan manusia berdosa sudah jelas berlawanan arah, dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sekalipun manusia berbuat baik, “kebaikan” itu pun keluar dari keberdosaan manusia, yang tidak mungkin memenuhi standar kekudusan Tuhan.
Lagipula, jurang yang terbentang di antara manusia berdosa dan Tuhan mahakudus begitu dalam dan lebar, dan tak terseberangi. Usaha manusia tak ubahnya seperti atlet pelompat jauh yang hendak menyeberangi jurang di antara dua gunung dengan melompat. Sekalipun mereka sangat mahir dan terampil, dan mereka terus-menerus berlatih untuk meningkatkan daya jangkau lompatan, mereka tidak akan pernah dapat mewujudkan obsesi itu. Mengapa? Karena, jarak di antara dua gunung itu terlalu jauh dipisahkan oleh jurang yang menganga di bawahnya. Seberapa keras pun mereka berusaha, mereka satu per satu hanya akan berakhir di dalam jurang.
Demikian jugalah sia-sianya segala usaha manusia berdosa untuk menyeberangi jurang dosa. Tak seorang pun dapat melakukannya. Dalam keberdosaan dan keterhilangan, segala usaha manusia untuk selamat, untuk kembali kepada Tuhan dan rancangan-Nya, hanya akan menemui jalan buntu.
Perenungan dan Penerapan:
- Apakah selama ini saya sudah berupaya mencari dan berkenan kepada Tuhan? Dengan cara apa sajakah?
- Mengapa semua usaha keras dan baik dari manusia sendiri untuk “mencapai” Allah hanya akan menemui jalan buntu?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Manusia diciptakan mulia, untuk mencerminkan dan memuliakan Tuhan yang mahamulia. Namun, manusia kemudian memilih jalannya sendiri, memberontak melawan Tuhan, kehilangan kemuliaan-Nya, dan menerima hukuman kekal. Karenanya, semua manusia memerlukan jalan untuk selamat dari kematian kekal itu, dan untuk kembali hidup mencerminkan dan memuliakan Tuhan. Apa yang Alkitab katakan mengenai kabar baik keselamatan ini?
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kambium yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.kambium.or.id/