Keluarga adalah Tempat Untuk MemuridkanSampel
Hari ke-3 – Pilar ke-1: Kasih Tanpa Syarat
“Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lalai memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang tanpa diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” (Ibrani 13:1-2)
"Kasih persaudaraan" (Yunani: "philadelphia") dalam bahasa aslinya merujuk pada kasih yang tulus dan mendalam di antara saudara seiman. Ayat ini menekankan pentingnya saling mengasihi, untuk saling menguatkan, dan mendukung satu sama lain dalam komunitas iman, karena konteks penulisan surat Ibrani ditujukan kepada orang Kristen yang hidup di antara komunitas orang yang tidak percaya kepada Kristus, bahkan mereka yang mengalami aniaya.
Kasih persaudaraan yang dimaksud di sini bukanlah kasih bersyarat atau transaksional seperti yang sering terlihat di sekeliling kita. Ini adalah kasih tanpa syarat yang tidak bergantung pada balasan atau keuntungan pribadi. Inilah yang seharusnya menjadi ciri khas keluarga Kristen.
Kasih persaudaraan yang tulus dan tanpa syarat adalah pondasi yang kokoh bagi keluarga. Kasih ini menciptakan suasana aman dan nyaman bagi setiap anggota keluarga untuk bertumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak merasa dicintai tanpa syarat, mereka akan memiliki harga diri yang sehat dan kepercayaan diri yang kuat. Adanya praktik kasih tanpa syarat, juga mengajarkan kepada anak-anak untuk memiliki empati, mengasihi orang lain dengan tulus dan tanpa pamrih.
Kasih persaudaraan yang tulus dan tanpa syarat, merupakan pondasi yang kokoh bagi keluarga. Kasih ini menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi setiap anggota keluarga untuk berkembang. Anak-anak yang merasa dicintai tanpa syarat akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang kuat. Selain itu, praktik kasih tanpa syarat mengajarkan anak-anak untuk mengalami empati dan mengasihi orang lain secara tanpa pamrih.
Penting untuk diingat bahwa kasih tanpa syarat bukan berarti tanpa pendisiplinan. Pengasuhan anak memerlukan disiplin yang sehat dan konsisten, yang dilandasi oleh kasih. Kita mendisiplinkan anak-anak bukan karena marah atau memberi mereka hukuman yang emosional, tetapi karena kita mengasihi mereka dan ingin mereka tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab, berintegritas, serta memuliakan TUHAN.
Berikut beberapa langkah praktis untuk menanamkan dan mengembangkan kasih tanpa syarat dalam keluarga:
1) Ungkapkan kasih secara verbal dan non-verbal. Misalnya dengan mengatakan "Aku sayang kamu" kepada pasangan dan anak-anak setiap hari. Tunjukkan kasih sayang melalui pelukan, ciuman, dan sentuhan fisik lainnya. Pahami bahasa kasih Anda, pasangan, dan anak-anak, lalu ekspresikan kasih sesuai dengan bahasa kasih mereka.
2) Jadwalkan waktu khusus untuk berinteraksi secara langsung. Luangkan waktu untuk bersama pasangan dan anak-anak tanpa gangguan gadget atau pekerjaan. Saat berlibur, fokuslah sepenuhnya untuk menikmati waktu bersama keluarga, bukan mengurus pekerjaan ataupun rapat.
3) Dengarkan dengan penuh perhatian. Dengarkan pasangan atau anak-anak Anda tanpa menghakimi atau menyela. Berikan perhatian penuh, dan jangan terburu-buru merespons. Ini membuat mereka merasa sangat dihargai dan penting bagi Anda.
4) Maafkan tanpa syarat. Saat terjadi kesalahan atau konflik, maafkan pasangan atau anak-anak tanpa menyimpan dendam atau mengungkit kesalahan masa lalu. Jika kesalahan sering terulang, diskusikan secara mendalam langkah-langkah untuk mengatasi dan mencegahnya di masa depan.
Penutup
Dalam membangun keluarga Kristen yang sehat dan langgeng, kasih tanpa syarat dan disiplin yang dilandasi kasih adalah dua komponen yang penting. Keduanya saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Ketika kasih tanpa syarat menjadi landasan dan disiplin yang bijaksana dioptimalkan dalam menjalani hidup berkeluarga, keluarga akan berkembang dalam kasih, ketaatan, dan hikmat Tuhan. Anak-anak yang dibesarkan dengan kasih tanpa syarat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang prinsip kasih tanpa syarat yang diberikan Tuhan kepada setiap anak-Nya.
Pertanyaan untuk Refleksi Diri
1. Sudahkah saya menunjukkan kasih tanpa syarat kepada anggota keluarga saya?
2. Bagaimana saya dapat lebih baik lagi dalam memberikan disiplin yang membangun dan penuh kasih kepada anak-anak saya?
3. Apa yang membuat saya sulit untuk mengasihi keluarga saya dengan kasih tanpa syarat?
"Di manakah kita dapat mengalami dan merasakan kasih Allah yang tanpa syarat?
Di dalam keluarga, sekalipun keluarga yang tidak sempurna dan penuh dengan kekurangan sekalipun..!”
(Anonimus)
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan gereja, sesungguhnya dapat menjadi tempat pemuridan yang paling efektif. Kehidupan sehari-hari dalam keluarga memberikan banyak waktu untuk bersama, berinteraksi, dan saling memengaruhi. Anak-anak bisa belajar tentang Tuhan dan firman-Nya tidak hanya melalui pengajaran formal baik di sekolah maupun di Gereja, tetapi juga melalui keteladanan orangtua dan anggota keluarga lainnya.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Himawan Hadirahardja yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.instagram.com/himawanhadirahardja