Keluarga adalah Tempat Untuk MemuridkanSampel
Hari ke-2 – Pondasi: Iman yang Kokoh dan Tak Mudah Digoncangkan
“Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”
(Ibrani 13:6,8)
Ayat-ayat dalam Ibrani 13:6 dan 8 menekankan pentingnya memiliki iman yang kuat sebagai dasar keluarga. Dalam bahasa Yunani, kata "pistis" tidak hanya berarti kepercayaan intelektual, tetapi juga mencakup keyakinan yang diwujudkan dalam tindakan dan penyerahan penuh kepada Allah. Iman yang kokoh tidak akan terpengaruh oleh situasi atau tantangan hidup. Iman seperti ini didasarkan pada keyakinan terhadap sifat Allah yang tak berubah, janji-janji-Nya yang kuat, serta kepercayaan pada karya keselamatan Yesus Kristus yang telah diselesaikan di kayu salib.
Iman yang tidak tergoyahkan hanya bisa ditemukan dalam Yesus Kristus, sesuai dengan firman Tuhan yang menyatakan bahwa keselamatan diperoleh melalui iman kepada-Nya (Efesus 2:8-9). Pengorbanan Kristus di kayu salib merupakan satu-satunya dasar untuk pengampunan dosa dan pemulihan hubungan dengan Allah, sejak manusia jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, hanya iman kepada Yesus Kristus yang memberikan kepastian keselamatan dan harapan abadi, serta menjadi dasar iman yang kokoh dan tak mudah digoyahkan.
Iman yang teguh adalah pondasi yang penting bagi pernikahan dan keluarga. Iman kepada Tuhan memberi kita kekuatan dan pengharapan yang diperlukan untuk menghadapi badai kehidupan, seperti masalah keuangan, penyakit, atau konflik yang berkepanjangan. Keluarga yang memiliki iman teguh akan memiliki tujuan hidup yang jelas, yaitu memuliakan Tuhan (Roma 11:36) dan menjadi berkat bagi sesama (Galatia 6:2).
Apa indikasi bahwa keluarga tidak dibangun di atas iman yang kokoh?
1) Prioritas yang salah. Ketika kesenangan dunia, harta, atau pencapaian pribadi menjadi lebih penting daripada hubungan dengan Tuhan, hal ini menunjukkan bahwa keluarga tersebut tidak dibangun di atas pondasi iman yang kuat.
2) Kurangnya berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Keluarga yang jarang berdoa bersama, dan/atau membaca Alkitab, akan kehilangan tujuan hidup. Saat masalah muncul, mereka mungkin melakukan atau mengatakan hal-hal yang merusak kerukunan. Konflik antara suami dan istri dapat menyebabkan munculnya perkataan dan keputusan yang disesali kemudian.
3) Mudah berputus asa dan mengeluh. Keluarga yang tidak memiliki iman kuat cenderung mudah putus asa, menyalahkan orang lain atau situasi, dan sering mengeluh saat menghadapi masalah. Beberapa bahkan membuat keputusan fatal seperti perceraian atau bahkan bunuh diri.
4) Konflik yang tak kunjung selesai dengan tuntas. Ketidakmampuan untuk memaafkan dan kepahitan yang terpendam, mengindikasikan bahwa keluarga tersebut tidak mengandalkan Tuhan sebagai sumber hikmat, kekuatan, dan pemulihan.
Lalu kemudian, mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana langkah-langkah praktis untuk membangun iman yang kokoh dan tak terguncangkan?
1) Berdoa bersama secara teratur. Sisihkan, BUKAN sisakan, waktu khusus untuk berdoa bersama keluarga. Saling mendoakan satu sama lain, kebutuhan keluarga, dan orang-orang terdekat. Panjang atau pendeknya doa, maupun kata-katanya, bukan yang terpenting. Doa yang singkat namun tulus dan berlandaskan iman, lebih baik daripada doa yang panjang namun terkesan hafalan. Yang penting, dilakukan dengan konsisten dan sepenuh hati.
2) Membaca dan merenungkan firman Tuhan bersama. Dengan membaca dan merenungkan firman Tuhan secara teratur, suami-istri dan seluruh keluarga akan semakin mengenal Allah, memahami tujuan-Nya dalam pernikahan dan keluarga, serta menyadari bahwa iman yang kokoh diperoleh melalui percaya kepada Yesus Kristus, bukan perbuatan kita. Diskusikan ayat-ayat yang dibaca, dan dorong anggota keluarga untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Beribadah bersama dan tertanam dalam komunitas sehat. Mengikuti ibadah di gereja secara rutin, terlibat dalam pelayanan, dan berada dalam persekutuan dengan orang percaya lainnya, merupakan hal yang penting untuk membangun iman yang kokoh. Terhubung dengan sesama orang percaya dalam sebuah komunitas memungkinkan untuk saling mendukung, mendoakan, menguatkan, dan bertumbuh bersama dalam segala hal menuju Kristus sebagai Kepala (Efesus 4:15-16). Bukankah hal ini menjadi esensi kehidupan jemaat mula-mula di dalam Kisah Para Rasul?
Penutup
Bisa kita simpulkan hari ini, bahwa iman yang kokoh kepada Allah melalui Yesus Kristus adalah pondasi yang sangat penting bagi pernikahan dan keluarga Kristen. Iman seperti ini memberikan kekuatan, pengharapan, dan tujuan hidup yang jelas. Keluarga yang dibangun di atas iman yang kokoh akan mampu menghadapi segala tantangan, dan menjadi kesaksian yang hidup bagi kemuliaan nama TUHAN. Dan keluarga adalah tempat terbaik untuk memuridkan anak-anak, agar sejak di usia dini mereka sudah dibimbing untuk membangun pondasi iman yang kokoh.
Pertanyaan untuk Refleksi Diri:
1. Apakah saya sudah membangun pernikahan dan keluarga saya dengan menjadikan iman kepada Allah melalui Yesus Kristus sebagai pondasi yang kokoh dalam keluarga saya?
2. Sudahkah saya menjadikan doa, membaca dan merenungkan firman TUHAN, serta ibadah sebagai prioritas dalam keluarga saya?
3. Apa yang harus saya perbaiki atau tingkatkan, agar dapat memperkuat iman keluarga saya agar tidak mudah digoyahkan oleh tantangan hidup?
"Bukanlah kekuatan iman Anda yang menyelamatkan Anda, melainkan objek dari iman Anda."
(Timothy Keller)
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan gereja, sesungguhnya dapat menjadi tempat pemuridan yang paling efektif. Kehidupan sehari-hari dalam keluarga memberikan banyak waktu untuk bersama, berinteraksi, dan saling memengaruhi. Anak-anak bisa belajar tentang Tuhan dan firman-Nya tidak hanya melalui pengajaran formal baik di sekolah maupun di Gereja, tetapi juga melalui keteladanan orangtua dan anggota keluarga lainnya.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Himawan Hadirahardja yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.instagram.com/himawanhadirahardja