Keluarga adalah Tempat Untuk MemuridkanSampel
Hari Pertama – Mengapa Perlu Merenungkan Hal Ini?
Surat Ibrani, terlepas dari fakta adanya perdebatan tentang siapa penulis yang sebenarnya, ditujukan kepada orang Kristen yang mengalami penganiayaan dan juga godaan untuk meninggalkan iman mereka, karena mereka hidup di tengah-tengah komunitas yang prinsip dan nilai hidupnya tidak selalu sejalan dengan iman mereka. Tujuan penulisan surat ini adalah untuk menguatkan iman mereka dengan menunjukkan berbagai bukti dan pengajaran, bahwa iman Kristen memberikan pengharapan dan kekuatan di tengah penderitaan.
Karena itulah penulis menyusun renungan ini berdasarkan salah satu pasal di dalam kitab Ibrani tersebut, sebagai tuntunan bagi setiap keluarga Kristen yang hidup di tengah-tengah komunitas yang tidak memiliki prinsip atau nilai yang sama, atau bagi keluarga Kristen yang hidup di tengah komunitas Kristen yang tidak selalu menampakkan perkataan, perbuatan dan pemikiran yang sejalan dengan iman mereka.
Diharapkan dengan menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dengan firman TUHAN, keluarga Kristen tidak hanya menjadi tempat pemuridan yang efektif, tapi juga sekaligus bisa menjadi garam dan terang di tengah-tengah komunitas yang memerlukan panutan.
Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan gereja, sesungguhnya dapat menjadi tempat pemuridan yang paling efektif. Kehidupan sehari-hari dalam keluarga memberikan banyak waktu untuk bersama, berinteraksi, dan saling mempengaruhi. Keterbukaan dan kepercayaan yang dibangun di dalam keluarga menjadi tempat terjadinya komunikasi yang jujur dan mendalam tentang iman, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip kehidupan. Anak-anak bisa belajar tentang Tuhan dan firman-Nya tidak hanya melalui pengajaran formal baik di sekolah maupun di Gereja, tetapi juga melalui keteladanan orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Membangun keluarga sebagai tempat pemuridan, bisa diibaratkan seperti membangun sebuah rumah, di mana dibutuhkan:
- Pondasi/Dasar yang kokoh. Dalam hal ini adalah Iman yang berpusat kepada Tuhan dan firman-Nya sebagai pegangan hidup (Ibrani 13:6, 8). Tanpa pondasi yang kuat, rumah akan mudah goyah dan roboh diterpa badai atau guncangan sekecil apapun.
- Pilar ke-1, yaitu kasih yang diwujudkan dengan perbuatan (Ibrani 13:1-2). Kasih bisa menjadi perekat yang menyatukan anggota keluarga. Kasih yang tulus mendorong kita untuk saling melayani, dan memerhatikan kebutuhan satu sama lain; yang pada akhirnya menumbuhkan empati dan simpati yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat.
- Pilar 2, yaitu pengampunan tanpa syarat (Ibrani 13:3). Dalam relasi keluarga, kesalahan dan konflik tidak bisa dihindari. Pengampunan yang tulus adalah kunci penting untuk memulihkan hubungan yang retak dan menjaga keharmonisan keluarga.
- Pilar 3, yaitu kesetiaan pada pasangan (Ibrani 13:4). Kesetiaan dalam pernikahan adalah refleksi kesetiaan kita kepada TUHAN. Kesetiaan dalam pernikahan akan menjadi teladan bagi anak-anak yang nantinya akan berkeluarga, dan memberikan rasa aman bagi seluruh anggota keluarga.
- Pilar 4, yaitu pengelolaan keuangan keluarga (Ibrani 13:5). Keuangan sering menjadi sumber konflik dalam keluarga, bahkan termasuk 3 besar penyebab perceraian di Indonesia. Pengelolaan keuangan yang dilakukan dengan bijaksana berdasarkan prinsip firman TUHAN akan mengurangi terjadinya konflik yang tidak perlu, dan juga memberi pengajaran kepada anak-anak untuk menjadi pengelola yang cakap akan setiap berkat yang diperolah dari TUHAN.
- Atap dalam hal ini adalah rasa hormat kepada pemimpin (Ibrani 13:7). Menghormati pemimpin, baik pemimpin dalam keluarga, di dunia usaha, maupun gereja, adalah salah satu perintah Tuhan yang penting. Menghormati pemimpin, terlepas dari segala kerapuhan dan kelemahan mereka, adalah refleksi kita menghormati Allah yang berdaulat sepenuhnya dalam hidup kita.
Penutup
Mari bersama-sama kita merenungkan kebenaran ini, dan serta berkomitmen untuk membangun keluarga sebagai tempat untuk memuridkan. Selamat mengikuti renungan harian ini, agar Anda dapat menggali lebih dalam akan prinsip-prinsip firman TUHAN yang dapat memperkuat keluarga kita sebagai tempat pemuridan yang efektif, sebagaimana yang TUHAN kehendaki.
Pertanyaan untuk Refleksi Diri
1. Bagian mana (pondasi, pilar, atap) yang menurut saya perlu diperkuat dalam keluarga Anda?
2. Bagaimana saya dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam Ibrani 13:1-8 dalam kehidupan keluarga saya sehari-hari?
3. Apakah saya merasa bahwa keluarga saya sudah menjadi tempat pemuridan yang efektif?
4. Apa komitmen saya untuk menjadikan keluarga saya sebagai keluarga yang memuliakan TUHAN dan menjadi saksi bagi-NYA di komunitas di mana saya berada?
"Keluarga Anda adalah sarana dan lingkungan yang paling utama untuk pemuridan bagi anak Anda, dan tugas Anda adalah untuk memberikan yang terbaik untuk pemuridan dalam keluarga Anda."
(Matt Chandler & Adam Griffin, “Family Discipleship”)
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan gereja, sesungguhnya dapat menjadi tempat pemuridan yang paling efektif. Kehidupan sehari-hari dalam keluarga memberikan banyak waktu untuk bersama, berinteraksi, dan saling memengaruhi. Anak-anak bisa belajar tentang Tuhan dan firman-Nya tidak hanya melalui pengajaran formal baik di sekolah maupun di Gereja, tetapi juga melalui keteladanan orangtua dan anggota keluarga lainnya.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Himawan Hadirahardja yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.instagram.com/himawanhadirahardja