BRIGHTERSampel

Kasih Karunia dan Kebenaran

Saat mendaki gunung, banyak orang mendambakan momen ketika mereka sampai di puncak, di mana pandangan menjadi amat luas dan keindahan alam terpampang untuk dinikmati. Tapi seorang pendaki tidak bisa memilih hanya mau menikmati pemandangan saja atau hanya pendakian saja, karena keduanya tidak terpisahkan. Pemandangan dan pendakian datang dalam satu paket. 

Kasih karunia dan kebenaran pun demikian, karena Yesus datang membawa keduanya. Kasih karunia tanpa kebenaran akan membuat kita tidak menghargai hidup dan bertindak seenaknya. Sedangkan, kebenaran tanpa kasih karunia akan membuat kita kehilangan harapan. Keduanya tidak terpisahkan. Kita menerima kasih karunia bukan karena kita layak atau oleh usaha kita, tapi karena kebaikan dan kemurahan Tuhan. Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib; harga yang mahal Dia bayar untuk menebus dosa dan memberikan kehidupan bagi roh kita. Jika kita mengerti betapa berharga kasih karunia yang kita terima, kita akan bersyukur kepada Tuhan dan tidak rela menyia-nyiakan kehidupan. Rasa syukur itu bisa dinyatakan dengan hidup dalam kebenaran Tuhan. 

Alkitab menceritakan seorang wanita yang kedapatan berzinah dan dibawa oleh para ahli-ahli taurat serta orang-orang Farisi ke hadapan Yesus. Mereka melakukan ini karena ingin melihat respon Yesus dan mencari kesalahan-Nya. Tapi Yesus berkata bahwa jika ada dari mereka yang tidak berdosa, bisa menjadi yang pertama untuk melemparkan batu. Mereka pun pergi. Yesus sendiri tidak menghukum wanita itu, Dia mempersilakan wanita itu pergi tetapi menekankan untuk tidak berbuat dosa lagi. Kita butuh kasih karunia dan kebenaran dalam kehidupan kita pribadi dan juga dalam hubungan kita dengan sesama. Terapkan dan bagikan kebenaran, tetapi miliki kasih dalam melakukannya. 

Renungkan

Bersyukurlah akan kasih karunia yang memberikan kebebasan, dan kebenaran yang membuat hidup Anda lebih baik. Minta Tuhan menuntun Anda dalam mengaplikasikan kasih karunia dan kebenaran sehingga Anda dapat menuntun orang lain (dan bukan menuntut).