Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample
Bagaimana Menghindari Kesalahan Besar
James Cameron, sutradara film kapal Titanic, berkata, ‘Kapal Titanic adalah kiasan kehidupan. Kita semua berada di atas kapal Titanic.’
Ketika kapal Titanic mulai berlayar pada tahun 1912, kapal itu dianggap ‘tak bisa tenggelam’ karena dibangun menggunakan teknologi baru. Lambung kapal terbagi menjadi 16 ruang terpisah yang kedap air. Walau sampai 4 dari ruang-ruang ini bisa rusak atau bahkan dimasuki air, kapal masih tetap terapung.
Tragisnya, kapal Titanic tenggelam pada 15 April 1912 pukul 2.20 pagi, menyebabkan 1513 korban jiwa. Pada saat itu, diperkirakan 5 dari ruang-ruang kedap air telah pecah gara-gara tabrakan dengan gunung es.
Namun, pada 1 September 1985, ketika bangkai kapal Titanic ditemukan di dasar samudera dalam posisi tegak, tidak ada tanda-tanda kerusakan pada lambungnya seperti anggapan sebelumnya. Yang ditemukan adalah kerusakan pada satu ruang berdampak pada yang lainnya.
Banyak orang membuat kesalahan besar. Mereka pikir mereka bisa membagi hidup mereka menjadi ‘ruang-ruang’ yang berbeda dan mengganggap perbuatan mereka tidak akan berpengaruh pada yang lain. Bagaimanapun, seperti kata Rick Warren (yang memiliki kisah ilustrasi ini), ‘Hidup berintegritas bukanlah hidup yang terbagi menjadi ruang-ruang.’
Daud berdoa agar hatinya bulat (Mazmur 86:11). Dia menuntun umat dengan ‘ketulusan hati’ (78:72). Yesus adalah Pribadi yang berintegritas (Matius 22:16; Markus 12:14). Bagaimana kita bisa menghidari kesalahan besar dan hidup berintegritas?
Amsal 9:13–18
Integritas dalam hubungan
Tidak mudah untuk hidup berintegritas dalam hubungan. Godaan merajalela dan bujukan begitu kuatnya: ‘Perempuan bebal cerewet’ (Ay.13a), ‘diundangnya dengan kata-kata’ (Ay.15a), ‘singgahlah ke mari’ (Ay.16a). Dia berkata, ‘Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya’ (Ay.17).
Bagaimanapun, ini adalah tipu daya. Bagaimana bisa air ‘curian’ itu manis atau roti yang dimakan ‘dengan sembunyi-sembunyi’ enak? Faktanya, ketidaksetiaan menuntun ada kematian roh: ‘Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati’ (Ay.18).
Rasul Paulus menuliskan jika Anda mengarahkan pikiran Anda pada keinginan sifat dosa Anda, Anda dituntun pada maut, ‘Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera’ (Roma 8:6).
TUHAN, oleh Roh-Mu, bantu aku untuk hidup berintegritas, menyingkirkan dosa tersembunyi dan hidup yang tulus dan setia.
Perjanjian Baru
Lukas 16:1–18
Integritas dengan uang
Yesus berbicara perihal uang lebih banyak daripada subjek lain (termasuk doa dan sorga). 12 dari 38 perumpamaan tentang uang atau kekayaan. Seperti kata Billy Graham, ‘Jika seseorang bersikap benar terhadap uang, sikapnya juga akan benar pada hampir setiap aspek hidupnya.’
Dalam renungan hari ini, Yesus mengajarkan kita bagaimana memiliki pandangan yang benar soal uang. Dia mengawalinya dengan perumpamaan yang agak berbeda mengenai bendahara yang tak jujur, yang dipuji karena kecerdikannya.
1. Uang sebagai alat
Orang-orang di dunia ini sering lebih masuk akal, pemikir, hati-hati dan bijak dibanding umat Allah dalam pemahaman bahwa uang adalah alat. Bendahara yang tak jujur itu dipuji karena kecerdikannya dalam melihat ini. Kenyataannya yaitu uang bisa menjadi alat bagi keuntungan kekal. ‘Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi’ (Ay.9).
Yesus mengajarkan keajaiban dengan bersama dengan-Nya dalam kekekalan dalam perumpamaan perjamuan besar (14:15-24) dan anak yang hilang (15:11-32). Di sini, kita diingatkan bahwa penggunaan uang di bumi bisa memiliki dampak kekal. Salah satu perhatian utama Yesus adalah melihat kabar baik kerajaan Allah diberitakan (16:16). Uang Anda bisa dipakai untuk menyaksikan pemerintahan Allah yang datang atas kehidupan manusia, dengan dampak yang kekal.
2. Uang sebagai ujian
Yesus tidak memuji bendahara yang tidak jujur itu atas ketidakjujurannya. Malah, sebaliknya. Dia berkata, ‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?’ (Ay.10-11).
Jadilah pelayan yang jujur dan bisa dipercaya atas segala pemberian Allah pada Anda, termasuk uang Anda. Makin Anda bisa dipercaya dengan uang, makin banyak Allah akan memberi Anda ‘kekayaan sejati’.
3. Uang sebagai ancaman
Yesus berkata, ‘Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon’ (Ay.13). Seperti kata Dietrich Bonhoeffer, ‘Hati kita hanya memiliki ruang bagi satu ketaatan, dan kita hanya bisa bergantung pada satu Tuhan.’
Uang itu dimanfaatkan, bukan dicintai. Jangan mencintai uang dan memanfaatkan orang. Kasihilah orang dan manfaatkanlah uang.
Ancamannya adalah cinta uang mendatangkan murka Allah (Ay.13). Orang-orang Farisi cinta uang (mereka ‘hamba-hamba uang’) dan mencemooh Yesus (Ay.14). Bersikaplah sebaliknya pada uang. ‘Jangan indahkan’ uang (Ay.13). Dengan kata lain, perlakukan uang dengan jijik dengan memberi dengan murah hati dan memfokuskan kasih Anda bukan pada uang, tetapi pada Allah yang ‘mengetahui hati’ (Ay.15).
TUHAN, bantu aku untuk menjadi pelayan yang baik atas segala yang Engkau percayakan padaku, menjadi jujur dan bisa dipercaya. Bantu aku untuk memberi dengan murah hati dan fokuskan pikiranku bukan kepada uang tetapi kepada-Mu.
Perjanjian Lama
Ulangan 21:1–22:30
Integritas gaya hidup
Banyak dari taurat-taurat ini bersifat sementara. Misalnya, taurat tentang makanan dan sebagainya bersifat simbolis. Taurat-taurat itu mendidik umat Allah agar mengejar kesucian.
Taurat-taurat yang lainnya, bagaimanapun mengejutkannya menurut kita, ternyata maju bagi standar masa itu. Misalnya, ada batas-batas pada perlakuan wanita tawanan (21:10-14); wanita itu tidak boleh direndahkan atau dipermalukan (Ay.14).
Harus ada hormat dalam hubungan suami-istri. Allah peduli soal seks pranikah, percabulan (22:21), perzinahan (Ay.22), pemerkosaan (Ay.25-27), dan hubungan sedarah (Ay.30). Seperti yang kita lihat dalam bacaan Perjanjian Baru hari ini, Yesus sendiri berbicara tegas mengenai perlunya sumpah pernikahan untuk dihormati (Lukas 16:18).
Allah selalu peduli soal melindungi yang rentan. Pemerkosaan adalah kejahatan yang mengerikan. Dalam masyarakat zaman dulu, pemerkosaan bisa menurunkan kesempatan wanita untuk menikah. Ini adalah konteks di balik diwajibkannya pemerkosa untuk ganti rugi, dan menikahi si wanita (Ulangan 22:29). Namun, dalam bacaan yang sepadan pada kitab Keluaran 22:17, jelas bahwa ini tidak berarti si wanita harus menikahi si pria. Hukum ini dibuat untuk melindungi korban pemerkosaan, bukan menambahkan pernikahan paksa pada penderitaan mereka.
Pertimbangan harus ditunjukkan pada sesama (Ulangan 22:1-3). Tidak cukup untuk tidak berbuat jahat pada sesama Anda. Perlakukan mereka secara baik. Mengabaikan orang yang membutuhkan itu salah. ‘... Tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu’ (Ay.3).
Kita melihat awalnya di sini tentang apa yang hukum kita gambarkan sebagai ‘kepedulian’ terhadap sesama. Pastikan milik Anda (rumah, mobil, sepeda dan sebagainya) aman dan tidak membahayakan sesama Anda, ‘Apabila engkau mendirikan rumah yang baru, maka haruslah engkau memagari sotoh rumahmu, supaya jangan kaudatangkan hutang darah kepada rumahmu itu, apabila ada seorang jatuh dari atasnya’ (Ay.8).
Renungan-renungan hari ini sangat menantang. Saya tahu saya sering gagal dalam ranah-ranah ini. Apakah ada harapan?
Di tengah-tengah semua taurat ini muncullah petunjuk: ‘sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah’ (21:23). Paulus mengutip ayat ini dalam Galatia dan menjelaskan maknanya pada kita. Siapapun yang gagal memelihara seluruh hukum Allah ada di bawah kutuk. Inilah kutuk taurat (Galatia 3:10). Namun, kabar gembiranya adalah Yesus menimpakan kutuk itu pada diri-Nya demi kita di kayu salib.
‘Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita’ (Ay.13). Alhasil, kita semua kini bisa, dengan iman, menerima janji Roh Kudus (Ay.14).
Kegagalan saya untuk hidup berintegritas total berarti saya telah gagal memelihara taurat sehingga saya oleh karenanya berada di bawah kutuk Allah. Tetapi Yesus menjadi kutuk bagi saya di kayu salib. Dengan disalib, Dia menimpakan kutuk Allah pada diri-Nya sendiri bagi kita supaya kita bisa ditebus, dibebaskan dan menerima janji Roh untuk memampukan kita hidup yang berintegritas penuh.
TUHAN, saat ini, aku bersyukur karena Engkau telah mati bagiku supaya aku bisa diampuni dan menerima anugerah Roh Kudus-Mu. Oleh Roh-Mu, bantu aku untuk hidup berintegritas hati.
Pippa Menambahkan
Ulangan 21:18–21
Bacaan ini susah sekali. Saya lebih memilih Yesus.
Ayat Hari Ini
‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar’ (Lukas 16:10).
Notes:
Dietrich Bonhoeffer, The Cost of Discipleship (New York: Macmillan Books, 1970) p.196
Rick Warren, Daily Hope with Rick Warren, ‘Take the First Step to Integrity’ November 2014, accessed via: http://rickwarren.org/devotional/english/take-the-first-step-to-integrity [last accessed March 2016]
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.
About this Plan
Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.
More