YouVersion Logo
Search Icon

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

DAY 103 OF 365

  

Seperti Apa Tuhan Itu?

Pada suatu hari seorang gadis berusia enam tahun sedang menggambar. Gurunya bertanya padanya, “Apa yang sedang kamu gambar?” Gadis kecil itu menjawab, “Saya sedang menggambar gambar Tuhan.” Sang guru terkejut dan berkata, 'Tapi tidak ada yang tahu seperti apa Tuhan!' Gadis kecil itu terus menggambar dan jawab, 'Tunggu saja dalam satu menit.'

Salah satu keuntungan dari membaca Alkitab dalam setahun adalah kita mendapatkan gambaran menyeluruh tentang sifat dan karakter Tuhan, dan pemahaman yang lebih besar seperti apakah Tuhan itu.

  

Mazmur 45:1–9


Yesus Raja

Penulis   Ibrani melihat mazmur ini sebagai deskripsi profetik tentang Yesus. Dia menulis, 'Tetapi   tentang Putra yang dia katakan, “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya   dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran ...” (lihat   Ibrani 1:8–9, mengutip ayat 6–7 dari mazmur ini).

Ini   adalah salah satu kasus paling jelas dalam Perjanjian Baru tentang Yesus yang   disebut sebagai 'Tuhan' - sebagai objek ibadah yang sah. Yesus adalah   penggenapan dari 'raja yang diurapi' yang diharapkan, yang dikenal sebagai Mesias. Yesus   menggenapi nubuat-nubuat ini.

Yesus   berkata, 'Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa' (Yohanes 14:9).   Dengan kata lain, jika Anda ingin tahu seperti apa rupa Tuhan, lihatlah   Yesus.

Dia   ’diurapi   dengan rahmat’   (Mazmur 45:2). Kita melihat dalam ayat-ayat ini petunjuk dari seluruh   Tritunggal: Allah Sang Bapa ('Allah, Allahmu',   Mazmur 45:7), Yesus Sang Anak   ('Takhta-Mu, ya Allah', Ay.6a), dan Roh Kudus ('minyak sebagai tanda kesukaan',   Ay.7b,   lihat juga Yesaya 61:1,3).

Yesus,   Rajaku, 'Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan   keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang   dahsyat!' (Mazmur   45:4a).

 

Perjanjian Baru

Lukas 15:1–32


Bapa yang Pengasih

Tuhan mengasihi Anda dengan utuh, sepenuh hati, dan tanpa syarat. Betapa pun Anda mungkin telah   mengacaukan hidup Anda, apa pun penyesalan Anda, tidak pernah ada kata   terlambat untuk kembali kepada   Tuhan. Dia akan menerimamu dan memelukmu sebagai bapa yang penuh kasih merangkul anak-Nya yang hilang.

Yesus mengejutkan dan menyinggung para pemimpin   agama: 'Maka   bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan   bersama-sama dengan mereka." Lalu   Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka' (Ay.2–3).

Yesus kemudian mengatakan tiga perumpamaan untuk   menunjukkan bahwa Tuhan sangat peduli terhadap yang terhilang. Jika Anda   pernah kehilangan sesuatu yang berharga, mencari dengan panik dan kemudian   menemukannya, Anda akan mengingat kebahagiaan Anda ketika Anda menemukan apa   yang hilang. Yesus mengatakan bahwa sukacita itu menjadi tidak berarti   dibandingkan dengan sukacita surga.

Kisah domba yang hilang menunjukkan bahwa 'Demikian   juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat,   lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang   tidak memerlukan pertobatan' (Ay.7). Kisah   tentang dirham   yang hilang menunjukkan 'Demikian juga akan ada sukacita pada   malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat' (Ay.10).

Kemudian, mungkin dalam cerita pendek terbesar   yang pernah diceritakan, Yesus memberi kita wahyu yang menakjubkan tentang   seperti apakah Allah itu: seorang Bapa yang pengasih.

Putra yang lebih muda meminta warisannya sementara   ayahnya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Dalam budaya tradisional Timur   Tengah, ini sama dengan mengatakan,   'Ayah, saya ingin Anda mati!' Seorang ayah tradisional Timur Tengah akan   mengusirnya keluar dari rumah. Ini adalah permintaan yang keterlaluan, di mana seorang ayah diharapkan untuk   menolak permintaan tersebut.

Namun, dalam suatu tindakan kasih yang luar biasa,   sang ayah melanggar tradisi dan memberi putranya kebebasan untuk menjual   bagiannya (ini akan membawa malu pada keluarga di hadapan seluruh masyarakat). Sang anak 'menjual seluruh   bagiannya' (Ay.13). Kemudian dia berangkat dan meninggalkan tempatnya secepat mungkin.

Begitu banyak orang hari ini, termasuk saya   sendiri, telah mengalami apa yang putra yang lebih muda temukan ketika jauh   dari ayahnya. Dia menyia-nyiakan hidupnya ('memboroskan harta miliknya itu   dengan hidup berfoya-foya', Ay.13). ’ia pun mulai   melarat’ (Ay.14). Dia diperbudak (‘bekerja pada seorang majikan di negeri itu', Ay.15). Dia merasa lapar (‘ingin mengisi perutnya   dengan ampas yang menjadi makanan babi itu', Ay.16). Dia merasa sendirian di   dunia ini ('tetapi tidak seorang pun   yang memberikannya kepadanya.', Ay.16).

Kembali kepada Tuhan   bukanlah tindakan yang tidak rasional. Ini kebalikannya - ‘Lalu ia menyadari   keadaannya, (Ay.17). Sang   putra menyadari bahwa dia membutuhkan bantuan. Dia memutuskan untuk menelan   harga dirinya dan kembali kepada ayahnya (Ay.18). Dia tahu bahwa dia harus   pulang. Dia siap untuk mengakui dosanya. Dia berencana untuk mengatakan   kepada ayahnya, 'Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,' (Ay.18–19).

Kita perlu mengambil langkah iman: 'bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya' (Ay.20).   Dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Pada masa Yesus, seorang anak laki-laki   Yahudi yang kehilangan warisan keluarga kepada orang di luar Yahudi dapat dihukum oleh desanya, dan mereka tidak akan   ada hubungannya dengan anak yang tidak patuh   itu.

Kasih Tuhan luar biasa, dan melampaui apa pun yang   dapat Anda harapkan atau bayangkan. Alih-alih aib yang pantas kita terima,   kita menerima pengampunan dan cinta. Kembali   lagi pada kisah tadi, sementara anak   laki-laki itu masih jauh, ayahnya melihatnya. Tampaknya   ayah telah menunggu dan memperhatikan, dan tidak pernah melupakan putranya. 'Ayahnya   itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.' (Ay.20). Kata   yang digunakan menyiratkan bahwa dia menciumnya berulang kali. Beginilah cara   Tuhan menerima Anda.

Sewaktu kita memulai pidato pertobatan yang telah   dipersiapkan, si ayah menyela. Dia memperlakukan Anda sebagai tamu terhormat,   memberi Anda jubah terbaik (Ay.22). Dia memberi Anda tanda kepercayaan dengan   meletakkan cincin keluarga di jari Anda (Ay.22). Dia menempatkan sandal, disediakan bukan   untuk budak tetapi untuk anak laki-laki, di kaki Anda (Ay.22). Dia   merencanakan pesta perayaan mewah (Ay.23–24).

Kita mendapatkan gambaran sekilas di sini tentang seperti apakah Tuhan itu dan betapa Dia mencintai Anda. Sekali lagi,   kita dapat melihat gambar kerajaan surga   yang seperti pesta. Ini adalah kebalikan dari apa yang dipikirkan banyak   orang. Mereka tidak mengasosiasikan Tuhan dengan musik dan menari, berpesta   dan merayakannya.

Kasih Allah juga   tersedia bagi si putra sulung, yang menjadi ’marah yang merajuk’ (Ay.28) dan menyesalkan pengampunan dan penerimaan saudaranya. Anda dapat membayangkan ayah meletakkan   lengannya di sekelilingnya dan berkata, 'Anakku, engkau selalu bersama-sama   dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena   adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat   kembali. ’(Ay.31–32).

Kisah (diceritakan kepada para pemimpin agama)   berakhir pada sesuatu yang ambigu - bagaimana putra sulung akan   menanggapi kasih ayahnya?

Bapa, terima   kasih karena Engkau   sangat mencintaiku dan ketika aku menjadi   kacau, Engkau   tidak menolakku. Saat aku bertobat   dan kembali kepada-Mu, Engkau menerimaku dan berkata, 'marilah kita makan dan bersukacita'   (Ay.23).

 

Perjanjian Lama

Ulngan 19:1–20:20 


Hakim yang adil

Sangat penting untuk membaca Perjanjian Lama   melalui sudut pandang   Yesus. Kita tidak bisa begitu saja menerapkan hukum Perjanjian Lama kepada   masyarakat kita hari ini. Kita juga tidak bisa mengambil konsep 'perang suci'   (20:1–20) dan mengubahnya menjadi 'perang salib'.

Apa yang kita lihat di seluruh Alkitab adalah   bahwa Allah adalah Allah yang kudus dan Allah yang adil. Beberapa prinsip   sistem hukum Israel Kuno sangat   spesifik pada saat itu. Dan beberapa yang lain cenderung praktis.

Pembunuhan yang   disengaja jelas merupakan kejahatan yang lebih serius daripada   pembunuhan biasa (19:1-13). Bukti yang baik diperlukan sebelum seseorang   dihukum karena kejahatan (Ay.15). Saksi palsu adalah   pelanggaran yang sangat serius (Ay.16–18). Ganjarannya harus pantas   dan setimpal (Ay.21 - ini tidak pernah diartikan secara harfiah, kecuali dalam   kasus hukuman mati). Tujuan sekunder dari penetapan hukum yang adil adalah pencegahannya (Ay.20).

Tetapi tidak semua hal di Israel Kuno berlaku bagi   kita. Dalam Yesus Kristus, cara baru   telah ditetapkan. Murka Allah yang menyerang pendosa di masyarakat telah dibayar sekali dan untuk semua pada wakil yang saleh,   Anak Manusia.

Kita tidak dapat   menerima Israel sebagai model untuk contoh kita tentang hukuman kejahatan.   Seperti yang ditulis Profesor Oliver O’Donovan, 'bukan karena hal tersebut tidak   liberal, tetapi karena tidak akan ada Kristen yang sanggup untuk melakukan hal itu. "Israel", dalam   arti kuat yang diklaim sebagai tempat tinggal Allah yang unik di bumi, telah   digantikan dalam Kristus. "

Sebagai contoh, ketika Yesus mengutip suatu ayat, Dia   berkata,  ‘Kamu telah   mendengar firman: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi” [Ulangan   19:21]. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah   kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga   kepadanya pipi kirimu.' (Matius 5:38–39).

Tuhan, terima kasih karena Engkaulah Allah yang penuh kasih, keadilan,   dan kebenaran. Terima kasih karena Engkau menyatakan diri kepadaku ketika aku merenungkan firman-Mu dan menghabiskan waktu di hadirat-Mu.

 


Pippa Menambahkan

Lukas 15:1–32

Yesus menceritakan tiga kisah tentang   kehilangan barang; Saya dapat   bersimpati dengan hal ini.   Kami sepertinya kehilangan barang setiap hari, biasanya kunci dan kacamata   Nicky. Saya menemukan cincin nenek saya, yang saya pikir telah hilang. Saya   merasa seperti wanita dalam perumpamaan. Tetapi keberadaan Yesus lebih kepada urusan menemukan orang-orang yang   terhilang dan membawa mereka pulang.

 

Ayat Hari Ini

‘… ketika ia masih   jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kashian. Ayahnya itu   berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia’ (Lukas 15:20).

Day 102Day 104

About this Plan

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.

More