YouVersion Logo
Search Icon

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

DAY 10 OF 365

  

Menghadapi Badai Kehidupan

Pada tanggal 31 Juli 2003, petualang Bear Grylls memimpin sebuah tim yang beranggotakan lima orang menyeberangi Samudra Atlantik Utara dengan perahu karet yang tidak elastis. Mereka berangkat dari Halifax, Nova Scotia, menuju John o’ Groats, Skotlandia. Pada 5 Agustus, badai besar melanda. Ada gelombang 100 kaki. Mereka kehilangan kontak satelit. Mereka (dan kami) takut kehilangan nyawa mereka. Syukurlah mereka selamat dan kemudian dapat menceritakan kisah mereka (lihat Facing the Frozen Ocean by Bear Grylls).

Tidak semua dari kita harus menghadapi badai fisik semacam ini. Tetapi Yesus berkata bahwa kita semua akan menghadapi badai kehidupan (Matius 7: 25-27). Hidup itu memang tidak mudah. Badai kehidupan begitu banyak dan beragam. Abraham, Daud, dan murid-murid Yesus, semuanya menghadapi badai dalam kehidupan mereka. Apa yang bisa kita pelajari dari teladan mereka?

 

  

Mazmur 7:11–18


1.   Ambilah perisai   iman

Ditengah   badai Daud berkata, ‘Perisai bagiku adalah Allah.... Aku hendak bersyukur   kepada Tuhan karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama Tuhan, Yang   Mahatinggi’ (Ay.10a,18).

Jika kita   jatuh ke dalam godaan dan mulai menikmati dan memeliharanya, Daud   memperingatkan, ‘Sesungguhnya, orang itu mengandung kejahatan dan kelaliman,   dan melahirkan dusta’ (Ay.15). Ia juga menyebutkan, ‘Ia membuat lobang dan   menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.’ (Ay.16).

Rasul Paulus   mengatakan bahwa Anda harus mengambil perisai yang dapat digunakan untuk   memusnahkan semua panah menyala dari si jahat (Efesus 6:16). Perisainya   adalah 'perisai iman' atau, seperti yang dikatakan Daud di sini, perisainya   adalah 'Tuhan Yang Mahatinggi' (Mazmur 7:11). Ini adalah perlindungan terbaik yang bisa Anda miliki untuk melawan serangan musuh.
 

  Tuhan, terima kasih bahwa aku juga dapat berkata,   'Perisai saya adalah Tuhan Yang Mahatinggi.'

 

Perjanjian Baru

Matius 8:23–9:13


2. Percayalah pada Yesus sang Juruselamat

Terkadang badai dalam kehidupan kita muncul tanpa   peringatan. Yesus berada di perahu bersama murid-murid-Nya dan Ia sedang tidur   ketika ‘tanpa peringatan’, sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau   itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang’ (8:24). 

Ternyata, para murid sudah terbiasa dengan badai di Laut Galilea; Badai   tersebut dikenal karena badai kilat mendadak, menggerakkan air   menjadi gelombang dua puluh kaki. Namun, badai ini pastinya sangat serius   karena para murid membangunkan Yesus dan berkata, 'Kita akan tenggelam!' (Ay.25).
 

  Selama badai kehidupan,wajar jikalau kita panik (pastinya,saya juga).Terkadang tampak   bahwa Yesus sedang tidur (Ay.24). Dia tampaknya tidak melakukan apa-apa terhadap masalah kita. Untungnya, kita semua dapat berseru, seperti   yang mereka lakukan, ‘Tuhan, selamatkanlah kami!’ (Ay.25).

Respon alami terhadap badai adalah keraguan dan ketakutan.   Yesus memberi tahu mereka bahwa tanggapan terhadap badai seharusnya adalah   kepercayaan ('Anda yang kurang percaya', Ay.26a) dan bahwa Anda tidak perlu   takut ('Mengapa Anda begitu takut?' (Ay.26a).   Yesus cukup mampu menenangkan badai dan itulah yang Dia lakukan.

Setelah menunjukkan kuasa-Nya terhadap elemen-elemen ('Bahkan angin dan ombak patuh terhadap-Nya!' (Ay.27), Dia melanjutkan untuk menunjukkan kuasa-Nya atas   kekuatan jahat dengan membebaskan kedua orang yang kerasukan setan (Ay.28–34).   Yesus jauh lebih peduli tentang orang-orang ketimbang harta benda, tidak seperti orang-orang yang memohon kepada-Nya   supaya Ia meninggalkan wilayah mereka (Ay.34).

Yesus melanjutkan dengan menekankan bahwa pengampunan lebih   penting daripada penyembuhan. Tetapi, penyembuhan   bukanlah hal yang tidak penting. Yesus melakukan keduanya. Dia menunjukkan   kekuatan-Nya atas penyakit dan cacat tubuh dengan menyembuhkan orang lumpuh (9:   1-2). 'Orang banyak terpesona, takjub dan senang karena Allah telah memberikan kuasa kepada Yesus melakukan   perbuatan-perbuatan besar' (Ay.8, MSG).
 

  Di tengah badai ada saat-saat tenang. Perjalanan hari ini berakhir dengan   momen dimana Yesus memanggil Matius untuk mengikutinya. Yesus diundang   untuk makan malam di rumah Matius.

Orang-orang Farisi terkejut melihat Yesus makan bersama   dengan pemungut cukai dan orang berdosa (Ay.10, MSG) dan berkata, ‘Contoh   seperti apakah ini dari Gurumu, bersikap nyaman dengan penjahat dan penipu?’   (Ay.11, MSG).

Yesus mendengarnya dan berkata: ‘Bukan orang sehat yang   memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah firman   ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku   datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”(Ay.12-13).

Kemurahan Tuhan adalah kebaikan dan pengampunan terhadap   orang-orang yang seharusnya tidak layak   mendapatkannya. Hari ini, terimalah dan nikmati rahmat-Nya sendiri dan kemudian berbelas kasihlah kepada orang lain.
 

  Tuhan, terima kasih bahwa dalam semua badai kehidupan, saya dapat berseru, 'Tuhan, selamatkan kami.' Bantulah saya untuk mempercayai Engkau dan tidak gentar.

 

Perjanjian Lama

Kejadian 21:1–23:20


3.   Bersyukur atas   ketetapan-Nya

Abraham tentu   saja pernah menghadapi badai dalam hidupnya. Perjalanan  hari ini penuh dengan perjuangan, tetapi   dimulai dengan saat-saat tenang yang indah di tengah-tengah badai ini. 'Tuhan   berkenan kepada Sara ... dan ... melakukan kepada Sara apa yang Dia janjikan' (21:1). Seperti kita   kadang-kadang, mereka harus menunggu lama, tetapi akhirnya   janji Tuhan terpenuhi. Selama masa penantian,   tantangannya adalah tetap percaya kepada Tuhan. 

‘Maka   mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham   dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman   Allah kepadanya’ (Ay.2). Itu adalah momen penuh sukacita. Berkatalah Sara:   “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa   karena aku’ (Ay.6).

Tetapi dengan segera Abraham menghadapi badai di rumah tangganya sendiri. Ismael   mengolok-olok Ishak (Ay.9), dan ini menyebabkan perpecahan yang lebih dalam   di dalam keluarga (Ay.10). Tragisnya, Hagar dan Ismael   pergi (Ay.14). Pembagian ini pada akhirnya merupakan konsekuensi dari dosa   Abraham sebelumnya dalam membuat Hagar sebagai gundiknya, setelah kurangnya   kepercayaannya untuk percaya bahwa Sara akan memiliki seorang anak laki-laki.

Terkadang, situasi yang paling sulit dalam hidup untuk dihadapi dapat   terjadi pada diri kita sendiri. Meskipun begitu, Tuhan masih bersama Abraham (Ay.12–13),   dan dia mengawasi dan memberkati Hagar dan Ismael (Ay.17-18). Kita melihat kasih karunia Allah sedang bekerja di   tengah-tengah situasi yang penuh akan dosa.
 

  Abraham akan menghadapi badai terbesar dalam hidupnya: 'Tuhan menguji   Abraham' (22:1).

Terkadang   Tuhan mengizinkan kita untuk diuji. Secara pribadi, saya pikir Tuhan tidak   pernah bermaksud sedikitpun  bahwa Abraham harus benar-benar mengorbankan    anaknya, Ishak.   Pengorbanan anak-anak selalu merupakan kekejian bagi Tuhan. Tetapi, Dia ingin menetapkan prioritas Abraham.
 

  Perjanjian Baru mengingatkan kita bahwa ujian ini datang setelah janji-janji   Allah kepada Abraham tentang Ishak (Ibrani 11:17-19), dan ujian tersebut  merupakan ujian atas   iman Abraham dan prioritasnya.

Ujian itu menyangkut imannya, karena   itu   menantangnya untuk percaya bahwa Tuhan dapat memenuhi janjinya tentang Ishak,   bahkan jika Abraham bersedia mengorbankannya. Abraham harus percaya bahwa   tidak peduli apa yang terjadi, Ishak akan dikembalikan kepadanya (Ay.9).

Namun, hal tersebut juga   merupakan ujian atas prioritas Abraham. Hubungan Anda dengan Tuhan   dimaksudkan untuk menjadi prioritas nomor satu di dalam hidup   Anda, yaitu di atas semua cinta lainnya dengan visi yang Tuhan berikan kepada   Anda untuk hidup Anda, dan bahkan di atas hubungan orang-orang   terdekat Anda. Abraham bersedia mentaati Tuhan apa pun korbannya.   Kekuatannya yang luar biasa adalah bahwa Ia mengasihi   Tuhan lebih dari apa pun atau siapa pun.

Syukurlah,   Allah menyediakan pengorbanan yang diperlukan (‘Allah sendiri akan   menyediakan anak domba”, Kejadian 22: 8). Ini pertanda pengorbanan besar yang   Tuhan buat atas nama kita. Sewaktu Anda memikirkan bagaimana Abraham harus memikirkan   untuk mengorbankan anaknya, Anda bisa melihat sekilas betapa besar   pengorbanan yang Tuhan berikan kepada anak-Nya yang tunggal untuk Anda dan saya (Yohanes 3:16).

Yesus adalah   'Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia' (Yohanes 1:29). Jika Tuhan   menyediakan pengorbanan terakhir untuk memenuhi kebutuhan terbesar Anda,   akankah Ia tidak juga menyediakan semua kebutuhan Anda yang lain? Di sini   Abraham menyebut Tuhan Jehovah-Jireh', atau 'Tuhanlah   yang Menyediakannya’ (Kejadian 22:14). Dia   mengakui bahwa penyediaan Tuhan adalah   bagian dari karakter-Nya.

Tuhan adalah penyedia yang hebat. Seringkali, saya   telah menemukan ini benar di dalam kehidupan saya   sendiri dan di dalam komunitas kami. Tuhan   setia pada janji-Nya. Sebagaimana rasul   Paulus katakan, 'Allahku akan memenuhi semua keperluanmu menurut kekayaan dan   kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus’ (Filipi 4:19).

Tugas kita adalah untuk menaati Allah (untuk 'mencari dahulu   kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya', Matius 6: 33a) dan Dia berjanji bahwa jika   kita melakukan perintah-Nya, Dia akan menyediakan   semua kebutuhan kita ('Semua hal ini akan diberikan kepada Anda', Ay.33b).
 

Berkat dan persediaan Allah sungguh sangat luar biasa (Kejadian 22: 16–18). Ini termasuk: 'Dan dalam   Benihmu yaitu Kristus, semua bangsa di bumi akan   diberkati' (Ay.18).
 

  Tuhan, terimakasih karena Engkau adalah perisaiku, Juruselamatku dan   penyediaku. Bantu aku untuk tetap percaya   pada-Mu dan untuk tidak takut. Bantu aku untuk menjadikan-Mu sebagai prioritas   nomor satu dalam hidupku.

 


Pippa menambahkan

Matius 8:23–9:13

Bagian Perjanjian Baru hari ini mengingatkan saya akan   pentingnya mempercayai Yesus bahkan ketika segala sesuatu tidak terlihat baik. Dia memiliki kekuatan untuk menyelesaikan situasi tersulitsekalipun (8:26,32; 9:5-6).

 


Ayat hari ini

   ‘Perisaiku adalah Tuhan Yang Mahatinggi’ (Mazmur 7:11)

Day 9Day 11

About this Plan

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.

More