Mencari Ketenangan Dalam Kegelisahan Dunia KerjaSampel
![Mencari Ketenangan Dalam Kegelisahan Dunia Kerja](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimageproxy.youversionapi.com%2Fhttps%3A%2F%2Fs3.amazonaws.com%2Fyvplans%2F53618%2F1280x720.jpg&w=3840&q=75)
Sebuah Panggilan yang Sakral
Mungkin terkadang kita merasa bahwa pekerjaan atau kehidupan kita di dunia kerja itu bukan sesuatu yang rohani. Kayaknya tidak terlalu bermakna. Kecuali cuma untuk cari uang. Lain misalnya, kalau kita bekerja penuh waktu di gereja.
Rasul Paulus menuliskan dengan jelas tentang panggilan hidup kita, bahwa apa yang kita hidupi dan jalani dalam keseharian hidup kita, adalah panggilan yang kudus atau sakral, demikian:
Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan anugerah-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (2Tim. 1:9).
Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Paulus juga mengingatkan demikian (dari terjemahan The Message, Roma 12:1):
So here’s what I want you to do, God helping you: Take your everyday, ordinary life —your sleeping, eating, going-to-work, and walking-around life—and place it before God as an offering. Embracing what God does for you is the best thing you can do for him.
Jadi inilah yang aku ingin kalian lakukan, kiranya Allah menolong kalian: Ambillah keseharian hidupmu, setiap hari – entah waktu kamu tidur, makan, di tempat kerja, menjalani hidupmu – dan letakkanlah itu sebagai persembahan di hadapan Allah. Merangkul apa yang Allah lakukan bagimu adalah hal terbaik yang bisa kamu lakukan bagi Dia.
Mantap!
Dari dua ayat di atas, Paulus menjelaskan bahwa apa yang kita jalani, kerjakan, hidupi dalam keseharian hidup kita adalah panggilan yang sakral dan persembahan yang berkenan di hadapan Allah!
Jadi apa yang kita kerjakan di tempat kerja kita atau di rumah kita, itulah panggilan Allah, dan sekiranya Dia memanggil kita, Dia akan memperlengkapi kita dan menyelesaikan panggilan-Nya bagi kita.
Di tempat kerja kita itulah (maksud saya dengan tempat kerja, termasuk juga pekerjaan yang mulia sebagai ibu rumah tangga, misalnya) – keseharian kita menjadi tempat penyembahan, tempat di mana kita belajar dan bertumbuh, tempat di mana Allah menempa kita, dan tempat di mana kita bisa melayani sesama kita dan menyatakan kasih Allah.
Bukan melulu tentang hal-hal yang besar yang jadi headline di koran, melainkan dalam setiap tindakan kita bahkan yang paling kecil sekali pun. Brother Lawrence mengatakan dalam bukunya The Practice of the Presence of God bahwa kasih itu ada dalam hal-hal kecil. Tindakan atau karya kita itu bukan soal yang besar dan megah, tetapi soal kasih yang ada di dalamnya. Itulah yang Allah perhatikan, karena itu janganlah lelah berbuat hal-hal yang baik walaupun kecil, saat kita melingkupinya dengan kasih.
Dan mengapa kita melakukan itu semua? Apakah untuk membuat diri kita merasa penting? Merasa berguna?
Saya ingin menutup dengan cerita dari Jemima Ooi. Seorang wanita berumur 36 tahun dari Singapura, yang telah menjadi misionaris di Afrika Timur, di sebuah daerah yang penuh mara bahaya, selama 12 tahun.
Ketika dia ditanya, “Apa yang membuat kamu terus bertahan di ladang misi selama ini?”, inilah jawabannya:
Seorang kekasih selalu melakukan lebih dari seorang pekerja. Sekiranya saya berada di sana hanya sekadar untuk melakukan perbuatan baik; sekiranya saya ada di sana karena saya ingin mencari makna dan perasaan menjadi penting; sekiranya saya ada di sana karena saya merasa berguna – ini semua adalah air yang akan mengering. Satu-satunya aliran air yang tidak akan mengering adalah api yang menyala dari kedekatanku dengan Tuhan.
Demikian juga, dunia kerja kita yang adalah panggilan dan ladang misi kita. Itu adalah bagian perjalanan dan kedekatan kita dengan Tuhan. Saat kita melihat setiap langkah kita di tempat kerja sebagai langkah kita bersama dengan Tuhan yang dekat dan mengasihi kita, itulah yang akan memberi kekuatan di tiap-tiap hari bagi kita.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
![Mencari Ketenangan Dalam Kegelisahan Dunia Kerja](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimageproxy.youversionapi.com%2Fhttps%3A%2F%2Fs3.amazonaws.com%2Fyvplans%2F53618%2F1280x720.jpg&w=3840&q=75)
Kalau kita ditanya, kita ini siapa, ya? Atau misalkan, kita disuruh memperkenalkan diri maka biasanya kita secara spontan menjawab siapa diri kita dan apa pekerjaan kita. Tetapi pekerjaan kita bisa lenyap. Titel dan jabatan kita bisa diambil orang besok. Jeritan hati kita untuk mencari identitas dan harga diri kita, semuanya digenapi di dalam Kristus Yesus, bukan dalam jabatan dan pekerjaan kita. Ikutilah renungan 6 hari ini untuk menguatkan pergumulan kita di dunia kerja.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com