Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M #3Sampel
Dalam Keraguan, Kudapatkan Kepastian
Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman: ”Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: ”Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” (Kejadian 15:5)
Kisah Abram dalam Kejadian pasal 15 adalah sebuah potret mendalam tentang iman yang sejati, di mana seorang manusia berhadapan dengan janji Allah yang tampak mustahil. Di tengah usianya yang senja dan ketidakmampuan istrinya untuk mengandung, Abram dipanggil untuk percaya pada janji Allah akan keturunan yang tak terhitung jumlahnya. Dalam kegelapan keraguan, Allah menyingkapkan langit yang dipenuhi bintang sebagai gambaran nyata janji-Nya. Dengan membawa Abram keluar dan menunjukkan kepadanya langit malam yang gemerlap, Allah tidak hanya menegaskan kembali janji-Nya, tetapi juga sebuah visualisasi atau penggambaran yang lebih jelas dan nyata. Ini adalah sebuah momen di mana Allah berkata kepada Abram, "Percayalah, Aku sanggup melakukan apa yang Aku janjikan." Ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah demonstrasi iman Allah yang luar biasa.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa iman bukan sekadar kepercayaan kognitif, melainkan sebuah hubungan yang hidup dengan Allah. Iman melibatkan seluruh keberadaan kita, pikiran, emosi, dan tindakan. Ketika kita memilih untuk percaya pada Allah, kita sedang mengatakan bahwa kita memercayai karakter-Nya yang setia dan penuh kasih. Kita percaya bahwa Allah mampu melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal yang di luar jangkauan pemahaman kita.
Iman juga adalah anugerah yang bertumbuh seiring dengan perjumpaan kita dengan Allah. Semakin dekat kita bergaul dengan Allah, semakin yakin kita bahwa janji-Nya pasti digenapi. Iman Abram mengajarkan kita bahwa iman yang sejati mampu mengguncang dunia, mengubah hidup kita, dan menjadi saksi bagi kasih Allah.
Marilah kita datang kepada Allah, merenungkan kembali perjalanan iman kita, dan berdoa agar iman kita semakin kuat, dan kita dapat menjadi saksi yang setia bagi-Nya.
RUANG REFLEKSI
PERTANYAAN ALKITAB
1. Mengapa Abram sempat berpikir bahwa Eliezer hambanya yang akan menjadi pewarisnya?
2. Bagaimana Allah menegaskan dan menggambarkan kepada Abram akan janji-Nya?
PERTANYAAN APLIKATIF
1. Kapan biasanya kita menjadi ragu untuk percaya pada janji Allah?
2. Bagaimana kita dapat memperdalam hubungan kita dengan-Nya agar iman kita semakin bertumbuh?
KOMITMEN PRIBADI
Buatlah komitmen pribadi berkenaan dengan renungan hari ini.
POKOK DOA
1. Minta pertolongan untuk semakin memercayai janji-Nya dan untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
2. Minta anugerah dan kekuatan untuk mengatasi segala rintangan yang menghadang dan untuk menjadi saksi yang setia bagi kasih-Mu di dunia ini
"Orang-orang percaya harus menyadari dan bergumul dengan keraguan... Tidak lagi cukup untuk mempertahankan keyakinan hanya karena Anda telah mewarisinya." (Timothy James Keller - seorang pendeta, pengkhotbah, teolog, dan apologet Kristen. Dia adalah Ketua dan salah satu Pendiri ‘Redeemer City to City’)
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Family First Indonesia (FFI) menggagas Family as a TEAM, yaitu gerakan untuk menolong para pasangan dan orang tua menyadari kembali panggilannya di dalam keluarga, memahami keluarga sebagai lembaga yang dibentuk atas inisiatif Allah, dan memulihkan relasi di dalam keluarga sehingga dapat hidup sebagai sebuah tim. Sudahkah keluarga Anda hidup sebagai sebuah tim? Bagaimanakah tim ini berfungsi? Apa yang perlu diperbaiki? Apa yang menjadi kekuatan? Bagaimana Anda menjalankan fungsi kepemimpinan untuk tim Anda?
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Family First Indonesia yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.familyfirstindonesia.org