Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M #3Sampel

Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M #3

HARI KE 4 DARI 7

Abram: Diutus Menjadi Berkat

“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kej. 12:2)

Tuhan memanggil Abram (yang kemudian kita kenal sebagai Abraham pada pasal 17) dan mengutusnya pergi ke suatu negeri yang belum dikenalnya saat ia berusia 75 tahun. Persoalan “pergi” ini pasti bukanlah hal yang mudah. Coba Sahabat Keluarga bayangkan, di usianya yang tak lagi muda, Abram harus keluar dari zona nyamannya untuk mengembara ke negeri asing. Ia harus meninggalkan kemapanannya, para kerabatnya yang telah ia kenal lama, dan bahkan harus beradaptasi kembali untuk hidup di tengah-tengah bangsa asing. Belum lagi ia harus menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan melewati wilayah More yang sering terjadi peperangan antarsuku di sekitarnya sehingga sulit bagi Abram untuk memiliki tanah di sana. Sebenarnya, akan lebih mudah bagi Abram untuk menolak perintah Tuhan. Namun demikian, Abram memilih taat untuk melakukan perintah-Nya serta percaya pada janji penyertaan-Nya.

Pada perikop bacaan hari ini, setidaknya kita belajar tentang dua tahapan iman dalam hidup Abram, yaitu iman ketika ia dipanggil keluar dari negerinya dan iman ketika ia harus berdiam di tanah yang bukan miliknya. Tahapan iman ini yang kemudian mengawali misi Allah untuk membenahi bumi. Siapa yang sangka, sikap percaya tanpa ragu yang diwujudkan dalam aksi nyatanya, membuat Abram (kemudian menjadi Abraham) memiliki posisi istimewa dalam misi Allah bagi bumi.

Menurut Keil and Delitszch, pembenahan bumi yang sudah kacau ini Allah mulai dengan memanggil keluarga Abraham. Abraham menjadi agen perubahan untuk membenahi situasi dan kondisi bumi dari kacau menjadi teratur. Dalam ketidakpahamannya akan masa depan hidupnya, ia tetap taat terhadap panggilan-Nya. Kuncinya, Abram percaya dan memegang teguh janji Allah yang akan memimpin hidupnya. Bahkan kemudian, Tuhan memberkati Abram dan membuatnya menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi. Iman ‘menantang’ kita untuk taat dan percaya pada sesuatu yang melampaui logika kita. Menurut Martin Luther, iman adalah hal yang aktif, sulit, namun kuat. Iman itu sulit karena manusia cenderung mendasarkan segala sesuatu pada yang kelihatan dan masuk akal. Disinilah perbedaan orang beriman dan tidak beriman. Orang beriman akan percaya bahwa yang tidak/belum kelihatan itu akan terwujud kelak dan yang tidak masuk akan itu akan terjadi kelak. Layaknya Abram yang rindu untuk memenuhi panggilan Tuhan dan tunduk pada janji-Nya.

Sahabat Keluarga, ketaatan merupakan sebuah tindakan iman. Namun banyak orang Kristen yang menganggap bahwa hanya iman yang perlu, sedangkan soal ketaatan itu nomor dua. Mereka mengatakan percaya kepada Tuhan, namun tidak punya niat untuk menaati-Nya. Konsep seperti ini betul-betul keliru! Jika Sahabat Keluarga tengah menempuh perjalanan iman yang panjang seperti Abram, tetaplah pelihara ketaatan pada-Nya. Jika Anda dapat taat kepada atasan Anda, mengapa tidak Anda taat kepada Sang Pemilik Kehidupan?


RUANG REFLEKSI

PERTANYAAN ALKITAB

1.Apa saja tahapan iman yang harus dilalui Abram menurut perikop hari ini?

2.Apa yang Tuhan janjikan bagi Abram dan bagaimana respons Abram?

PERTANYAAN APLIKATIF

1.Tuliskan hal-hal yang Anda dan keluarga lakukan sebagai bentuk ketaatan iman!

2.Pada zaman ini, hal apa yang sering menjadi tantangan iman bagi Anda dan keluarga?

KOMITMEN PRIBADI

Buatlah komitmen pribadi yang berkaitan dengan renungan hari ini.

POKOK DOA

1. Memiliki iman yang teguh dalam berbagai persoalan hidup.

2. Mampu berperilaku taat dalam kehidupan sehari-hari.

“Oleh karena itu biarkan Firman, atau panggilan Allah, menjadi perhatian utama kita dan menghasilkan ketaatan yang benar dan ibadah yang berkenan kepada Allah." (Martin Luther)

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 3Hari 5

Tentang Rencana ini

Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M #3

Family First Indonesia (FFI) menggagas Family as a TEAM, yaitu gerakan untuk menolong para pasangan dan orang tua menyadari kembali panggilannya di dalam keluarga, memahami keluarga sebagai lembaga yang dibentuk atas inisiatif Allah, dan memulihkan relasi di dalam keluarga sehingga dapat hidup sebagai sebuah tim. Sudahkah keluarga Anda hidup sebagai sebuah tim? Bagaimanakah tim ini berfungsi? Apa yang perlu diperbaiki? Apa yang menjadi kekuatan? Bagaimana Anda menjalankan fungsi kepemimpinan untuk tim Anda?

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Family First Indonesia yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.familyfirstindonesia.org