Kebiasaan-kebiasaan dari KekudusanSampel

Habits of Holiness

HARI KE 5 DARI 7

Katakan Maaf!

Pernahkah Anda ada di dalam suatu pertengkaran atau melakukan sesuatu yang kejam terhadap saudara atau teman, lalu ibu Anda hanya meminta Anda untuk meminta maaf? Anda tidak merasa bersalah, tetapi Anda tetap mengatakannya, dengan segala sindiran dan amarah yang terkumpul! Meskipun ibu Anda mempunyai maksud yang baik lewat seluruh proses ini, jangan pikir bahwa Anda sungguh-sungguh bertobat.

Pertobatan bisa dijelaskan sebagai suatu putaran 180 derajat; seperti Anda sedang mengarah ke satu jalan dan kemudian berhadapan muka dan bergerak ke arah yang berlawanan. Definisi ini menjelaskan suatu tindakan yang disengaja, yang amatlah penting, tetapi ini bukan latihan satu kali saja.

Lihatlah, pertobatan lebih seperti suatu perasaan buruk karena melakukan sesuatu yang salah atau berkata maaf karena menyakiti seseorang. Pertobatan bisa saja dimulai dengan hal-hal itu, teapi itu tidak berhenti dengan hal-hal itu. Pertobatan adalah suatu perubahan radikal dalam arah. Bukan saja kita membalikkan hati kita ke arah Tuhan, kita juga mengarahkan tindakan-tindakan kita ke arah Tuhan.

Daud, raja Israel yang paling terkenal, disebut sebagai "seseorang yang berkenan di hati Tuhan." Dan inilah bagaimana ia diingat, meski pada kenyataannya dia dengan lancang melakukan perzinahan dan pembunuhan! Bagaimana bisa? Yah, karena Daud melatih pertobatan, dia adalah seseorang yang dikenal karena bergerak ke arah Tuhan. Dia menjalankan kebiasaan ini. Jadi apa yang bisa kita pelajari daripadanya, kesalahan-kesalahannya, dan doa-doanya?

Pertama, kita lihat bahwa pertobatan membutuhkan pengakuan bahwa kita telah mengacau:

Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Mazmur 51:4 TB

Pertobatan memerlukan pengakuan ketika kita mengacau, bukan hanya sekedar berpura-pura bahwa kita meminta maaf supaya membuat seseorang senang. Kita harus benar-benar mengenali akibatnya dan meminta pengampunan. Lagi, Daud menunjukkan:

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Mazmur 51:11-12 TB

Daud pahah akibat dari keputusannya; dia telah menghancurkan relasinya yang intim dengan Allah dengan memilih untuk mengikuti keinginannya sendiri. Tetapi lebih dari sekedar mengenali kesalahannya, Daud memohon Allah untuk memulihkannya, memulihkan relasi mereka. Dan ia meminta pertolongan, untuk menopang ke depannya ketika ia berjanji untuk menjadi lebih baik. Dan seperti inilah janjinya:

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! Mazmur 139:23-24 TB

Janji Daud untuk menjadi lebih baik memerlukan konsistensi dan membuka diri. Dia terus membuka dirinya kepada Allah, membiarkan Allah menunjukkan apapun yang tidak sesuai dengan perubahan arah Daud yang radikal. Dan proses ini—mengaku bahwa kita mengacau, meminta pengampunan, dan berjanji untuk menjadi lebih baik—itulah pertobatan sejati.

Kebiasaan 3: Latih Pertobatan. Ambil hikmah dari Daud dan mulailah mendoakan Mazmur 139:23-24 setiap hari. Doakan atau catat di akhir hari dan mulai mengundang Allah untuk menunjukkan Anda jika ada cara yang menghina di dalam diri Anda, apapun yang tidak kudus, apapun yang menghalangi Anda untuk menjalani panggilan hidup Anda sebagai orang kudus yang menunjukkan Tuhan Anda yang kudus. Di perjalanan, Anda akan mengetahui bahwa melatih pertobatan di dalam hal-hal kecil menjadikan jauh lebih mudah untuk melatih pertobatan di dalam hal-hal yang besar. Diperlukan diri yang terbuka, tapi ini akan mengarah kepada keintiman yang lebih besar di dalam relasi Anda dengan Allah dan menuju relasi dengan sesama yang lebih kaya, lebih bermakna.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 4Hari 6

Tentang Rencana ini

Habits of Holiness

Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk hidup sebagai orang-orang kudus sesuai dengan Tuhan kita yang kudus. Kekudusan bukanlah sebuah tujuan ajaib yang harus kita capai, melainkan identitas yang harus kita hidupi. Dalam Rencana Bacaan Alkitab ini, kita akan melihat beberapa kebiasaan yang kita bisa terapkan untuk membantu kita berjalan di dalam kekudusan dalam relasi secara langsung dengan orang lain maupun secara daring.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Life.Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.life.church/