Kebiasaan-kebiasaan dari KekudusanSampel

Habits of Holiness

HARI KE 4 DARI 7

Maju Berperang

Kita dipanggil untuk hidup sepadan dengan panggilan kita. Apakah panggilan itu? Ingat 1 Petrus 2:9. Sebagai pengikut Yesus, kita telah dibedakan dan secara khusus dipilih untuk hidup sebagai orang kudus untuk menampilkan Allah kita yang kudus. Jadi mari kita mulai menerapkannya. Seperti apakah panggilan dalam tindakan? Ketika kita tahu siapa diri kita dan memutuskan untuk hidup di dalam terang identitas itu, tidak hanya akan ada keyakinan dan keberanian yang lebih besar tentang diri kita, kita akan memiliki tindak tanduk dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dari orang lain di dunia. Petrus lanjut menjelaskan seperti ini:

Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. 1 Petrus 2:11-12 TB

Petrus menunjukkan pilihan yang kita semua harus buat: Apakah kita memilih untuk mengikuti keinginan kita sendiri atau mengikuti Kristus? Mentaati keinginan daging kita atau Bapa surgawi kita?

Inilah dia: Gagasan tentang ketaatan bisa mendapatkan dampratan yang buruk di dalam budaya kita hari ini. Dan mari kita jujur, cukup sulit rasanya untuk menuruti seseorang, terutama ketika kita pernah mengalami penyalahgunaan kekuasaan dan orang yang memanfaatkan orang lain. Itu tidak baik. Tapi itu bukanlah akibat ketika mentaati Allah. Ketika kita taat dan mengikuti-Nya, kita terus terhubung dengan Sumber kehidupan, kedamaian, dan kepuasan yang sejati. Namun ketikia kita mentaati keinginan kita, kita berakhir di tempat yang sama sekali berbeda. Paulus menjelaskannya seperti ini:

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?. Roma 6:16 TB

Jadi seperti kelihatannya untuk memilih untuk taat pada Allah di dalam relasi romatis dan seksual kita? Ini seperti memilih untuk mengasihi sesama dengan cara dimana Allah, lewat Kristus, telah mengasihi kita, dengan menunda seks sampai pernikahan dan menolak untuk menjadikan orang lain sebagai obyek.

Mengapa menunda seks sampai pernikahan? Yah, seks adalah sesuatu yang kuat. Dan dalam konteks yang salah, ini bukanlah "bercinta." ini menimbulkan sangat banyak bahaya pada diri sendiri dan orang lain. Lihat saja dunia yang kita tinggali hari ini. Kita harus berurusan dengan penyakit-penyakit menular seksual, kehamilan-kehamilan yang berakhir dengan aborsi, anak-anak yang tumbuh tanpa ayah, dan segala rasa malu dan trauma yang datangnya dari situasi penyalahgunaan seksual. Daftar itu semakin panjang, karena di dalam konteks yang salah, sesuatu yang sekuat seks mengakibatkan bahaya yang masif. Dan itu bukanlah bagaimana Allah memperlakukan kita dan menyuruh kita untuk memperlakukan orang lain.

Bagaimana dengan menolak untuk menjadikan orang lain sebagai obyek? Menolak untuk menjadikan orang lain sebagai obyek terlihat seperti menolak hawa nafsu. Karena hawa nafsu melatih kita untuk melihat orang lain sebagai obyek kesenangan kita bukan sebagai orang yang kita kasihi. Dan itu tidak baik. Saat Yesus datang, Dia terus-menerus meninggikan orang. Dia mengingatkan kita apa artinya menjadi manusia, memiliki harga diri dan nilai, menjadi orang yang diundang untuk bermitra bersama Allah untuk membawa kebaikan dan keindahan ke dalam dunia. Itulah siapa diri Anda, tapi itu juga siapa pacar Anda. Itulah siapa orang yang berada di layar atau di video itu. Dan memperlakukan mereka sebagai sesuatu yang kurang dari itu adalah kesalahan dalam arti kata tertinggi—itulah dosa. Dan dosa (keinginan daging kita) selalu berakhir dengan maut. Tapi apa yang Allah tawarkan kepada kita, apa yang Yesus tunjukkan kita, adalah jalan yang mengarah kepada hidup:

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 6:23 TB

Ketaatan kepada Allah jauh lebih baik daripada ketaatan kepada seseorang atau sesuatu lainnya. Ketaatan kepada hal-hal lainnya, keinginan kita, mungkin terasa baik sekarang, tetapi ini selalu berakhir dengan kesakitan dan kematian. Jadi pilihlah ketaatan—pilih untuk memperlakukan orang lain sama seperti Allah, lewat Kristus, telah memperlakukan Anda.

Kebiasaan 2: Pilih ketaatan. Secara praktis, usahakan untuk menghilangkan godaan hari ini, jadi Anda tidak harus melawannya besok hari. Jadikan kebiasaan untuk membuang sesuatu ketika mereka kecil, bukannya membiarkan mereka tumbuh dan mengakibatkan rasa sakit dan kematian dalam hidup Anda. Ketika Anda mengenali titik masalahnya, jangan hapus itu. Berbicaralah dengan pacar Anda. Pasang batasan di telpon dan komputer Anda. Dan jangan lakukan ini sendiri! Mintalah bantuan dan pertanggungjawaban dari orang yang Anda percayai. Berlatihlah untuk mengenali dan menghilangkan godaan hari ini.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 3Hari 5

Tentang Rencana ini

Habits of Holiness

Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk hidup sebagai orang-orang kudus sesuai dengan Tuhan kita yang kudus. Kekudusan bukanlah sebuah tujuan ajaib yang harus kita capai, melainkan identitas yang harus kita hidupi. Dalam Rencana Bacaan Alkitab ini, kita akan melihat beberapa kebiasaan yang kita bisa terapkan untuk membantu kita berjalan di dalam kekudusan dalam relasi secara langsung dengan orang lain maupun secara daring.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Life.Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.life.church/