Siapakah Roh Kudus?

Siapakah sebenarnya pribadi Roh Kudus itu? Banyak orang Kristen lebih terbiasa dengan pribadi Allah Bapa dan Tuhan Yesus, tetapi sedikit asing dengan pribadi Roh Kudus ini.

Ingatkah kita, Tuhan Yesus pernah berkata bahwa bila Dia tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang. Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta itu membuka zaman baru dalam sejarah manusia yang dimulai oleh kemenangan Yesus (Yoh 7: 39).

Tentu saja karya Roh Kudus bukan baru dimulai sejak zaman Perjanjian Baru, tetapi juga kita temukan di Perjanjian Lama.

Dalam kisah penciptaan Kejadian1:2, Roh Kudus turut bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak (Firman) dalam penciptaan, digambarkan seperti angin besar (ruah = angin, roh) yang melayang-layang. Kata melayang-layang di sini bisa diartikan mengerami, seperti seekor induk ayam mengerami telur. Sejak awal Dia terlibat dalam penciptaan dan kehidupan manusia.

Di dalam Perjanjian Lama, kita juga menemukan banyak orang-orang yang dipilih Tuhan untuk menerima Roh Kudus, tetapi sifatnya sementara. Roh Kudus datang dan pergi.

Contohnya, Simson. Dia beroleh kekuatan fisik yang luar biasa, namun ketika Roh Allah meninggalkannya, kekuatannya hilang juga. Itulah sebabnya Daud juga berseru, “...dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku” (Mzm 51:11).

Di dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus dinyatakan lebih jelas lagi dan menonjol, contohnya di dalam peristiwa yang berhubungan dengan kelahiran Yesus (Mat. 1:18; Luk. 1:35, 41, 67-68; 2:27).

Roh Kudus sebagai pribadi Allah Tritunggal sangat nyata digambarkan pada saat pembaptisan Tuhan Yesus. Allah Bapa berseru dan menyatakan perkenanan-Nya pada Allah Anak yang sedang dibaptis dan Allah Roh Kudus turun dari langit ke atas-Nya menyerupai burung merpati.

Tuhan Yesus juga menekankan peran Roh Kudus yang akan menjadi Penolong yang lain (seperti halnya Tuhan Yesus) setelah Dia pergi. Dia juga mengingatkan akan keabadian Roh Kudus untuk bersama-sama dengan kita, dan tidak lagi bersifat sementara seperti di Perjanjian Lama. Yoh 14:16 berkata, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”

Roh Kudus bukanlah ‘sesuatu’ atau suatu daya atau kuasa yang tidak berpribadi. Dia adalah pribadi Allah yang dekat dengan kita dan sangat mengasihi kita.

Maukah Saudara berhenti sejenak sekarang dan membuka hati dan pikiran Saudara untuk kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita? Kenalilah Dia dan rasakan bagaimana Dia mencurahkan kasih Allah ke dalam hati kita.