Peganglah Tanganku, Roh KudusSample
Bebas Dari Rasa Bersalah
“Jadi sekarang, kita tidak perlu takut lagi pada hukuman Allah yang sebenarnya patut kita terima. Mengapa? Karena kita sudah bersatu dengan Kristus Yesus. Artinya kita tidak lagi hidup menuruti naluri yang berdosa, tetapi taat kepada pimpinan Roh Allah. Inilah yang terpenting: Melalui persatuan dengan Kristus, kita menerima Roh Allah yang memberi hidup, dan kita dibebaskan dari kuasa dosa yang membinasakan” (Roma 8:1-2).
Roma pasal 8 ini dimulai dengan pernyataan yang kokoh akan kepastian kebebasan kita. Roh Allah membebaskan kita dari rasa bersalah dan rasa tertuduh.
Banyak orang mengubur dalam-dalam rasa bersalah mereka, sering kali untuk waktu yang lama. Mungkin di otak mereka, mereka berusaha percaya akan doktrin keselamatan mereka, tetapi ada rasa bersalah tinggal diam di dalam hati tidak mau pergi.
Mereka berusaha diam-diam membayar hutang itu kepada Allah. Dengan memberi persembahan atau dengan aktif di gereja, mungkin.
Padahal, jika kita hendak membayar sesuatu kepada Allah, bukankah kita meremehkan harga pengorbanan Kristus di kayu salib?
Roh Allah mengingatkan kita bahwa kita adalah anak-anak Allah yang terkasih dan bahwa Dia telah memeteraikan kita dan Dia sendiri adalah jaminan akan kepenuhan warisan kita. Dia mengingatkan kita bahwa, “... dalam Kristus kita dibenarkan oleh Allah” (2 Kor 5:21). Kita sudah dan akan selalu menjadi orang benar di hadapan Allah.
Roma 8:14-16 (TSI) berkata: “Karena semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anggota keluarga Allah. Sebab Roh-Nya yang sudah diberikan kepada kita bukanlah untuk memperbudak kita sehingga kita takut menghadap Allah. Tetapi Roh-Nya itu menjadikan kita anak angkat Allah. Sebagai bukti, Roh-Nyalah yang memimpin kita untuk berseru memanggil Allah, “Abba, ya Bapa!” Roh Allah sendiri meyakinkan roh kita bahwa kita adalah anggota keluarga-Nya.”
Tidak ada lagi penghukuman, penghakiman atau disalahkan oleh Tuhan, kita adalah anak yang dikasihi. Kehadiran Roh Kudus menjadi sumber motivasi kita. Dia menggerakkan hati kita, bukan sekedar menyelesaikan daftar tugas untuk menghindari rasa bersalah, tetapi menuju kehidupan yang penuh dengan kasih, damai, dan sukacita.
Apa yang kita lakukan tidak lagi bertujuan untuk mendapatkan kebaikan-Nya atau terbebas dari rasa bersalah, melainkan sebagai buah dari menyadari bahwa kita sudah menikmati itu semua (yaitu kebaikan-Nya dan kebebasan dari rasa bersalah). Dia akan membimbing kita ke dalam kehidupan yang mencerminkan kasih-Nya, bukan oleh tekanan untuk bebas dari rasa bersalah
Tuduhan hati kita kepada diri kita sendiri dapat menjadi senjata terakhir dosa untuk menjauhkan kita dari rahmat Allah. Tuduhan tersebut menggoda kita untuk merasa tidak layak dikasihi Allah, dan kita berpikir, ‘Apa iya Allah benar-benar menerima saya?’’ Di sinilah salah satu sisi penting dari iman adalah menerima bahwa kita diterima. I Yoh 3:19-20, berkata, “Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran dan boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, bilamana hati kita menuduh kita. Sebab Allah lebih besar daripada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.”
Rasa bersalah itu adalah naluri dan cara hidup kita yang lama, tetapi Roh Allah memberi kita hidup dan membebaskan kita dari kuasa dosa yang membinasakan.
Scripture
About this Plan
Siapakah sebenarnya pribadi Roh Kudus itu? Banyak orang Kristen lebih terbiasa dengan pribadi Allah Bapa dan Tuhan Yesus, tetapi sedikit asing dengan pribadi Roh Kudus ini. Roh Kudus adalah Penolong, Penghibur, Pembela dan Bestie kita. Kita akan kenali Dia lebih dekat lewat 10-hari Bible Plan ini.
More