Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample
Apakah Tuhan Menjawab Semua Doa Anda?
Saya menyukai permainan kriket. Setidaknya, saya suka menontonnya. Saya tidak pernah pandai dalam memainkannya. Tetapi, saya tahu banyak orang tidak menyukai permainan kriket dan bahkan tidak memahami aturannya (terutama jika mereka berasal dari sebuah negara di mana kriket bukanlah olahraga populer). Jadi, saya harap Anda akan memaafkan saya karena menggunakan perumpamaan permainan kriket.
Ketika dua pemain berlari di antara gawang di lapangan kriket, mereka perlu mengkoordinasikan keputusan, apakah mereka harus berlari atau tidak. Satu akan berteriak ke yang lain 'Ya' (yaitu, 'Mari kita lari'), atau 'Tidak' (yaitu, 'Tetap di mana Anda berada'), atau 'Tunggu' (yaitu, 'Mari kita lihat apa yang terjadi sebelum kita memutuskan untuk berlari ').
Tuhan mendengar semua doa Anda dan, Dia menjawab semua doa Anda. Tetapi, kita tidak selalu menerima apa yang kita minta. Saat kita meminta sesuatu kepada Tuhan, jawabannya adalah ‘Ya’ atau ‘Tidak’ atau ‘Tunggu’.
John Stott menulis bahwa Tuhan akan menjawab 'Tidak' jika hal-hal yang kita minta 'tidak baik dalam diri mereka, atau tidak baik untuk kita atau untuk orang lain, langsung atau tidak langsung, segera atau akhirnya'.
Kita tidak selalu mengetahui alasan mengapa jawabannya adalah 'Tidak'. Kita perlu mengingat bahwa Allah melihat segala sesuatu dari sudut pandang kekekalan dan bahwa ada beberapa hal yang mungkin tidak pernah kita pahami dalam kehidupan ini.
Dalam bagian-bagian untuk hari ini, kita melihat contoh-contoh dari ketiga jenis jawaban dari Allah.
Mazmur 17:13–15
1. Tuhan berkata ‘Ya’
Apa hal pertama yang Anda lakukan saat Anda bangun di pagi hari? Daud memberi kita contoh yang bagus:'Tetapi aku.... dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu’ (Ay.15, TB). Mulailah setiap hari mencari hadirat Tuhan dan menemukan kepuasan dari dalam diri-Nya.
Inilah inti dari doa itu. Doa bukan melulu hanya soal meminta sesuatu; tetapi doa adalah tentang mencari wajah Tuhan dan menikmati 'persekutuan manis dengan -Nya'.
Ini adalah konteks permintaan Daud. Dia berseru kepada Tuhan untuk meminta bantuan dalam menghadapi musuh-musuhnya (Ay.13–14). Tuhan mendengar dan menjawab doanya dengan respon positif, ‘Ya’.
Tuhan, pada waktu bangun aku akan ‘menjadi puas dengan rupa-Mu’ (Ay.15b).
Perjanjian Baru
Matius 20:20–34
2. Tuhan berkata 'tidak' untuk satu permintaan, 'ya' bagi yang lain
Bill Hybels menulis, "Jika permintaan itu salah, Tuhan berkata" Tidak ". Jika waktunya salah, Tuhan berkata "Tunggulah". Jika Anda salah, Tuhan berkata "Bertumbuhlah". Tetapi jika permintaan-Nya benar, waktunya tepat, dan Anda benar pula, maka Tuhan berkata "Baiklah". "
Dalam bacaan ini, kita melihat dua permintaan. Yang pertama menerima jawaban 'Tidak' (Ay.20-28) dan jawaban kedua adalah 'Ya' (Ay.29–34).
- Dua permintaan
Dalam kedua kasus, Yesus bertanya, 'Apa yang Anda inginkan?' Dia berkata kepada ibu putra-putra Zebedeus, 'Apa yang kamu inginkan?' (Ay.21). Dia berkata kepada dua orang buta, 'Apa yang kamu ingin Aku lakukan untukmu?' (Ay.32).
Dengan cara itu pasti sudah jelas apa yang mereka inginkan (dalam contoh kedua mereka buta, jadi mereka pasti ingin melihat), tetapi Tuhan ingin kita terlibat aktif. Rasul Yakobus berkata, kamu tidak memiliki, karena kamu tidak meminta kepada Tuhan' (Yakobus 4:2). Yesus berkata, ‘Mintalah maka akan diberikan kepadamu... Karena setiap orang yang meminta akan menerima’ (Matius 7:7–8). Ini mungkin tampak sebagai suatu hal yang jelas, tetapi titik awal dari doa yang dijawab adalah benar-benar meminta.
- Dua jawaban
Dalam kasus permintaan orang buta, jawaban Yesus adalah ‘Ya’. ‘Yesus menaruh belas kasihan pada mereka dan menyentuh mata mereka. Segera mereka menerima penglihatan mereka lalu mengikuti-Nya '(Ay..34).
Di sisi lain, Yesus, pada dasarnya, mengatakan 'Tidak' kepada ibu putra-putra Zebedeus. Tanggapan ini juga berasal dari belas kasih. Permintaannya adalah untuk kemuliaan, kekuasaan, dan kemajuan untuk anak-anaknya. Dia menunjukkan bahwa wanita tersebut tampaknya tidak mengerti semua maksud dari permintaannya.
Dia berkata, 'Dapatkah kamu meminum cawan yang akan Ku minum?' (Ay.22). Para nabi Perjanjian Lama berbicara dalam beberapa bagian dari 'cawan murka (Allah)' (misalnya, Yesaya 51:17–22; Yeremia 25:15-29).
Yang mengejutkan, Yesus berbicara tentang Dialah yang akan meminum cawan-Nya sendiri. Dia akan "memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28). Kata Yunani ‘untuk’ (‘anti’), berarti ‘sebagai ganti’. Ini adalah contoh yang paling jelas dalam seluruh Perjanjian Baru tentang Yesus yang menjelaskan kematian-Nya sebagai pengganti.
- Dua alasan
Rasul Yakobus menulis, 'Atau Anda berdoa juga, tetapi Anda tidak menerima apa-apa, karena Anda salah berdoa’ (Yakobus 4:3). Di balik permintaan di sini, ada motif yang berbeda. Kedua permintaan itu berhubungan dengan ketuhanan. Permintaan orang buta berasal dari pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan, dan hasrat untuk sesuatu yang baik (Matius 20:30–33). Di sisi lain, Yesus menunjukkan bahwa permintaan ibu datang dari keinginan untuk 'menguasainya' (Ay.25).
Kebesaran sejati bukan berasal dari memihak orang lain atau dari apa yang dunia anggap sebagai kesuksesan (kekayaan, posisi, ketenaran, atau memiliki pelayanan 'sukses'). Sebaliknya, Yesus mengatakan bahwa kebesaran sejati datang dari hal menjadi 'seorang hamba' - mengikuti teladan-Nya dalam memilih 'melayani, tidak dilayani' (Ay.26–28). Ini adalah contoh di mana para murid salah dan Tuhan berkata 'Bertumbuhlah'.
Saya pikir saya telah belajar lebih banyak dalam hidup saya sendiri sejak dari saat-saat ketika doa-doa saya sepertinya tidak dijawab ketimbang di saat ketika mereka telah dijawab dengan 'Ya'. Tentunya para murid pasti telah belajar banyak dari perihal doa 'tak terjawab' ini.
Tuhan, terima kasih atas pelajaran yang kami pelajari dari doa yang 'tak dijawab'. Terima kasih karena Engkau menunjukkan kami kebesaran sejati. Bantu aku untuk mengabdikan hidupku untuk menjadi pelayan-Mu dan untuk melayani orang lain.
Perjanjian Lama
Ayub 15:1–18:21
3. Tuhan berkata ‘Tunggu’
Apakah Anda menyadari bahwa, kesulitan apapun yang Anda hadapi, sekarang Yesus berdoa untuk Anda?
Ayub yang malang yang harus bertahan dengan percakapan yang semakin menjengkelkan dari teman-temannya di mana mereka lebih sering mengutuknya, serta menuduhnya. Ayub menggambarkannya sebagai 'penghibur sialan’ (16:2), dengan 'percakapan omong kosong’ mereka (Ay.3a). Mereka tidak membantu sama sekali (Ay.4).
Beberapa orang salah percaya bahwa penderitaan kita dalam kehidupan ini selalu disebabkan oleh dosa kita sendiri, atau bahkan oleh dosa dalam kehidupan sebelumnya. Jadi, jika orang dilahirkan dalam kemiskinan atau dengan beberapa kelainan genetik, maka itu sudah pasti adalah kesalahan mereka. Kesalahan ini pastinya merupakan penderitaan tambahan yang tidak perlu (gagasan reinkarnasi sama sekali ditolak dalam Alkitab, lihat Ibrani 9:27). Beginilah cara orang yang disebut 'teman' oleh Ayub bercerita tentang dirinya.
Ketika teman-temanmu menderita, hindari menjadi penghibur yang 'menyedihkan' (Ayub 16:2). Sebaliknya, seperti yang disarankan Ayub, ‘dorong’, ‘hibur’ dan ‘kuatkan’ mereka dan ‘tenangkan penderitaan mereka’ (Ay.5).
Satu hal yang selalu dapat Anda lakukan adalah bersyafaat (berdoa atas nama mereka) bagi mereka. Ayub berkata:
‘Sekalipun aku dicemoohkan oleh sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis, supaya Ia memutuskan perkara antara manusia dengan Allah, dan antara manusia dengan sesamanya’ (Ayub 20-21).
Kita tidak diberitahu siapa yang menjadi pengantara Ayub, tetapi siapa pun itu, dia adalah teman sejati Ayub karena dia memohon kepada Tuhan untuknya.
Doa-doa dari pendoa syafaat tampaknya tidak segera dijawab, tetapi akhirnya pada saat Allah memulihkan nasib Ayub. Jawabannya untuk pengantara Ayub dan untuk Ayub adalah 'Tunggu'. Kemudian, itu adalah syafaat Ayub untuk orang lain yang merupakan penyebab langsung pemulihannya (42:8–10).
Siapa pendoa syafaat Ayub? Ayub berkata, 'Ketahuilah, sekarang pun juga, Saksiku ada di sorga, Yang memberi kesaksiaan bagiku ada di tempat yang tinggi’ (16:19). Dalam Perjanjian Baru, kita melihat bahwa pribadi yang 'mewakili manusia di hadapan Allah' (16:21, TB) adalah Yesus. Dia adalah 'penyokong bagi Anda dengan Bapa' (1 Yohanes 2:1). Dia menjadi pengantara bagiku (Ibrani 7:24-25).
Yesus adalah penyokong Ayub. Dia menjadi pengantara baginya. Yesus memohon kepada Allah 'seperti manusia memohon untuk seorang temannya' (Ayub 16:21). Ada kesamaan antara pengalaman Ayub dan pengalaman Petrus. Yesus berkata kepada Simon Petrus, 'Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur,’ (Lukas 22:31–32).
Seperti yang dikatakan John Wimber, "Kabar baiknya adalah Yesus berdoa bagi Anda. Kabar buruknya adalah Anda akan membutuhkannya! "
Tuhan, terima kasih banyak bahwa Engkau berjanji untuk menjadi penyokong bagiku. Terima kasih bahwa pada saat-saat seperti Ayub atau Petrus, tampaknya Iblis telah menuntut untuk menampiku seperti gandum, tetapi Engkau telah berdoa untukku. Terima kasih karena aku tahu, bahkan jika sepertinya aku harus menunggu, jawaban doa penyokongku di surga akhirnya akan selalu menjadi 'Ya'.
Pippa Menambahkan
Matius 20:20–28
Ibu dari putra-putra Zebedeus tampaknya agak ambisius. Kita semua bisa menjadi terlalu ambisius bagi anak-anak kita. Ada semacam hak ambisi untuk anak-anak kita dan semacam kesalahan. Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya:“Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta’ (Matius 20:22). Sangat penting untuk berdoa bagi anak-anak kita sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan kehendak kita sendiri.
Ayat Hari ini
‘Sekalipun aku dicemoohkan oleh sahabat-sahabatku....’ (Ayub 16:20)
About this Plan
Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.
More