O' Holy Night | Renungan Natal 5 HariSampel

Menyertai Kita

Mereka akan menamakan Dia Imanuel—yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:23)

Pada suatu pagi di hari Natal bertahun-tahun lalu, saya berdiri di samping ayah saya di dasar tangga rumah kami. Saya melihat kesedihan di wajahnya, ketika efek demensia yang dideritanya memburuk. Beliau menyadari bahwa ia tidak akan pernah lagi menaiki tangga tersebut dan memasuki kamar yang selama ini ditempatinya bersama ibu saya.

Keluarga kami memasuki masa penantian. Menantikan penyakit itu menghapus suara dan pikiran Ayah. Menantikan saat mata beliau memberi tahu kami bahwa ia tidak mengenal kami lagi. Menantikan tibanya kesudahan dari segala sesuatu.

Pada Natal tahun itu, saya menemukan pengharapan dalam kidung O Datanglah Imanuel (KJ 81). Ini adalah lagu tentang penantian. Bangsa Israel telah lama menantikan kedatangan Mesias, bahkan bertanya-tanya akankah Dia benar-benar datang. Akan tetapi, penantian mereka tidak sia-sia. Yesus dilahirkan ke dunia kita untuk menyelamatkan kita dari dosa—kelahiran-Nya menggenapi nubuat dari ratusan tahun sebelumnya: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel [yang berarti ‘Allah menyertai kita’],” kata Nabi Yesaya (7:14).

Kelahiran Yesus menjadi pengganti bagi segala kesudahan dalam hidup kita. Kehadiran-Nya menguatkan kita saat kita menantikan dan menjalani masa-masa itu. Allah ada bersama ayah saya pada hari ketika beliau melihat anak-anak tangga itu. Suatu hari nanti, Dia akan bersama kita, selamanya. Dialah akhir dari semua penantian kita yang menyakitkan—akhir dari segala kesudahan kita. Allah menyertai kita (Mat. 1:23). —KAREN HUANG

Bagaimana kebenaran tentang penyertaan Allah mengubah masa-masa penantian Anda? Meskipun tahu bahwa hidup penuh dengan kesudahan, mengapa Anda masih dapat memandang masa depan dengan penuh harapan?

Tuhan Yesus, terima kasih, Engkau telah menjadi Imanuel bagiku.