KRISTEN DAN BANGSANYASampel
Berdoa Bagi Bangsa
Mendoakan bangsa dan negara adalah satu bentuk keterlibatan Kristen yang bertanggung jawab. James Edwin Orr, seorang pengajar Misi dan Sejarah Kebangunan Rohani di Fuller Theological Seminary, Amerika Serikat, pernah mengatakan, “Whenever God is ready to do something new with His people, He first set them to praying (Kapan pun Tuhan hendak melakukan sesuatu yang baru bagi umat-Nya, Ia terlebih dahulu mengarahkan umat-Nya untuk berdoa). Sejarah misi dan kebangunan rohani di berbagai bangsa juga membuktikan, bahwa perubahan dan transformasi bangsa diawali oleh gerakan doa umat Tuhan di dalamnya.
Sejarah transformasi bangsa yang diawali oleh lutut yang bertelut dikisahkan dengan indah dalam kitab Nehemia. Nehemia adalah seorang Ibrani yang menjadi juru minum raja Artahsasta di istana Media-Persia (lih. Nehemia 1:1, 11; 2:1). Ini adalah jabatan yang sangat tinggi, apalagi bagi orang asing seperti Nehemia. Namun demikian, kemapanan hidup di negeri lain ini tidak membuat Nehemia lupa akan tanah airnya di Israel/Yehuda. Ketika Hanani dan beberapa orang dari Yehuda menceritakan kondisi Yerusalem yang tembok-temboknya telah runtuh, Nehemia langsung berkabung, berdoa, dan berpuasa.
Doa Nehemia bukan semata-mata meratapi kondisi Yerusalem yang dipermalukan di antara bangsa-bangsa. Doanya yang terurai di ayat 5-11 dari Nehemia 1 nampaknya adalah sebuah ringkasan dari gerakan doa panjangnya dari bulan Kislew (1:1) hingga bulan Nisan (2:1), dan itu berarti Nehemia berdoa kurang lebih selama tiga bulan. Gerakan doa Nehemia ini akhirnya memimpinnya kepada langkah demi langkah untuk bergerak memberi diri (dengan segala risiko) untuk terlibat dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem.
Dari kisah gerakan doa Nehemia yang begitu indah, yang kemudian diikuti dengan perannya untuk membangun kembali Yerusalem, kita dapat belajar akan pentingnya gerakan doa bagi bangsa. Pembangunan dan transformasi sebuah bangsa selalu berangkat dari gerakan doa dan kebangunan rohani di antara umat-Nya sepanjang zaman. Bahkan nabi Yeremia pernah mengajar umat Tuhan di pembuangan untuk tetap berdoa bagi kesejahteraan kota di mana umat Israel dibuang dan tinggal: “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yeremia 29:7). Jika umat Israel/Yehuda yang dibuang ke Babel saja diperintahkan Allah untuk berdoa bagi kesejahteraan kota di mana mereka dibuang, terlebih lagi umat Kristen Indonesia yang dalam rencana agung Allah ditempatkan di bumi nusantara ini.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Meski minoritas secara jumlah, umat Kristen juga merupakan bagian dari bangsa Indonesia, dengan hak dan tanggung jawab yang setara dengan komponen bangsa lainnya. Bagaimana seorang Kristen harus mengidentifikasi dirinya sebagai warga negara, dan apakah tanggung jawabnya sebagai umat Allah yang ditempatkanNya di bumi nusantara? Renungan-renungan ini akan menolong Anda merefleksikannya.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Perkantas Indonesia karena menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: http://www.perkantas.net