KRISTEN DAN BANGSANYASampel

KRISTEN  DAN BANGSANYA

HARI KE 1 DARI 5

Kewargaan Ganda

Jika kepada Anda ditanyakan, “Manakah yang menjadi identitas Anda: orang Kristen Indonesia, ataukah orang Indonesia yang Kristen?” apa jawaban Anda? Sekilas, kedua istilah tersebut nampak sama, namun sesungguhnya ada perbedaan di dalam tekanan makna. “Orang Kristen Indonesia” menekankan kekristenan sebagai identitas iman yang berbeda dengan iman/kepercayaan lain di bangsa Indonesia. Sedangkan “orang Indonesia yang Kristen” lebih menekankan keindonesiaan yang satu, dibandingkan identitas iman yang berbeda-beda. Jadi, “orang Kristen Indonesia” lebih menekankan ke-berbeda-an daripada kesatuan (Indonesia). Sebaliknya, “orang Indonesia yang Kristen” lebih menekankan kesatuan Indonesia, daripada ke-berbeda-an iman/kepercayaan. Manakah yang menggambarkan Anda?

Keberadaan umat Tuhan di tengah konteks sebuah bangsa di dunia ini bukan sebuah kebetulan. Sejak Allah memanggil Abraham untuk menjadi bangsa yang besar, di dalam panggilan itu terkandung identitas kebangsaan di tengah dunia, yakni agar mereka menjadi “berkat bagi bangsa-bangsa" (Kej. 12:1-3; 18:18-19). Ketika Israel berkali-kali berada di bawah bayang-bayang bangsa lain, bahkan ketika mereka dibuang ke Babel, Allah memanggil umat-Nya untuk “mengusahakan kesejahteraan kota” dimana mereka berada (Yeremia 29:7). 

Karena itu, “imamat rajani” (bangsa yang menjadi imam dan memerintah sebagai raja mewakili Allah – 1 Petrus 2:9) adalah identitas kewargaan umat Kristen yang harus dimaknai utuh: sebagai warga Kerajaan Allah dan warga dunia ini. Tegasnya, orang Kristen memiliki kewargaan ganda: warga Kerajaan Allah sekaligus warga negara dunia. Keduanya melekat dan tak terpisahkan. Setiap Kristen tak boleh hanya menganggap dirinya warga Kerajaan Allah atau hanya warga negara di dunia.

Hanya menganggap diri warga Kerajaan Allah mungkin akan membuat kita apatis dan tidak mampu menjalankan panggilan Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa. Sebaliknya, jika hanya menganggap diri warga negara Indonesia, kita mungkin lupa bahwa Tuhan Semesta Langit, Raja segala Raja, berdaulat atas jalannya sejarah segala bangsa, termasuk Indonesia. Pada akhirnya kita tidak akan mempunyai visi dan harapan bagi bangsa ini.

Dr. Johannes Leimena menyatakan, “Orang Kristen bukanlah minoritas yang berarti menyendiri, melainkan justru menjadi saksi di dalam masyarakat Indonesia.”

Hari 2

Tentang Rencana ini

KRISTEN  DAN BANGSANYA

Meski minoritas secara jumlah, umat Kristen juga merupakan bagian dari bangsa Indonesia, dengan hak dan tanggung jawab yang setara dengan komponen bangsa lainnya. Bagaimana seorang Kristen harus mengidentifikasi dirinya sebagai warga negara, dan apakah tanggung jawabnya sebagai umat Allah yang ditempatkanNya di bumi nusantara? Renungan-renungan ini akan menolong Anda merefleksikannya.

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Perkantas Indonesia karena menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: http://www.perkantas.net