Sang PejuangSampel

Warrior

HARI KE 3 DARI 6

Kesembuhan Sang Pejuang

Ketika saya diberika Alkitab pribadi milik ibu saya setelah penguburannya, saya menemukan sebuah pembatas buku yang ditekuk di lokasi dimana ia membacanya terakhir kali. Saya membukanya dan membaca perkataan Yesus di dalam Matius 10:38 TB:

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku."

Setelah kehilangan ibu saya pada usia 16, proses perkabungan menjadi sebuah salib untuk dipikul, namun itu bukanlah yang saya harapkan.

Tidak pernah ada air mata yang bercucuran, seruan melawan Tuhan, atau keputusanasaan yang saya kira. Gantinya, saya kehilangan perasaan terhadap hampir segalanya. Ini menakutkan saya.

Apakah saya peduli? Apakah saya benar-benar mengasihi ibu saya atau merindukannya? Apa yang salah dengan diriku?

Saya mencoba untuk menerima luka itu dan duka cita dapat terlihat berbeda pada setiap orang. Namun saya mulai bertanya-tanya apakah saya merasa kosong akan segalanya, bahkan Tuhan. 

Bagus saat Tuhan memakai kelemahan terbesar kita untuk kekuatan terbesar-Nya. Entah bagaimana, di masa-masa berputus asa ini, saya mulai melihat hati Tuhan.

Tahun demi tahun dari masa kanak-kanak kami, masalah kesehatan ibu, kunjungan-kunjungan ke dokter spesialis, dan kemunduran kondisi fisiknya. Banyak malam yang dihabiskan di ruang tunggu Gawat Darurat sambil mengerjakan pekerjaan rumah dan berdoa untuk sesuatu untuk berubah. Saya melihatnya melawan penyakit ini melewati banyak tahapan, tahapan-tahapan kehidupan, dan versi dari dirinya. Ibu saya melawan dengan kekuatan hebat seperti Kristus—yang diam di salib seperti dicatat oleh Rasul Petrus.

Kilas balik, keheningan itu, kekuatan yang perlahan-lahan ia tunjukkan membantu saya untuk melihat bahwa kasih Kristus tidaklah selalu keras suaranya, namun selalu meraung dengan keberanian.

Saya dapat seharian menuliskan kekuatan yang saya telah pelajari dari melihat kesembuhan ayah saya. Saya melihat sebuah keinginan ayah yang pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan kami, bahkan ketika ia sedang sakit. Saya diingatkan akan Bapa Surgawi kita. Saya juga mempelajari isak tangis lelaki terkuat, namun kita tidak perlu melakukannya sendirian. Dari ayah saya dan saudara lelaki saya telah belajar bahwa luka-luka adalah kesempatan penuh untuk melihat Tuhan.  

Luka itu berbeda bagi setiap orang, namun itu tidak berarti itu akan menetap. Seperti sebuah tulang yang patah, Tuhan ingin agar anda sembuh dengan lebih kuat daripada sebelumnya. Tuhan berdiri siap untuk menemui anda di masa terlemah anda dengan kekuatan terbesar-Nya. Ia adalah seorang Pejuang, Ia telah terluka bagi anda, dan Ia berperang bersama anda.

Doa: Tuhan, sudikah Engkau menunjukkan saya luka-luka yang saya sembunyikan? Sudikah Engkau membantu saya untuk sembuh dan menunjukkan bahwa Engkau sedang berperang bersama saya? Terima kasih karena sudah menjadi seorang Bapa yang pengasih. Amin. 

-Luke, berjuang demi kesembuhan

Hari 2Hari 4

Tentang Rencana ini

Warrior

Ada seseorang yang kuat, liar, dan penuh keberanian yang siap untuk berdiri dan bertempur untuk apa yang berarti. Rencana Bacaan Alkitab Life.Church ini bersama dengan seri dari Pastor Craig Groeschel, Sang Pejuang, akan memanggil anda untuk menemukan tujuan, menangkal keragu-raguan, menyembuhkan luka-luka, melawan kecanduan, dan membangkitkan seorang juara.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Life.Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.life.church/