Kekristenan Dan Profesionalisme 5Sampel
SEBERAPA BESAR KEPEDULIAN ANDA?
“Firman-Nya: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah’” (Kejadian 4:10)
Profesional, di suatu hari libur, saya diundang makan oleh seorang sahabat yang anaknya kuliah di Melbourne. Pasangan suami-isteri ini tinggal di sebuah apartemen yang mempunyai view yang cantik sekali. Ketika mengobrol di ruang keluarga, sang isteri berkata, “Pembantu rumah tangga saya ini sering saya beri libur. Setiap kali saya dan keluarga berlibur ke luar negeri, saya minta mereka berlibur juga.”
Ucapannya itu mengingatkan saya kepada pembantu rumah tangga saya sendiri. PRT biasanya tidak libur pada hari Minggu. Oleh sebab itu, ketika mereka pulang ke kampung untuk urusan tertentu biasanya kami memberinya kebebasan untuk mengambil liburan lebih dari yang mereka butuhkan. Misalnya saja keperluan mereka hanya satu hari, tetapi kami tidak keberatan jika mereka pulang satu minggu. Pada hari lebaran pun mereka kami izinkan pulang lebih lama lagi. Kami merasa tidak memiliki hati jika tidak melakukan hal itu. Siapa tahu mereka berdoa begini, “Boss sungguh tidak berperikemanusiaan. Dia bisa libur seenaknya sedangkan saya disuruh kerja terus-menerus.”
Profesional, Tuhan itu baik. Amat baik. Saya justru sering mendapatkan ‘teguran’ bahkan ‘tempelak’ saat mengobrol dengan orang lain, mendengarkan kisah orang lain, atau bahkan mengalami sendiri peristiwa itu. Saat menulis renungan ini, saya ingat ucapan Yesus yang berkata, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 7:12) Mari introspeksi diri.
Doa: Bapa, aku sungguh mengucap syukur karena teguran Firman-Mu hari ini. Ajar aku untuk bersikap adil terhadap orang-orang yang bekerja bagi-Ku.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Tidak ada hubungan antara iman dan hidup keseharian! Pemikiran seperti ini seringkali masih dimiliki oleh orang Kristen. Tidaklah mengejutkan jika seseorang akan menjadi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Di dalam area agama, seseorang akan menggunakan kitab suci dan pengajaran agamanya sebagai acuan kebenaran. Sementara di dalam kehidupan profesi, standar kebenaran diukur dengan alat yang lain seperti uang, prestasi, kekuasaan, atau kenyamanan.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Xavier Quentin Pranata yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://xavier.web.id