MENJEBAK PENCURI

“Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian” (Amsal 2:6)

Profesional saya pernah membaca entah di mana dan kapan, ada sebuah toko kelontong yang selalu saja kehilangan barang-barang di tokonya. Rupanya ada pengunjungnya yang merangkap menjadi pengutil (pencuri barang di toko). Karena tidak mau mempermalukan yang mencuri tetapi sekaligus ingin menghentikan kebiasaan itu, pemilik toko melubangi plafon toko dan ketika orang yang dicurigai itu berada di dekat lubang itu, pemilik sengaja naik ke atas dan menaburkan bubuk kayu dari lubang itu untuk menunjukkan bahwa ada orang yang mengintip di atas. Sejak itu, toko itu tidak pernah kecurian lagi, meskipun tidak ada seorang pun yang mengintip di lubang itu.

Kasus di atas menunjukkan kepada kita seorang pemilik toko yang sangat baik. Saya justru sering membaca pemilik toko yang jengkel karena barangnya dicuri orang berusaha untuk menjebak, menangkap dan mempermalukan sang pencuri. Suatu kali tetangga saya mendapati bahwa barang di gudangnya dicuri orang. Melihat dari anak kunci yang tetap di tempatnya, pemilik toko yakin bahwa pencurinya orang dalam dan kebetulan masih tetangganya sendiri. Oleh sebab itu, suatu malam diam-diam dia mengintai di belakang gudang itu. Dengan mengajak beberapa orang dia menunggu sang pencuri beraksi. Dugaannya benar. Orang dalam yang melakukan pencurian. Oleh polisi maling itu diarak keliling kota.

Profesional, jika kita memiliki usaha, marilah kita menjaganya dengan bijak. Kita minta Tuhan untuk tutup bungkus usaha kita agar tidak diganggu pencuri. Jika tetap sampai terjadi pencurian, biarlah kita meminta hikmat Tuhan bagaimana mengatasinya. Yang paling penting adalah bahwa kita tidak kehilangan rasa belas kasihan terhadap orang yang mau mengakui dosanya dan tidak melakukan lagi pelanggarannya. 

Doa: Bapa, ajar aku untuk bersikap bijak di dalam mengatasi masalah yang terjadi di tempat kerjaku. Ajar agar aku memakai cara-Mu di dalam menyelesaikannya.