Info Rencana

Inspirasi Bagi Pemimpin (SERI 1)Sampel

Inspirasi Bagi Pemimpin (SERI 1)

HARI KE 7 DARI 7

John Stott, Seorang Pria Yang Rendah Hati


Saya menyukai sebuah ungkapan yang dikatakan oleh Thomas Carlyle, “Teladan itu jauh lebih berharga daripada 1,000 argumentasi.”


Kita tidak membutuhkan diktator dan argumentasi dalam situasi yang sulit. Kita membutuhkan pemimpin yang akan menunjukkan kepada kita apa yang perlu kita lakukan melalui teladan hidup mereka. Hal inilah yang dilakukan oleh John Stott di sepanjang setengah abad ke-20. Ia meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2011. John adalah salah seorang pemimpin Kristen Inggris yang terbesar yang memiliki pengaruh yang mendalam kepada orang-orang di seluruh dunia melalui komitmennya di dalam pengajaran dan kehidupan yang berdasarkan kebenaran Alkitab.


Bahkan di dalam sebuah artikel di Christianity Today baru-baru ini, Tim Stafford mengingatkan mengenai apa yang dikatakan oleh seorang ahli teologi Amerika Latin yang bernama Rene Padilla mengenai satu dari pertemuan pertamanya dengan Stott. “Malam sebelumnya kami baru saja tiba di Bariloche, Argentina di tengah-tengah hujan lebat. Jalan-jalan dipenuhi lumpur, dan sebagai akibatnya sepatu kami dipenuhi dengan lumpur ketika kami tiba di kamar. Keesokan paginya, ketika saya bangun tidur, saya mendengar suara sikat – John sedang sibuk menyikat sepatu saya. ‘John!’ seru saya, ‘Apa yang sedang kamu lakukan?’ ‘Rene,’ jawabnya, ‘Yesus mengajari kita untuk membasuh kaki satu sama lain. Kamu tidak membutuhkan saya untuk membasuh kakimu, tapi saya dapat menyikat sepatumu.’”


Di artikel yang sama, Stafford mengutip ahli teologi David Wells, yang bertobat ketika John Stott datang ke Afrika Selatan pada tahun 1959. “Kepemimpinannya adalah kepemimpinan yang efektif,” kata Wells, “…karena integritas pribadi dan kehidupan kekristenannya. Orang-orang yang mengenal Stott selalu kembali ke titik ini. Stott dikenal di seluruh dunia, tetapi ketika Anda bertemu dengannya, Stott adalah orang Kristen paling rendah hati dan saleh yang pernah Anda kenal. Kehidupan pribadinya tidak berbeda dengan kehidupan publiknya. Ia adalah orang yang sama. Itu adalah cara lain untuk mengatakan bahwa ia memiliki integritas. Tidak ada kepura-puraan.”


Pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang melayani. Melayani orang-orang. Melayani kepentingan terbaik mereka, sehingga mungkin tidak selalu menjadi orang yang populer atau mengesankan. Tetapi karena pemimpin sejati dimotivasi oleh kasih dan bukannya oleh keinginan untuk mendapatkan kemuliaan bagi diri mereka sendiri, mereka bersedia untuk membayar harga. (Eugene B. Habecker).


Renungan: Orang-orang di dunia ini mencari pemimpin yang dapat diandalkan. Pemimpin dengan integritas. Pemimpin dengan karakter. Pemimpin yang perbuatannya sama dengan apa yang dikatakannya. Pemimpin yang memberi teladan dengan kehidupannya sendiri. Sudahkah Anda menjadi pemimpin yang seperti itu? Mintalah Roh Kudus untuk memampukan Anda menjadi pemimpin yang berkenan di hadapan Tuhan dan manusia. 

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 6

Tentang Rencana ini

Inspirasi Bagi Pemimpin (SERI 1)

Setiap orang tentunya memiliki potensi menjadi seorang pemimpin, setidaknya mereka adalah pemimpin atas diri mereka sendiri. Namun kebutuhan apa yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin, itulah yang penting untuk terus k...

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Gereja Bethany (Singapura) karena menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.bcs.org.sg/

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami