YouVersion Logo
Search Icon

Alkitab dalam Satu Tahun 2023 dengan pemikiran dari Nicky dan Pippa GumbelSample

Alkitab dalam Satu Tahun 2023 dengan pemikiran dari Nicky dan Pippa Gumbel

DAY 5 OF 365

Segala Kebaikan

Kita semua mencari kebahagiaan, kasih, dan damai sejahtera. Tetapi, seringkali kita mencari di tempat yang salah. Santo Augustine berdoa, ‘Tuhan... Engkau telah menjadikan kami sebagai kepunyaan-Mu dan hati kami gelisah sampai hati kami bisa beristirahat dalam-Mu.’ Allah adalah sumber segala kebaikan.

Mazmur 4:1-9

1. Sumber sukacita dan damai sejahtera

Seringkali kita mencari sukacita dan damai sejahtera di tempat yang salah: ‘Berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?’ (Ay.3b). Kita pikir uang, harta atau keberhasilan adalah jawabannya. Tetapi, ini adalah sesuatu yang sia-sia dan merupakan kebohongan belaka. Sukacita dan damai sejahtera sejati, seperti kata Daud, hanya ada dalam hubungan dengan Allah.

Kita tidak dijanjikan akan hidup yang bebas dari masalah – Mazmur memulai dengan seruan: ‘Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku’ (Ay.2b). Daud yakin Allah akan mendengar: ‘TUHAN mendengarkan apabila aku berseru kepada-Nya’ (Ay.4b).

Allah sendiri sumber sukacita dan damai sejahtera: ‘Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN. Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur. Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman’ (Ay.7b-9).

Ada sukacita yang lebih besar dalam hadirat Allah daripada dalam kemakmuran dan kemewahan materi. Kemakmuran, yang tampaknya memiliki jaminan aman, sesungguhnya tidak menjadikan kita tidur nyenyak. Hanya di dalam Tuhan kita bisa ‘diam dengan aman’ (Ay.9).

Tuhan, biarlah cahaya wajah-Mu menyinariku, mengisi hatiku dengan sukacita akan hadirat-Mu dan membiarkan aku beristirahat.

Matius 4:23–5:20

2. Sumber atas kebaikan Allah dan kebahagiaan sejati

Yesus berkata, kebahagiaan sejati bukan berasal dari segala yang orang miliki. Bukan berasal dari ketenaran, keindahan, kemakmuran dan harta benda. Bukan tentang apa yang Anda rasakan. Bukan tentang apa yang Anda miliki atau apa yang Anda perbuat.

Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai dalam pasal 5:3–11, ‘makarios’, berarti ‘terberkati’, ‘beruntung’, ‘bahagia’ – penerima sah akan kebaikan Allah. Atau dalam versi Amplified diartikan, ‘bahagia, dicemburui, dan makmur secara rohani, yang mana, dengan sukacita hidup dan kepuasan... tak peduli kondisi luarnya.’

Pada Beatitudes (‘beautiful attitudes’!), Yesus menyoroti 8 sikap yang baik dalam situasi di mana Anda layak menerima kebaikan dan berkat Allah.

  • Membutuhkan Allah
    ‘Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah’ (Ay.3a). Kata ‘miskin’ berarti ‘memohon… bergantung pada yang lain’. Di sini, artinya direndahkan atau dilemahkan sampai pada titik dimana kita sadar dan bergantung pada Yesus. Yang miskin dalam roh menjadi diberkati karena melalui apa yang Yesus telah perbuat (dari yang tidak mungkin menurut manusia menjadi mungkin), ‘merekalah yang empunya Kerajaan Sorga’ (Ay.3b).

  • Berduka atas kondisi anda
    ‘Berbahagialah orang yang berdukacita’ (Ay.4a). Berdukalah atas dosa Anda dan kekacauan di dunia sekeliling Anda. Berdukalah dengan mereka yang berduka. Tidak salah berduka atas kehilangan orang-orang yang Anda kasihi. Yesus berjanji bahwa yang berduka ‘akan dihibur’ (Ay.4b). Kelegaan dari Allah melampaui segala kelegaan biasa. Joyce Meyer menulis, ‘Tidak masalah bila harus menjalani kesukaran supaya bisa mengalami [kelegaan dari Allah].'

  • Menerima diri apa adanya

    ‘Berbahagialah orang yang lemah lembut’ (Ay.5a). Dalam bahasa Yunani, kata ‘lemah lembut’ berarti ‘ramah’, ‘penuh perhatian’, ‘sederhana’. Menunjukkan kebaikan dan kasih untuk sesama. Kebalikannya dari arogansi dan ‘semau gue’. Lemah lembut juga dapat berarti ‘hancur’, bukan dalam artian gelas hancur berkeping-keping, tapi seperti kuda yang dijinakkan, - kekuatan dalam kendali. Melalui Yesus, mereka yang lemah lembut diberkati – ‘mereka akan mewarisi bumi’ (Ay.5b).

    ‘Berbahagialah Anda ketika Anda bersyukur dengan diri Anda apa adanya, tidak lebih, tidak kurang’ (Ay.5a)

  • Lapar akan Allah
    ‘Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran’ (Ay.6a). Kejarlah hubungan dengan Allah sebagai yang terutama dalam hidup. Mengejar yang lain hanya membuat diri kita kosong. Tetapi, berkat atas lapar akan Allah dan kebenarannya adalah ‘kepuasan’ (Ay.6b). ‘Berbahagialah Anda ketika Anda bekerja keras dengan semangat untuk Tuhan’ (Ay.6a).

  • Diampuni dan mengampuni
    ‘Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan’ (Ay.7a). Jangan beri orang apa yang mereka ‘bisa dapatkan’; beri mereka apa yang mereka tidak bisa dapatkan. C.S. Lewis mengatakan, ‘Menjadi orang Kristen berarti mengampuni kesalahan sesama, karena Allah telah mengampuni kesalahan kita.’ Mereka yang murah hatinya diberkati karena ‘mereka akan beroleh kemurahan’ (Ay.7b).

  • Tulus sepenuhnya

    ‘Berbahagialah orang yang suci hatinya’ (Ay.8a). Bukan cuma kesucian luar tapi integritas, keterbukaan, ketulusan dan keaslian. Kesucian hatilah yang bisa membuat Anda bisa ‘melihat Allah’ (Ay.8b). Hati yang murni dimulai dari pikiran karena pikiran menjadi ucapan, tindakan, dan karakter Anda.

    Langkah penting untuk menjadi suci hati adalah dengan membuat sesama memahami kita apa adanya – dalam kehancuran dan kelemahan kita. ‘Anda diberkati ketika Anda meletakkan kebenaran di dalam pikiran dan hati Anda’ (Ay.8a)

  • Menciptakan kedamaian

    ‘Berbahagialah orang yang membawa damai’ (Ay.9a). Jangan ciptakan konflik, tetapi ciptakanlah damai sejahtera. Yesus, Putra Allah, mengadakan pendamaian dengan Anda di atas kayu salib (Kolose 1:20). Berbahagialah orang yang membawa damai ‘karena mereka akan disebut anak-anak Allah’ (Matius 5:9b).

    ‘Berbahagialah Anda ketika Anda dapat menunjukkan kepada orang-orang cara bekerja sama alih-alih bersaing atau berkelahi' (Ay.9a).

  • Tidak membalas saat dianiaya

    ‘Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran’ (Ay.10a). Jangan membalas ketika dihina. Allah menyertai jemaat yang teraniaya: ‘merekalah yang empunya Kerajaan Sorga’ (Ay.10b).

    "Berbahagialah Anda ketika Anda berkomitmen kepada Tuhan dan oleh karena hal itu, Anda dianiaya" (ay.10).

Kita melihat di sini cara ketiga di mana Yesus menggenapi Perjanjian Lama. Kita telah melihat bahwa Yesus menggenapi sejarah Perjanjian Lama (1:1–17) dan bagaimana Dia menggenapi janji-janji nubuatan Perjanjian Lama (1:18–4:16). Kini, dalam Khotbah di Atas Bukit, Yesus menggenapi Taurat Perjanjian Lama secara nyata: ‘Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapi-nya’ (5:17).

Mantan penyanyi rock Amerika yang menjadi pendeta, John Wimber, berkata, ‘Yesus tidak puas. Semua perbuatan kita menyenangkan di mata-Nya tapi tak ada yang memuaskan bagi-Nya. Dia tidak puas denganku. Dia terus menaikkan standar. Dia berjalan di tempat tinggi.’

Tuhan, tolong aku di tahun ini untuk hidup menurut nilai-nilai Khotbah di Atas Bukit dan memiliki karakter yang seperti-Mu. Dengan begitu aku bisa menjadi terang bagi dunia di sekelilingku.

Kejadian 9:18 – 11:9

3. Sumber kasih dan persatuan

Kasih menutupi dan melindungi. Dia tidak mencari-cari kelemahan dan kesalahan orang lain. Dia tidak bersuka atas penderitaan orang lain.

Renungan hari ini dimulai dengan penjelasan yang sedikit aneh mengenai mabuknya Nuh. Fakta bahwa dia orang benar tidak berarti dia sempurna. Sem dan Yafet dipuji karena menutupi ketelanjangan ayah mereka (9:23).

Kasih dan persatuan berjalan bergandengan. Menara Babel adalah lambang perpecahan (11:1–9). Orang-orang itu berkata, ’Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita mencarikan nama untuknya...’ (Ay.4). Tindakan atas kesombongan dan mabuk kekuasaan ini menimbulkan perpecahan, disimbolkan dengan kebingungan atas perbedaan bahasa-bahasa di dunia. ‘Karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi’ (Ay.9).

Hari Pentakosta adalah kebalikan dari peristiwa Babel. Roh Kudus memampukan orang-orang berkata: ‘kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri’ (Kis 2:8). Bahasa roh melambangkan fakta bahwa Roh Kudus membalikkan perpecahan Babel dan mempersatukan semua orang dan bahasa.

Ini adalah pengalaman yang umum di masa sekarang, di saat kita menyaksikan Roh Kudus membawa kasih dan persatuan bagi seluruh jemaat, bahasa, dan negara.

Tuhan, buatlah kami untuk tidak pernah memegahkan diri atau jemaat, atau golongan kami. Namun, biarlah kami selalu mengagungkan nama-Mu. Curahkan Roh-Mu, ya Tuhan, ke atas jemaat seperti pada saat Pentakosta. Biarlah ada pembalikan Babel. Biarlah segala perpecahan berakhir. Biarlah Roh-Mu dan nilai-nilai Kerajaan Allah membawa kasih, sukacita, damai sejahtera, kebahagiaan dan persatuan sejati.

Pippa Adds

Matius 4:24

‘dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai macam penyakit dan sengsara... lalu Yesus menyembuhkan mereka.’

Saya hendak mendoakan siapapun yang saya kenal yang kini sedang sakit dan menderita.

References

C. S. Lewis, *The Weight of Glory* (New York: HarperCollins, 2001; Originally published 1949), pp.181–183. St Augustine, Confessions: Book 1 (Penguin, 1961) p.21. Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation Used by permission. (www.Lockman.org) Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group. Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company All rights reserved ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica UK trademark number 1448790.