Renungan Harian Orangtua Dan Anak "En-Route"Sample

Hari ini kita belajar dari bangsa Israel yang melakukan kejahatan dan sangat melukai hati Tuhan. Mereka membuat sebuah patung berbentuk anak lembu emas dan menyembahnya karena mereka tidak sabar saat menunggu Musa turun dari Gunung Sinai.

Dan yang lebih buruk lagi, Harun yang dipercaya oleh Musa untuk menggantikan dirinya memimpin bangsa Israel sewaktu ia pergi, menyetujui bahkan turut serta melakukan apa yang bangsa Israel lakukan, padahal sudah jelas kalau tugas Harun sebenarnya adalah memastikan bangsa Israel tetap memikirkan dan melakukan hal yang benar selama Musa tidak ada bersama dengan mereka.

Saat kita menantikan Tuhan atau janji Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, banyak kali kita tergoda untuk memikirkan atau melakukan hal-hal yang tidak Tuhan kehendaki. Misalnya ketika kita menantikan pertolongan Tuhan untuk keluarga kita, rasanya ingin menyerah dan mencari pertolongan kepada manusia yang menurut kita bisa menolong kita. Atau ketika kita sedang menghadapi sebuah masalah dan kita tahu kalau saat itu seharusnya kita tidak melakukan hal-hal yang buruk, kita tetap memilih untuk melakukannya karena kita tidak sabar menantikan masalah itu selesai.

Ayat firman Tuhan yang kita baca hari ini mengingatkan kita, ayo kita terus belajar untuk menantikan Tuhan. Kuatkan dan teguhkan hati kita untuk menantikan Dia yang akan menjawab setiap doa-doa kita tetap waktu. Ingatlah bahwa selalu ada resiko yang lebih besar ketika kita memutuskan untuk melakukan segala sesuatu dengan kekuatan kita sendiri, apalagi ketika kita melakukan hal-hal yang mendukakan hati-Nya.

Renungan untuk Orangtua
Masihkah Anda menunggu janji Tuhan digenapi dalam kehidupan Anda? Apa yang memenuhi pikiran Anda saat ini? Apakah itu adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan atau sebaliknya, itu adalah hal yang mendukakan hati-Nya?

Renungan untuk Anak-anak
Ketika kamu sedang menunggu sesuatu, apa yang biasanya kamu pikirkan? Ceritakan pengalamanmu dan apa yang terjadi saat itu.

Saat Teduh Keluarga
Mintalah salah satu anggota keluarga melakukan sesuatu (misalnya jongkok, atau menutup mata, atau mengangkat 1 kaki, dll) dalam jangka waktu yang tidak diberitahukan kepadanya. Pastikan tidak terlalu lama supaya semua anggota keluarga memiliki kesempatan untuk melakukannya.

Setelah itu diskusikan apa yang dirasakan ketika harus melakukannya tanpa tahu kapan harus berhenti, dan apa yang seharusnya kita pikirkan dalam situasi seperti itu.