Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample
Bagaimana Mengasihi
Empat peluru menembus tubuh Paus John Paul II, dua di perut bagian bawah, sisanya menembus tangan kiri dan lengan kanan. Usaha pembunuhan terhadap Paus pada tahun 1981 ini membuat ia terluka dan kehilangan banyak darah; kesehatan beliau tak pernah sama lagi. Juli 1981, si pelaku, Ali Ağca, dihukum kurungan seumur hidup. Paus John II meminta orang-orang untuk berdoa ‘untuk saudaraku Ağca, yang telah kumaafkan’.
Dua tahun kemudian, beliau menyalami tangan Ali Ağca, lalu dalam penjara, dengan diam-diam mengatakan padanya bahwa beliau telah mengampuni perbuatannya (meskipun calon pembunuh beliau tidak meminta pengampunan). Beliau lalu bersahabat lebih selama bertahun-tahun, kemudian menemui ibu Ali Ağca di tahun 1987 dan saudara lelakinya satu dekade kemudian. Juni 2000, Ali Ağca diampuni oleh Presiden Italia atas permintaan Paus. Februari 2005, Ali Ağca mengirim surat kepada Paus, berharap Paus sehat-sehat saja. Ketika Paus meninggal pada tanggal 2 April 2005, saudara lekaki Ali Ağca, Adrian, memberikan wawancara mengatakan bahwa Ali Ağca dan segenap keluarganya berduka dan bahwa Paus telah menjadi teman baik bagi mereka.
Respon Paus John Paul II akan kasih dan belas kasihan patut dicontoh. Kasih Allah dan belas kasihan-Nya lebih luar biasa karena di atas kayu salib Yesus, pengampunan menjadi penuh. Kasih dan keadilan menyatu, kebenaran dan belas kasihan bertemu.
Mazmur 40:9–17
1. Kasih dan kebenaran
Yesus melambangkan kasih Allah, dan juga kebenaran (Yoh 14:6). Roh Kudus mencurahkan kasih Allah ke dalam hati (Roma 5:5) dan Ia jugalah Roh kebenaran (Yoh 15:26). Kebenaran menjadi keras jika tidak dilembutkan dengan kasih; kasih menjadi lunak jika tidak diperkuat oleh kebenaran.
Daud mengatakan, ‘kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar’ (Mazmur 40:10c). Doanya, ‘kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya menjaga aku selalu!’ (Ay.11b). Dia tidak melihat kasih dan kebenaran secara terpisah dalam pemahaman apa pun, tetapi lebih kepada pelengkap. Kebenaran tentang Allah adalah bahwa Dia mengasihi Anda, Dia benar dan setia serta membawa keadilan atas dunia.
Saat kasih dan kebenaran beriringan, begitu juga dengan keadilan dan belas kasihan. Konsep-konsep kebenaran (seperti di ayat 10) dan keadilan sangat dekat berkaitan dengan Kitab Suci. Dalam renungan hari ini, permohonan Daud akan belas kasihan Allah terletak pada dasar pengetahuannya akan kebenaran Allah: ‘Engkau, TUHAN, janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku... Aku telah terkejar oleh kesalahanku, sehingga aku tidak sanggup melihat’ (Ay.11a,12b). Dosa membutakan kita. Kita perlu belas kasihan Allah dan pengampunan-Nya sehingga kita bisa melihat dengan jelas.
Tuhan, biarlah kasih dan kebenaran-Mu selalu melindungiku.
Perjanjian Baru
Lukas 9:28–56
2. Kasih dan belas kasihan
Pernahkah ada pengalaman hadirat Allah seperti kisah di atas gunung dalam hidup Anda ketika Anda merasa sangat dekat dengan Yesus? Renungan ini dimulai dengan pengalaman semacam itu.
Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke atas gunung untuk berdoa. Saat Yesus berdoa, ketiga murid melihat-Nya berubah rupa di hadapan mereka. Mereka melihat kemuliaan-Nya (Ay.32). Petrus berkata pada Yesus, ‘Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.’ (Ay.33). Mereka menjadi sadar akan Allah (Ay.34). Mereka lalu mendengar Allah berkata, ‘Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’ (Ay.35).
Namun, seperti para murid yang ‘turun dari gunung’, ada saat ketika Anda harus turun (Ay.37). Puncak gunung menginspirasi kita, tetapi lembah mendewasakan kita.
Kerasnya kenyataan hidup menanti para murid di bawah, seperti kegagalan dalam pelayanan, kurangnya pemahaman dan persaingan. Tetapi pengalaman di puncak gunung dapat membantu Anda memahami hidup Anda dengan cara baru yang berbeda.
Yesus meminta pengikut-Nya untuk mengasihi semua orang. Dia memanggil Anda untuk menyambut sesama: ‘Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku’ (Ay.48). Sambutlah sesama tanpa melihat apa yang mereka bisa lakukan untuk Anda.
Bagaimana Anda menyambut sesama adalah hal yang sangat penting. Beberapa orang hangat dan ramah, sementara yang lain tidak. Beberapa gereja hangat dan ramah, sementara beberapa tidak. Saya sangat terinspirasi dengan gereja Hillsong dan sambutan yang mereka berikan bagi setiap orang yang datang di pelayanan dan konferensi mereka. Mereka tampaknya memiliki pemahaman yang begitu dalam bahwa ketika menyambut orang, mereka menyambut Yesus. Dan dalam menyambut Yesus, mereka menyambut Dia yang mengutus-Nya.
Yohanes berkata, ‘Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (Ay.49). Yesus menjawab, ‘Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.’ (Ay.50, Lukas 11:23). Terimalah sesama melebihi lingkup, golongan, dan tradisi Anda. Jika mereka tidak melawan Yesus, mereka ada untuk-Nya. Sambut mereka demikian.
Di sisi lain, jangan terkejut jika Anda tidak selalu disambut. Bahkan Yesus tidak selalu disambut. Ketika Yesus menuju Yerusalem, Dia mengirim utusan-utusan mendahului-Nya yang pergi ke desa Samaria untuk mempersiapkan sesuatu untuk-Nya. Akan tetapi, orang-orang di sana tidak menyambut Dia (9:51-53).
Respon saya atas tidak disambutnya saya mirip dengan Yakobus dan Yohanes, yaitu membalas. Ketika para murid itu mengetahui bagaimana Yesus diperlakukan demikian, mereka bertanya, Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?’ (Ay.54). Namun, balas dendam bukanlah respon yang benar: ‘Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.’ (Ay.55).
Yesus, yang adalah Kebenaran itu dan yang hendak menaruh keadilan Allah atas diri-Nya sendiri di kayu salib, menunjukkan pada kita artinya mengasihi musuh dan berbelas kasihan pada mereka.
Tuhan, tolong aku untuk mengasihi, seperti Yesus, untuk semua orang. Bantu aku untuk tak pernah membalas dendam, tetapi untuk memperluas belas kasihan dan kasih bahkan kepada musuh-musuhku.
Perjanjian Lama
Bilangan 35:1–36:13
3. Kasih dan keadilan
Seluruh kehidupan Israel saat itu langsung diperintah oleh Allah. Dijalankan dengan cara yang sangat berbeda dari kita. Beberapa hukum memiliki penerapan untuk seluruh dunia. Lainnya khusus untuk Israel Kuno saja. Di sini, kita melihat awal penggunaan kode yang khusus terhadap Israel Kuno.
Hukuman mati adalah ungkapan akan kesucian hidup manusia (Kejadian 9:6). Karena mengambil nyawa manusia itu sangat serius sehingga hukumannya perlu serius juga. Itulah keadaan masyarakat jaman dahulu yang mana hukuman alternatif, yaitu kurungan seumur hidup, misalnya, sangat tidak berguna.
Kita melihat perbedaan itu dibuat antara pembunuhan ‘atas kesengajaan’ (Bilangan 35:20) dan pembunuhan ‘tanpa perasaan permusuhan atau tanpa kesengajaan’, (Ay.22). Kita melihat awal-awal hak persidangan oleh dewan juri, yang adalah oleh rakyat tersebut. Mereka yang didakwa berbuat kejahatan tampil di hadapan masyarakat pengadilan (Ay.12). Masyarakat ini bertugas untuk mengadili (Ay.24).
‘Penuntut darah’ (Ay.19) tidak boleh menuntut atas dendam pribadi. Perkara harus dihadapkan kepada pengadilan (rapat umat, Ay.12) oleh lebih dari satu saksi mata dan keputusannya dibuat oleh pengadilan. Harus ada bukti yang benar (Ay.30). Tidak boleh ada suap (Ay.31).
Perjanjian Baru membuat perbedaan antara urusan mengenai keadaan suatu negara dan moralitas pribadi. Pihak yang berwenang dibentuk oleh Allah dan pemerintah adalah hamba Allah untuk melakukan hal yang benar... Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (Roma 13:4). Kondisi tersebut berkaitan dengan perlindungan terhadap orang-orang lain. Membiarkan dan memperbolehkan ketidakadilan benar-benar merusak kasih dan iman Kristen juga dengan membiarkan yang jahat lepas dan mengabaikan luka yang dialami korban.
Namun, dalam moralitas pribadi kita diberitahu, baik oleh Yesus dan Rasul Paulus, untuk tidak membalas (Matius 5:38-42; Roma 12:17-19). Sikap kasih dan pengampunan ini tidak akan menyangkal keadilan, melainkan ungkapan kepercayaan akan keadilan Allah (lihat Roma 12:19). Saat kita percaya keadilan Allah, kita diberdayakan untuk meniru kasih-Nya. Seperti yang Miroslav Volf tulis, ‘Praktik non-kekerasan membutuhkan kepercayaan akan pembalasan ilahi.’ Dia menjelaskan bahwa ketika kita tahu si penyiksa tidak akan selamanya menang atas korban, kita bebas untuk menilik kembali sifat kemanusiawian orang itu dan meniru kasih Allah untuk mereka.
Perbedaan antara moralitas kita dan situasi tersebut menciptakan emosi dalam diri kita semua. Kita semua adalah pribadi dengan perintah dari Yesus untuk tidak membalas dendam. Kita juga warga negara dengan kewajiban untuk mencegah tindak kejahatan dan membawa yang bersalah ke pengadilan. Tidak mudah untuk menahan emosi memang, tetapi sikap kasih perlu untuk diterapkan. Motif kita harus selalu kasih dan keadilan, bukan balas dendam. Dalam tiap situasi, kita perlu bertindak dengan sikap kasih.
Tuhan, bantu aku untuk memiliki jiwa kebenaran dan keadilan dengan sikap kasih dan belas kasihan.
Pippa Menambahkan
Lukas 9:46–48
Saya tak percaya bahwa kita kembali memperdebatkan tentang siapa yang terbesar. Yah, setidaknya mereka jujur. Dalam ayat 48 dikatakan, ‘Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.’ Kerendahan hati yang sejati merupakan hal yang indah dan menginspirasi.
Ayat Hari Ini
‘Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku’ (Lukas 9:48).
Notes:
John Eddison, ‘At the Cross of Jesus’, © Scripture Union
Miroslav Volf, Exclusion & Embrace, (Abingdon 1996), p.304
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.
About this Plan
Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.
More