YouVersion Logo
Search Icon

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

DAY 64 OF 365

  

Cara Menjaga Kesehatan


  • Jangan merokok dan jangan menggunakan       produk tembakau
  • Aktiflah secara jasmani      setiap hari
  • Makan dengan pola yang      sehat
  • Menjaga berat badan yang      sehat
  • Mengatur tekanan darah Anda
  • Mengendalikan kolesterol      total Anda
  • Menjaga gula darah Anda      tetap sehat

Menurut ‘Asosiasi Jantung Amerika’, ada 7 hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung jasmani Anda.

Jantung manusia bobotnya adalah kurang dari 450 gram. Jantung berdenyut 100 ribu kali dan lebih dari 2,5 milyar kali dalam masa hidup rata-rata. Sistem pembuluh darah Anda, yaitu arteri, pembuluh dan kapiler, panjangnya lebih dari 96.560,64 kilometer, cukup untuk mengelilingi dunia lebih dari dua kali.

Ini bukan tontonan besar; ini adalah ‘jantung’ kehidupan manusia. Tanpa jantung, tubuh Anda akan berhenti berfungsi. Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor satu di negara-negara Barat.

Yesus berbicara banyak soal jantung rohani [hati]. Hati adalah kiasan hidup rohani. Kata yang dipakai Yesus itu artinya adalah kedudukan hidup jasmani, rohani dan mental. Hati adalah pusat dan sumber hidup bagian dalam, yaitu akal budi, perasaan, dan kehendak.

Allah peduli terutama dengan hati Anda. Dia ingin hati Anda tetap sehat. Dia berkata kepada Samuel, ‘Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati’ (1 Samuel 16:7).

Bahkan yang lebih penting daripada jantung jasmani adalah kondisi hati rohani. Dalam renungan  hari ini, kita melihat 5 kunci dalam menjaga kesehatan hati rohani Anda.

  

Amsal 6:20–29


1.   Lindungi hati Anda

Yesus mengajarkan   bahwa perzinahan dimulai dari hati. Dia berkata, ‘Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan   serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya’ (Matius   5:28). Ajaran-Nya kembali ke kitab Amsal dimana si penulis menekankan   pentingnya hati, ‘Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu’ (Amsal   6:25).

Dia   memperingatkan bahaya perzinahan. Kita berurusan dengan sesuatu yang sangat   kuat ibarat api. Di tempat yang tepat (seperti api di perapian) hubungan   suami-istri, dalam pernikahan, adalah sumber berkat yang besar.

Namun,   jika Anda mengizinkan hasrat berahi Anda salah arah, hasrat tersebut akan   berubah menjadi  seperti api di   pangkuan Anda: ‘Dapatkah orang membawa api   dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? Atau dapatkah orang   berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya? Demikian juga orang yang   menghampiri isteri sesamanya’ (Ay.27-29a).

Perzinahan   timbulnya tidak dari antah-berantah. Ketidaksetiaan berawal dari hati. Inilah   sebabnya kita harus mendisiplinkan diri. Ambil firman hikmat ini dan ‘tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu’   (Ay.21).

TUHAN,   bantu firman-Mu masuk ke dalam hatiku. Di saat ku berjalan, biarlah itu   memanduku. Di saat ku terlelap, biarlah itu menjagaku. Di saat ku terbangun,   biarlah itu berbicara kepadaku. Biarlah itu menjadi seperti pelita dan terang   yang menuntunku kepada hidup. Lindungi aku, ya TUHAN.

 

Perjanjian   Baru

Markus 12:28–44


2.   Mengasihi Yesus dengan segenap hati

Markus 12:28–37

Ada yang menyenangkan soal   ajaran Yesus: ‘Orang banyak yang besar   jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat’ (Ay.37b). Jika kami diminta   untuk merangkum ajaran ini dalam satu kata, saya akan pakai kata ‘kasih’.

Ketika Yesus ditanya oleh seorang ahli Taurat   tentang hukum mana yang paling utama, Dia menjawab, ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap   jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan   hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’ (Ay.30-31).   Di tengah-tengah pesan Yesus tersebut terdapat hubungan kasih dengan TUHAN   Allah Anda, yang bermula dengan hati Anda dan mengalir menjadi kasih bagi   sesama.

Siapakah ‘TUHAN’ itu? Pertanyaan   yang mendasari semua pemeriksaan mengenai diri Yesus, ‘Dia pikir Dia siapa?’.   Di pelataran bait Allah, Yesus membalikkan keadaan dengan menantang anggapan   mereka soal Mesias yang akan datang (‘Kristus’, Ay.35).

Dia menanyai mereka dengan   mengutip Mazmur 110. Dia menantang gagasan bahwa Kristus akan menjadi raja   yang berasal dari garis keturunan Daud. Dia tidak hanya menjadi ‘Anak Daud’,   Dia adalah Tuhan Daud (Markus 12:35-37a).

Kita tahu bahwa Yesus adalah   ‘Tuhan’. Perintah untuk mengasihi Allah dengan segenap hati adalah   perintah untuk mengasihi Yesus dengan sepenuh hati. Jadikan ini prioritas   utama hidup Anda.

Yesus peduli, tidak dengan   segala macam aturan hukum, tetapi dengan jiwa hukum itu sendiri. Dia peduli,   tidak dengan penampilan luar, tetapi dengan hati.


3.   Berfokus pada hati Anda

Markus 12:38–40

Kemunafikan begitu berbahaya   bagi hidup kita. Godaan akan kedudukan, ketenaran, gelar dan penghormatan. Dan,   kita harus waspada dengan pemanjatan doa-doa yang mempesona, karena itu bukan   berasal dari hati.

Yesus mengkritik para pemimpin di zaman-Nya karena   hati mereka tidak benar. Mereka jauh lebih peduli akan penampilan luar   dibandingkan hati mereka sendiri. Dia berkata, ‘Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan   memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka   duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam   perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata   orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman   yang lebih berat’ (Ay.38-40).

Semua hal yang disebutkan menandakan   kasih mereka ditampilkan agar dihormati oleh orang-orang. Tapi Allah tidak   peduli dengan status dan ‘rasa pamer’ (Ay.40). Dia peduli akan hati kita.


4.   Memberi dari hati Anda

Markus 12:41–44

Yesus tidak peduli dengan   tebalnya dompet Anda. Dia peduli dengan ukuran hati Anda.

Yesus menentang anggapan   lazim bahwa pemberian banyak lebih layak bagi Allah dibandingkan yang sedikit.   Dia menyebutkan bahwa bukan hanya orang kaya yang bisa menyenangkan Allah   melalui pemberian mereka. Orang miskin juga bisa. Yesus mengkritik orang   kaya bahwa tidaklah cukup sekedar   mempersembahkan jumlah yang lebih banyak dibandingkan pemberian orang miskin.   Yesus mencari hati yang pemurah dan yang suka berkorban.

Apa yang kita beri,   sebagaimana kita memberi, mencerminkan hati kita. Yesus tidak benar-benar   mengkritik orang kaya yang mempersembahkan sejumlah besar uang. Tapi Dia   berkata bahwa janda miskin yang mempersembahkan ‘dua peser, yaitu satu duit’   (Ay.42) memberi lebih banyak dibandingkan yang lain.

Yesus melihat hati si janda miskin dan kenyataan   bahwa ‘janda miskin ini memberi lebih banyak dari   pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka   semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari   kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya’ (Ay.43-44).   Yang lain melihat penampilan luar; Yesus melihat hati. Bukan jumlahnya, tetapi   sikap hatilah yang penting bagi Allah.

TUHAN,   bantu aku untuk mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan   kekuatanku. Ampuni aku di kala aku hanya peduli dengan status atau rasa pamer,   dan bantu aku untuk tidak berfokus pada penampilan luar tapi pada hati.   TUHAN, bantu aku untuk murah hati dan berkorban dalam pemberianku. Berikanlah   aku hati yang pemurah.

 

Perjanjian   Lama

Imamat 13:1–59

5.   Tetap kuduskan hati Anda

Hukum-hukum Perjanjian Lama   mencakup tiap aspek kehidupan, termasuk kebersihan dan kesehatan.   Hasilnya, kita membaca kesepakatan   besar dalam Perjanjian Lama tentang jenis-jenis aturan dalam pasal ini,   sebagai tambahan kepada semua korban bakaran. Aturan-aturan ini semuanya   menyangkut kekudusan, dan motivasi mereka dianggap berasal dari hasrat untuk   menyenangkan Allah (Imamat 11:44). Dengan kata lain, ritual jasmaniah   tersebut dianggap mencerminkan sikap hati.

Di masa Yesus, banyak guru   yang salah tempat dalam memberikan penekanan. Mereka pikir kekudusan hanya   bisa diraih dengan mematuhi seluruh peraturan yang menyangkut perilaku dan   tindakan luaran, dibandingkan kepatuhan hati kepada Allah.

Yesus mengatakan bahwa ada   sesuatu yang jauh lebih penting dibandingkan semua ini. Seperti yang kita   lihat dalam bacaan Perjanjian Baru hari ini, ‘Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian   dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri   sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban   sembelihan’ (Markus 12:33). Kekudusan bukan soal penampilan luar. Kekudusan   adalah soal hati.

TUHAN, bantu aku untuk   melindungi hatiku dari penyakit hati rohani. Biarlah kami menjadi masyarakat   kasih, yang mengasihi-Mu dan sesama. Penuhi hatiku dengan Roh Kudus-Mu dan   biarlah hatiku tetap kudus dan sehat.


Pippa Menambahkan

Markus 12:31

Yesus berkata ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu   sendiri’ (Markus 12:31).

Bagaimana saya menjaga diri sendiri? Dengan sangat baik!


Ayat Hari Ini

Kasihilah Tuhan, Allahmu,   dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal   budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus 12:30).


American Heart Association, ‘Life’s Simple 7’, http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/My-Life-Check---Lifes-Simple-7_UCM_471453_Article.jsp#.VqvcnbSp8Rk [Last accessed January 2016]

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group. 

Day 63Day 65

About this Plan

Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky Gumbel

Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.

More