Komunitas Yang MembangunSampel

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik (Ibrani 10:24)
Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan (1 Tesalonika 5:11)
Di Brooklyn, New York, Chush adalah sekolah yang melayani anak-anak cacat belajar. Beberapa anak tetap tinggal di Chush sepanjang karir sekolah mereka, sementara yang lain dapat pindah ke sekolah konvensional.
Pada makan malam penggalangan dana Chush, ayah dari seorang anak Chush menyampaikan pidato yang tidak akan pernah dilupakan oleh semua yang hadir.
Setelah memuji sekolah dan stafnya yang berdedikasi, dia berteriak, "Di manakah kesempurnaan anakku Shaya? Segala sesuatu yang Tuhan lakukan dilakukan dengan sempurna. Tetapi anakku tidak dapat memahami hal-hal seperti anak-anak lain. Anakku tidak dapat menghafal dan berhitung sebagaimana yang dilakukan anak-anak lain. Di mana kesempurnaan Tuhan?"
Penonton dikejutkan oleh pertanyaan itu, tersakiti oleh kesedihan sang ayah, terhenti oleh pertanyaan yang menusuk.
"Saya percaya," jawab ayah, "bahwa ketika Tuhan melahirkan anak seperti ini ke dunia, kesempurnaan yang dia cari ada pada cara orang lain bereaksi terhadap anak saya ini."
Dia kemudian menceritakan kisah berikut tentang putranya Shaya:
Suatu sore Shaya dan ayahnya berjalan melewati sebuah taman di mana beberapa anak laki-laki yang Shaya kenal sedang bermain baseball.
Shaya bertanya, "Apakah menurutmu mereka akan membiarkanku bermain?"
Ayah Shaya tahu bahwa putranya tidak atletis dan kebanyakan anak laki-laki tidak menginginkan dia masuk tim mereka. Tapi ayah Shaya mengerti bahwa jika putranya dipilih untuk bermain, itu akan memberi rasa diterima.
Ayah Shaya mendekati salah satu anak laki-laki di lapangan dan menanyakan apakah Shaya bisa bermain. Anak itu melihat sekelilingnya untuk meminta pendapat dari rekan satu timnya. Tidak mendapatkan apa-apa, dia mengambil tindakan sendiri dan berkata, "Kami ini ketinggalan enam run dan permainan berada di inning kedelapan. Saya kira dia bisa berada di tim kami dan kami akan mencoba untuk memberikan kesempatan Saya memukul di inning yang ke kesembilan"
Ayah Shaya sangat gembira saat Shaya tersenyum lebar. Shaya disuruh memakai sarung tangan dan keluar untuk bermain lapangan tengah pendek.
Pertandingan 9 inning (giliran memukul), masuk based 1234, dapat 1 angka.
Di akhir inning 8, tim Shaya mencetak beberapa angka tetapi masih tertinggal 3 angka. Di bagian bawah inning 9, tim Shaya mencetak 1 angka lagi dan sekarang ada 2 anak di team Shaya di base 2 dan ke 3, pemukul terakhir adalah Shaya dan jika dia bisa memukul dengan home run, team Shaya bisa memenangkan pertandingan.Apakah Shaya tetap diberikan kesempatan memukul untuk menang.Semua orang tahu bahwa itu semua tidak mungkin karena Shaya bahkan tidak tahu cara memegang pemukul dengan benar, apalagi memukulnya. Namun saat Shaya melangkah ke posisi memukul, pelempar bergerak beberapa langkah untuk melakukan lob bola dengan lembut sehingga Shaya setidaknya bola baseballnya bisa menyentuh baseball bat-nya.
Lemparan pertama meleset. Rekan tim Shaya mendatangi Shaya dan memegang bersama pemukul dan menghadap bola.Pelempar bola kembali mengambil beberapa langkah ke depan untuk melemparkan bola dengan lembut ke arah Shaya. Saat lemparan masuk, Shaya dan rekan setimnya mengayunkan pemukul dan bersama-sama mereka memukul bola tanah yang lambat ke pelempar.
Pelempar bola mengambil bola itu dan Shaya harus lari ke base pertama, pelempar bola itu bisa dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, dan team Shaya akan dinyatakan kalah.Akan tetapi, sebaliknya, pelempar mengambil bola dan melemparkannya ke lapangan kanan, jauh di luar jangkauan baseman pertama.
Semua berteriak, "Shaya, lari ke base yang 1. Lari ke base yang 1." Tidak pernah dalam hidupnya Shaya lari ke base 1. Dia berlari mencapai base yang 1.Pada saat dia mencapai base 1, pemain lawan mengambil bolanya, dia bisa saja melempar bola ke baseman 2 sementara Shaya dengan susah payah berlari ke base 2.Tapi pemain lawan malah melempar sejauh-jauhnya.Semua berteriak, "Shaya lari ke base 2, lari ke base 2." Shaya berlari dengan susah payah menuju base 2.Saat Shaya mencapai base 2, team lawan nya mengambil bolanya lagi dan bisa langsung dilempar ke base ke 3, sementara Shaya berlari ke base 3.Bolanya diambil dan dilempar kembali sejauh-jauhnya.Penonton "Lari ke base 3." Bola-nya diambil kembali, dan dilempar sejauh-jauhnya oleh team lawan.Penonton berteriak "Shaya lari pulang, ke home base."
Shaya berlari ke base terakhir, menginjak home plate dan semua 18 anak laki-laki mengangkatnya di pundak mereka dan menjadikannya pahlawan, karena Shaya baru saja melakukan "grand slam" dan memenangkan pertandingan untuk timnya.
"Hari itu," kata sang ayah dengan lembut dengan air mata yang kini mengalir di wajahnya, "ke-18 anak laki-laki itu mencapai tingkat kesempurnaan Tuhan."
Roh manusia dipenuhi dengan pengharapan akan suara dari perkataan yang menguatkan (Anne Cetas)
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Renungan ini akan mengingatkan pentingnya komunitas yang membangun. Dengan komunitas yang saling membantu dan menguatkan, kehidupan kehidupan kita akan semakin kuat.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bethany Church (Singapore) yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: bcs.org.sg