Komunitas Yang MembangunSampel

Menghadap Allah dengan hati nurani yang bersih

Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni (Ibrani 10:22)

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23)

Ahli matematika kelahiran Hungaria, Abraham Wald, meminjamkan keahliannya untuk upaya Perang Dunia II setelah datang ke Amerika Serikat pada tahun 1938. Militer sedang mencari cara untuk melindungi pesawatnya dari tembakan musuh, sehingga Wald dan rekannya di Statistical Research Group ditanyai mengetahui cara melindungi pesawat militer dengan lebih baik untuk mempertahankan diri dari tembakan musuh. Mereka mulai dengan memeriksa pesawat yang kembali untuk melihat di mana mereka paling rusak. Tapi Wald dengan wawasan yang tajam bahwa kerusakan pada pesawat yang kembali hanya mewakili di mana pesawat bisa tertembak dan masih bertahan. Dia menyadari bahwa area yang paling membutuhkan lapisan besi tambahan akan ditemukan di pesawat yang jatuh. Pesawat yang menabrak bagian yang paling rentan — mesin — telah mati dan karena itu tidak dapat diperiksa.

Salomo mengajarkan kita tentang melindungi bagian kita yang paling rentan—hati kita. Dia memerintahkan putranya untuk “menjaga hati[nya]” karena dari situ segala sesuatu mengalir (Amsal 4:23). Instruksi Tuhan membimbing kita menjalani hidup, menjauhkan kita dari keputusan yang buruk dan mengajari kita ke mana harus memusatkan perhatian kita.

Kita ke wilayah musuh setiap hari, tetapi dengan hikmat-Nya yang menjaga hati kita, kita dapat tetap fokus pada misi kita untuk hidup dengan baik bagi kemuliaan Tuhan.

Seorang yang saleh memiliki hati yang berpusat kepada Tuhan daripada apa yang dimiliki atau posisi atau kekuasaan (Jerry Bridges)