Tubuh, Jiwa, dan Roh yang SehatSampel

Tubuh, Jiwa, dan Roh yang Sehat

HARI KE 3 DARI 4

Menjadi Utuh di Dalam Kristus

Di lingkungan gereja, seringkali kita menyapa satu sama lain dengan sebutan, “Shalom!” Shalom artinya damai. Ketika menyapa dengan “shalom” kita sedang mengharapkan damai ada di dalam hidup orang tersebut.

Namun, apakah arti dari damai itu sendiri? Sebagian dari kita mungkin mengartikan damai sebagai suatu keadaan tanpa konflik. Namun, makna sesungguhnya dari “shalom” dalam kacamata orang Yahudi adalah keutuhan (wholeness) dan lengkap (complete). Ibarat tembok yang dibangun dari batu bata, bila ada rangkaian batu bata yang terputus, maka tembok tersebut tidaklah lengkap.

Sebuah hubungan yang terputus atau rusak dapat dikatakan sebagai hubungan yang tidak memiliki “shalom”. “Shalom” hadir ketika adanya restorasi atau rekonsiliasi dari hubungan yang terputus. Dalam Amsal 16:7 dikatakan, “Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia.”

Sama halnya dengan kesehatan tubuh, yang perlu kita jaga dan pelihara secara rutin, demikian juga kesehatan emosional kita. Amsal 4:23 mengingatkan untuk senantiasa menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Kita dapat melakukan check-up hati kita, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1.Apakah kita masih menyimpan kepahitan/amarah/sakit hati terhadap seseorang?

2.Apakah kita sering diliputi ketakutan, kegelisahan, dan kekhawatiran?

3.Apakah ada hubungan yang tidak baik dengan sesama kita?

Kualitas hubungan yang kita bina berkaitan erat dengan kesehatan emosional kita. Seringkali yang menghalangi kita mengalami “shalom” dalam kehidupan kita, yang membuat kita sulit menjadi utuh adalah karena masih adanya kepahitan, amarah, luka batin yang masih kita pelihara. Apabila Anda ingin menjadi utuh dan sehat secara emosi, Anda perlu mengambil langkah untuk menyerahkan semua rasa sakit tersebut kepada Kristus secara berkelanjutan.

Kristus adalah Raja Damai (Prince of Peace) kita (Yesaya 9:5). Kristus telah merekonsiliasi dan merestorasi hubungan kita dengan Bapa yang terputus karena dosa. Kristus sendiri pun telah menjadi pendamaian bagi kita (Efesus 2:14-16) dan menjadi sumber damai yang tinggal di dalam kita (Yohanes 14:27). Kristus sanggup menyembuhkan hati Anda yang terluka oleh perbuatan orang lain. (Yesaya 61:1).

Namun, ia membutuhkan kerjasama dari Anda untuk menyerahkan luka tersebut kepada-Nya dan melepaskan pengampunan bagi orang yang menyakiti Anda. Melepaskan pengampunan ibarat membebaskan diri Anda dari penjara hati yang membelenggu selama ini. Kita tidak akan dapat merasakan damai dan kebebasan selama belum melepaskan pengampunan. Kita mengampuni bukan karena orang tersebut layak diampuni, melainkan karena Tuhan pun telah mengampuni kita.

“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu,” (Efesus 4:31-32). Kita sebelumnya juga adalah musuh Allah, dan Ia mengampuni kita selagi kita masih berdosa juga (Roma 5:8). Kristus di dalam diri Anda akan memampukan Anda untuk mengampuni juga. Anda hanya perlu memberi diri dan mengambil keputusan untuk melepaskan pengampunan.

Bila Anda mengalami kegelisahan, kekhawatiran, atau ketakutan; rasul Paulus mengajarkan kita untuk menyerahkan dan mengalihkannya menjadi doa kepada Allah. Pada dasarnya kekhawatiran itu seperti kita mengulang-ulang skenario yang buruk di pikiran kita. Jika Anda tahu cara untuk khawatir, maka Anda tahu cara untuk berdoa. Berdoa menggantikan channel di pikiran Anda dari skenario buruk kepada kebenaran Firman Tuhan.

“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu,” (Filipi 4:6-9).

Damai sejahtera menyertai kita dengan mengganti apa yang ada di hati dan pikiran kita dengan hal yang berkenan dalam Kristus. Setiap kali Anda gelisah, khawatir, atau takut ingatlah selalu untuk mengubahnya menjadi doa kepada Tuhan.

Bila kita menjaga kesehatan emosional dengan membangun kebiasaan-kebiasaan tersebut dengan disiplin, maka kita juga membangun kekuatan mental (mental resilience). Ketika kita sadar bahwa Kristus, sang Raja Damai, tinggal di dalam diri kita, serta damai sejahtera tersebut termanifestasi dalam kehidupan kita, kita akan mudah untuk bersukacita.

Dalam Amsal 17:22 dikatakan bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Sukacita di dalam Tuhan adalah sumber kekuatan kita ketika menghadapi berbagai badai kehidupan. Kita kuat karena Kristus tinggal di dalam kita. Yakobus mengingatkan kita untuk menganggapnya sebagai sukacita ketika menghadapi berbagai pencobaan.

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun,” (Yakobus 1:2-4).

Ketika kita meresponi setiap masalah yang ada dalam kehidupan kita dengan sikap yang sesuai dengan kebenaran Firman, ketika kita tekun dalam menghadapinya, masalah yang ada dalam kehidupan kita menjadi sarana yang memurnikan kita dan membuat kita menjadi utuh (whole). Pribadi yang utuh dan sehat secara emosi adalah pribadi yang kuat dalam menghadapi segala sesuatunya.

Lepaskanlah pengampunan, ubah segala kekhawatiran menjadi doa, dan bersukacita di dalam Tuhan dalam segala kondisi; maka “shalom” Kristus nyata di dalam kehidupan Anda.

Hari 2Hari 4

Tentang Rencana ini

Tubuh, Jiwa, dan Roh yang Sehat

Seringkali orang-orang beriman hanya memikirkan kesembuhan, keutuhan, dan kesehatan hanya dari aspek rohani saja. Kebenarannya adalah: keutuhan dan kesehatan tubuh, dan jiwa, dan roh kita, sangat penting di mata Tuhan. Seluruh hidup kita (tubuh, jiwa dan roh) adalah anugerah dari Tuhan untuk kita kelola. Melalui renungan ini, mari belajar prinsip dan cara-cara mengembangkan kesehatan kita secara menyeluruh.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org