Penyerahan yang IndahSampel
SOAP: Kejadian 30:22–24
Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya. Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku." Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata: "Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku."
RENUNGAN
Tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan untuk mengganggu rencana Allah, namun terkadang pilihan kita membuat hal-hal menjadi lebih rumit. Dalam bacaan kita hari ini, kita bertemu Rahel dan Lea, para istri Yakub. Yakub telah melakukan banyak manipulasi, Dia mencoba membantu Tuhan menggenapi rencana-Nya dengan mencurangi kakaknya, Esau, mengambil hak kesulungan dan berkat ayah mereka. Untuk melarikan diri dari kemarahan Esau, Yakub pergi ke Haran untuk mencari istri di antara anak-anak pamannya, Laban.
Ketika Yakub tiba, dia melihat Rahel di sumur, jatuh cinta kepadanya, dan menawarkan untuk bekerja bagi Laban selama tujuh tahun sebagai ganti izin menikahi Rahel. Di pesta pernikahan, Laban mencurangi Yakub dan memberikan kepadanya Lea, anak perempuan sulung Laban. Yakub juga menikahi Rahel seminggu kemudian dan terus bekerja bagi Laban selama tujuh tahun bagi pengantin keduanya (sungguh sebuah drama!)
Rahel dikasihi oleh Yakub, sementara Lea tidak. Allah menyatakan kemurahan kepada Lea dan memberikan empat anak laki-laki kepadanya. Cemburu terhadap keluarga Lea yang bertambah, Rahel mencoba membuat keturunan lewat hamba perempuannya. Hambanya melahirkan dua anak laki-laki bagi Yakub. Namun kemudian hamba Lea melahirkan dua anak laki-laki bagi Yakub, dan Lea sendiri juga melahirkan lagi dua anak laki-laki. Ketika anak ke-11 Yakub lahir, barulah Alkitab berkata, “Lalu ingatlah Allah akan Rahel,: dan dia melahirkan anak yang dinamai Yusuf.
Tidak seperti kisah Hana, di sini tidak disebutkan bahwa Rahel berdoa, mencurahkan hatinya kepada Allah, atau bergumul dengan iman di tengah penderitaannya. Namun, yang kita lihat adalah, Rahel berkata kepada suaminya, “Berikanlah kepadaku anak, kalau tidak aku akan mati!” (Kejadian 30:1). Bahkan di tengah keadaan carut-marut, Allah masih berperan aktif dalam kisah Rahel. Allah memperhatikan dia dan memberikan dia anak laki-laki. Setelah anaknya lahir, Rahel mendeklarasikan bahwa Tuhan telah mendengar doa-doanya. Allahlah pahlawannya, bukan Rahel, bukan rencananya yang lemah, atau suaminya. Tuhan mendengar tangisannya, dan Dia saja yang menerima kemuliaan.
Tuhan juga mendengar tangisan kita. Bahkan ketika kita berpikir jalan kita atau waktu kita adalah yang terbaik. Bahkan ketika kita bertindak dalam ketakutan dan bukan dalam iman. Allah memiliki tujuan bagi hidup kita, dan usaha kita untuk mencari jalan pintas atau jalan memutar tidak akan menghambat apa yang Dia telah rencanakan. Mari kita merendahkan diri kita di hadapan Dia yang mendengar tangisan kita, menyerahkan kekhawatiran kita kepada-Nya, mempercayai waktu dan jawaban-Nya.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Banyak dari kita percaya bahwa ketika kita menjadi orang Kristen, hidup kita tiba-tiba akan menjadi mudah, atau kita berharap hidup kita tanpa masalah. Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang bebas dari penderitaan pada kita atau pada setiap perempuan yang kita baca dalam Alkitab. Melalui pendalaman Alkitab selama enam minggu ini, kita akan belajar dari perjalanan hidup yang mereka tempuh saat kita mulai melihat hidup mereka dengan cara yang baru.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Love God Greatly Indonesia yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://www.lovegodgreatly.com/indonesian