Kasih Dan PengorbananSampel

Kasih Dan Pengorbanan

HARI KE 3 DARI 5

HIDUP BERKORBAN UNTUK MELAYANI ALLAH DAN SESAMA

PENDAHULUAN

Kita semua pasti tahu mengenai kisah hidup seorang tokoh besar dalam sejarah orang Israel dan Alkitab mencatatnya, dia adalah Musa. Cerita hidup Musa dicatat mulai dari kelahirannya. Bagaimana ketika masih bayi, ia diselamatkan dari rencana pembunuhan yang dirancang oleh Firaun dan akhirnya Musa diangkat menjadi anak dari puteri Firaun. Musa dibesarkan dalam istana Firaun, namun kegelisahan dan belas kasihnya kepada saudara-saudara sebangsanya membuat dia melakukan tindakan yang membahayakan nyawanya dan orang-orang Ibrani lainnya yang diperbudak di Mesir. 

Inilah permulaan kisah kepemimpinan Musa yang dibentuk oleh tangan Allah langsung. Dalam pelariannya selama 40 tahun di tanah Midian, Musa mendapat panggilan Tuhan untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Jika kita melihat kisah singkat kehidupan Musa, maka kita pun menemukan bahwa kedudukan, kekayaan, dan kenikmatan hidup di istana Firaun tidak membuatnya lupa akan identitasnya sebagai umat perjanjian. Hati nurani Musa lebih memilih untuk berkorban demi menggenapi janji Allah atas Abraham, Ishak, dan Yakub. 

PEMBAHASAN

Prinsip berkorban seperti apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Musa ? Berikut ini kita akan membahasnya berdasarkan surat Ibrani 11:24-29.

1. Berkorban Adalah Kerelaan Untuk Menderita Sesuai Dengan Destiny Allah (Ayat 25)

Sering kita mendengar berbagai kisah tentang tokoh-tokoh iman yang rela mengorbankan dirinya, mengesampingkan kepentingan dirinya untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Bahkan ketika mereka melakukannya tidak ada penghargaan apapun yang diterimanya. Tindakan pengorbanan seperti ini yang sulit dijelaskan dengan bahasa apapun dan yang kita tahu ini adalah sejenis kasih yang paling besar, yaitu kasih yang rela untuk berkorban (Yoh. 15:13). 

Musa berkorban karena digerakkan oleh kehendak Allah yang tumbuh dalam hatinya, yaitu kasih untuk membawa kebebasan atas saudara-saudaranya dari perbudakan Mesir. Tekad yang berkobar-kobar untuk berkorban seharusnya sejalan dengan destiny dari Allah langsung. Berkorban harus dimulai dari visi yang diberikan Allah sendiri. Sebab, jika berkorban hanya inisiatif kita tanpa kehendak Allah, pada akhirnya hanya akan seperti mesin penghancur yang menghancurkan kehidupan kita. Tetapi, jika pengorbanan itu digerakkan karena dorongan Roh Kudus untuk orang-orang yang kita kasihi, maka apa yang kita lakukan sudah tentu akan menuai kebaikan.

Rela menderita karena Kristus adalah moto yang tepat. Dengan demikian, kita akan melayani dalam bidang-bidang yang Tuhan percayakan dengan maksimal. Kerelaan berkorban untuk melayani keluarga, melayani pekerjaan Tuhan di gereja, melayani di tempat kerja atau melayani dimana pun itu. Jika sikap rela berkorban karena Kristus itu menjadi motivasi utama kita, maka akan selalu ada sukacita, kekuatan, dan kepuasan untuk melakukannya.

2. Ada Upah Untuk Setiap Pengorbanan (Ayat 26)

Terdapat hal menarik dalam ayat 26 ini, ketika Rasul Paulus mengatakan: “…sebab Musa memandang kepada pahala yang akan datang.” Bagi sebagian orang, berkorban untuk orang lain itu biasanya memiliki kesan yang tidak menarik, maka selalu dihindari. Hal ini terjadi karena tidak menyenangkan bagi mereka. Bagaimana dengan kita, mengapa kita melakukan pengorbanan bagi orang lain ? Jawabannya sederhana, karena pasti ada hal yang baik yang akan kita terima dari sebuah pengorbanan.

Melalui mata rohaninya, Musa mampu melihat jauh ke depan, yaitu upah yang disediakan Allah atas apa yang telah ia lakukan untuk saudara-saudaranya. Musa ingat betul janji Allah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub mengenai Tanah Perjanjian. Bukan negeri Mesir yang menjadi tanah perjanjian Israel, namun ada tempat lain yang berlimpah dengan berkat Allah bagi Israel. Pengharapan ini yang ada di benak Musa ketika ia melangkah untuk mengorbankan apa yang ia miliki. Percayalah, selalu ada hal yang manis yang telah Tuhan sediakan ketika kita rela untuk mengorbankan kesenangan kita untuk meresponi panggilan Allah. Jika hari ini, Tuhan membawa kita untuk melewati situasi dimana kita harus banyak berkorban, itu artinya Dia sedang mempersiapkan upah yang layak kita terima. Upah yang dimaksud tidak hanya berarti Sorga, tetapi upah itu adalah juga penggenapan janji-janji Allah atas hidup kita selama di bumi ini.

3. Iman Adalah “Bahan Bakar” Utama Untuk Hidup Berkorban (Ayat 27)

Oleh karena iman, Musa rela meninggalkan segala kenyamanan yang ada di istana Firaun. Musa rela mengidentifikasikan dirinya dengan umat Israel (status budak saat itu) dan mengambil beban yang sama sebagai orang Israel. Musa rela hidup dalam penderitaan, ketidakpastian, dan perjuangan yang berat untuk menuju tanah perjanjian yang telah disediakan Allah bagi umatNya. Musa juga memilih janji Allah yang belum kelihatan daripada janji Firaun yang sudah jelas terlihat. 

Dari sikap Musa, kita melihat keyakinan bahwa janji Allah adalah yang terbaik dan bahwa Ia mampu menggenapinya. Musa pun percaya bahwa iman kepada Allah saja yang membuat dia mampu membakar semangat ketika api pengorbanan kita mulai redup. Iman yang membuat dia tidak tunduk pada tekanan dan ketakutan. Sebagai orang percaya, sudah seharusnya kita terus memelihara iman agar tetap menjadi bahan bakar untuk tetap melangkah di tengah-tengah pengorbanan.

KESIMPULAN

Tidak ada yang sia-sia ketika kita berani mengambil langkah untuk berkorban. Namun yang perlu diperhatikan adalah pra-syarat sebelum kita melakukannya, yaitu kehendak Allah. Pengorbanan yang kita lakukan haruslah sejalan dengan visi Allah. Inilah yang akan membuat kita tetap bertahan dalam melakukannya. Kehidupan yang berani berkorban akan selalu ada kapanpun dan dimanapun. Oleh sebab itu, agar kita tidak menjadi lelah dalam melakukannya, pastikan apa yang kita lakukan selalu dimotivasi untuk menyenangkan Kristus. Setiap pengorbanan kita bagi siapapun akan Tuhan perhitungkan menjadi buah yang manis di hadapanNya.


Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2Hari 4

Tentang Rencana ini

Kasih Dan Pengorbanan

Renungan ini akan memberikan gambaran kehidupan Tuhan Yesus akan kasih dan pengorbananNya dalam kehidupan kita. Demikian juga dalam kehidupan kita untuk selalu mempunyai kasih dan pengorbanan untuk bisa menjadi berkat bagi orang lain.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bethany Church (Singapore) yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://www.bcs.org.sg/