Kasih Dan PengorbananSampel

PENGORBANAN MELALUI KETAATAN 

PENDAHULUAN

Mempersembahkan sesuatu dalam bentuk korban merupakan bagian fundamental dari ibadah. Banyak orang yang berkata, aku mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan siap mengorbankan waktu, harta dan tenaga secara penuh. Akan tetapi, banyak dari mereka yang tidak suka taat akan Firman Tuhan karena merasa kebebasannya dibatasi. Orang-orang ini tidak suka mendengarkan perintah Tuhan yang mereka tidak sukai.

Inilah kecenderungan manusia sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Cenderung mengikuti keinginan sendiri dan memuaskan daging. Kalaupun mereka taat, itu biasanya karena diawasi dengan ketat. Ketika ada kesempatan, maka dengan mudah mereka menjadi tidak taat lagi.

Kisah Abraham yang memberi korban dengan penuh ketaatan akan perintah Tuhan merupakan suatu contoh dimana kita bisa belajar untuk memberi korban yang menyenangkan hati Tuhan.

Berikut ini kita akan membahas prinsip-prinsip memberi korban yang menyenangkan Allah.

PEMBAHASAN

1. Mengenal Allah yang benar.

"Mengenal" Allah, tidak hanya mempunyai pengetahuan intelektual atau informasi tentang Dia dari orang lain atau media, melainkan mempunyai hubungan pribadi yang intim dengan Dia, sama seperti hubungan yang paling dekat dalam hidup.

Allah meminta Abraham untuk mengorbankan Ishak “setelah semuanya itu terjadi” (Kejadian 22:1). Artinya, perintah ini diberikan setelah Abraham berjalan bersama Allah, melihat, dan mengalami sendiri perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib serta merasakan kasih setia Allah. 

Dengan mengenal Allah akan lebih mudah bagi kita untuk memberi korban dan mentaati perintah-perintahNya, karena kita tahu bahwa Dia tidak merancangkan yang jahat buat kita, melainkan untuk melindungi dan memberkati kita anak-anak-Nya (Amsal 19:16, Yesaya 1:19).

2. Mengasihi Allah

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kasih merupakan perintah yang terutama (Matius 22:36-40). Mengasihi artinya melibatkan seluruh kehidupan kita yakni hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. Maka, kasih bukan tentang apa yang kita rasakan saja, tetapi apa yang kita pikirkan dan lakukan.

Mengasihi merupakan dasar dari semua perintah. Kata "tergantung" di ayat 40 menyatakan segala bentuk korban kepada Tuhan tidak akan berguna, apabila tidak didasarkan pada kasih. Kualitas sebuah pengorbanan ditentukan oleh motivasi apa di balik semuanya, karena tanpa kasih maka pemberian korban menjadi sesuatu tindakan munafik. Baca (Matius 23) !

Ishak adalah anak yang dikasihi Abraham (Kejadian 22:2), tetapi Abraham lebih mengasihi Tuhan. Dia tetap menaati perintah Tuhan walaupun harus mengorbankan anak yang dikasihinya. Siapa yang lebih kita kasihi ? Suami, istri, anak, benda-benda yang Tuhan berikan atau Tuhan itu sendiri?

3. Berani membayar harga

Makin kita mengerti arti pengorbanan, maka kita makin berani membayar sebuah harga yang mahal untuk berkorban. Karena pengorbanan harus dibuktikan dengan suatu harga yang harus dibayar. Apakah itu penderitaan, tekanan hidup, penolakan orang, bahkan kematian. 

Abraham berani berkorban dengan membayar harga ketaatan dan kepercayaan penuh akan janji Allah kepadanya, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku” (Kejadian 22:8). 

Akhir dari kisah ini sungguh indah. Allah bersumpah demi diriNya sendiri kepada Abraham bahwa Dia akan memberkati Abraham berlimpah-limpah dengan keturunan yang sangat banyak juga oleh karena keturunannya semua bangsa di bumi akan diberkati. Allah memberikan berkat-berkatNya kepada setiap orang yang sungguh-sungguh percaya dan taat kepadaNya. Amin.

DISKUSI

1. Seberapa rindukah kita untuk mau berkorban bagi Allah ?

2. Apakah kita biasa memberi yang terbaik kepada Allah ?

3. Apakah halangan-halangan untuk memberi korban yang berkenan kepada Allah ?

KESIMPULAN

Ketidaktaatan membuat pengorbanan yang kita berikan tidak berkenan bagi Tuhan. Pengorbanan yang berkenan bagi Allah artinya membayar harga untuk menuruti perintah-Nya karena kita mengenal dan mengasihi Dia. Lihat (Yohanes 14:21) !