Dasar yang KokohSampel

Ceritakan Kepada Orang Lain

Kita telah belajar banyak beberapa hari ini melalui renungan ini. Belajar untuk tidak mengandalkan diri sendiri, belajar meninggalkan masa lalu, belajar bertumbuh di komunitas. Kita juga belajar tentang membaca, mengerti, dan melakukan firman Tuhan. Sekarang, pernahkah setelah menonton sebuah film yang menarik, atau makan makanan yang enak di sebuah restoran, kita merekomendasikan dan mempromosikannya melalui sosial media atau secara langsung kepada orang-orang terdekat kita? Sekalipun tanpa imbalan apa-apa, kita rela melakukannya, bukan?

Sama halnya dengan kita sebagai orang percaya yang telah mengalami kasih Tuhan yang luar biasa (keselamatan), apakah kita sudah membagikan kasih Tuhan tersebut kepada orang-orang di sekitar kita? Apakah kita sudah sadar sepenuhnya bahwa apa yang Kristus berikan adalah bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain dan seisi dunia ini?

Setelah semakin mengenal pribadi dan karakter Tuhan melalui firman-Nya, serta mengalami pertumbuhan rohani yang terlihat di komunitas, selanjutnya kita dipanggil untuk memberikan kesaksian kepada orang-orang di sekitar, terutama orang-orang yang belum mengenal-Nya.

Ada sebuah kejadian menarik di Markus 5:1-20, di mana Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa dan setelah sembuh orang itu ingin mengikuti Yesus. Tapi Yesus tidak berkenan, dan memberi tugas kepadanya untuk pulang ke rumah dan menceritakan kebaikan Tuhan kepada orang-orang di kampungnya. Dia bukan hanya bersaksi kepada orang-orang di kampung halamannya, tetapi di Dekapolis, daerah otonomi yang terdiri dari sepuluh kota, dan semua orang yang mendengarnya menjadi heran atau tercengang. Di mana kebenaran diberitakan, di sanalah terjadi perubahan yang membawa kebaikan. 

Adalah sebuah kehormatan untuk menceritakan kebaikan Tuhan ke orang banyak. Tidak ada kata terlambat untuk membagikan kasih, kebaikan, dan pengalaman pribadi Anda dengan Tuhan kepada orang-orang di sekitar Anda. Marilah bertumbuh dan berbuah agar dunia dapat mengenal-Nya. 

Renungkan

Seberapa sering Anda menceritakan perjalanan rohani atau hubungan Anda dengan Tuhan kepada orang-orang sekitar?

Lakukan

Ceritakan kebaikan-Nya lebih dulu (apa yang Anda alami), sebelum menceritakan pribadi-Nya.