Kebebasan dan PengampunanSampel

Of Freedom and Forgiveness

HARI KE 3 DARI 5

Anak Sulung yang Tak Mengampuni

Dapatkah Anda mengingat sesuatu yang lucu atau sangat konyol yang saudara lelaki atau perempuan Anda lakukan ketika Anda masih kecil dahulu? Adakah suatu masa ketika saudara sekandung Anda menolak untuk mengampuni Anda? Bagaimana perasaan Anda? Kemarin, kita menyimak kisah dari Anak yang Hilang. Hari ini kita akan melihat pada bagian terakhir dari perumpamaan untuk melihat apa yang Yesus ajarkan tentang mengampuni sesama. Dalam bab ini, Yesus menceritakan tiga perumpamaan. Mari kita simak kepada siapa Yesus menceritakan perumpamaan ini. Kepada siapakah Yesus sedang berbicara? Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat. Mereka adalah orang-orang yang berpikir bahwa mereka lebih baik daripada "para pendosa". Kita harus berhati-hati agar kita tidak membuat kesalahan yang sama. Sang anak yang meninggalkan keluarganya dan dengan bodoh menghabiskan harta warisannya telah kembali ke rumah! Ia datang dengan merendah, memohon pengampunan. Namun si anak sulung menolak untuk ikut merayakannya. Bagaimana Anda pikir perasaan sang ayah? Karena ada sukacita bagi "bunso" (si bungsu), muncul kekecewaan pada "kuya" (si sulung). Si anak sulung merasakan ketidakadilan, marah, dan cemburu.

Pertanyaan: Apa yang terjadi kepada diri seseorang ketika mereka menolak untuk mengampuni seseorang?

Pertanyaan: Ketika Anda mendengarkan kisah ini, siapa yang paling mirip dengan Anda? Sang Ayah, Anak yang hilang, ataukah Anak Sulung?

Adakah seseorang yang sulit terhubung karena kesalahan yang mereka lakukan? Atau mungkin ada sesuatu yang Anda lakukan yang menyakiti mereka. Dalam ayat-ayat ini, apa yang Yesus katakan supaya kita lakukan? Pergi dan berdamailah dengan saudaramu. Ketika kita berpikir seberapa sering Allah telah mengampuni setiap dari kita, tidaklah luar biasa jika kita masih sulit untuk mengampuni sesama? Allah menginginkan kita untuk bertindak sama seperti Dia bertindak: Allah selalu siap untuk menyambut seseorang yang bersalah kepada-Nya, menerima-Nya, dan mengampuni-Nya. Apakah itu mudah dilakukan? TIDAK!! Hanya dengan kuasa Roh Kudus di dalam diri kita maka kita mampu sepenuhnya mengampuni dan menerima mereka yang telah menyakiti kita.

Waktu Merenung: Renungkan tentang suatu relasi yang perlu Anda bereskan – seseorang yang Anda perlu ampuni, seseorang yang perlu Anda mintakan pengampunan.

Hari 2Hari 4

Tentang Rencana ini

Of Freedom and Forgiveness

Mengampuni adalah sebuah proses. Diperlukan waktu, usaha dan sulit. Ini adalah memulihkan relasi dengan melepaskan suatu masa lalu yang menyakitkan dengan sikap mengasihi. Tidak ada yang membuat kita terikat pada masa lalu selain daripada keengganan kita untuk mengampuni. Menolak untuk mengampuni menimbulkan kepahitan jiwa. Pengampunan adalah kebebasan dari kepahitan dan kecenderungan untuk membalas dendam. Ini membuka kembali masa depan dengan awal yang baru – sebuah pengulangan kembali.

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tn. Boris Joaquin, Presiden dan Chief Equipping Officer dari Breakthrough Leadership Management Consultancy. Beliau adalah seorang master trainer dan pembicara papan atas untuk program-program kepemimpinan dan soft skill lainnya di Filipina. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.theprojectpurpose.com/