Kebebasan dan PengampunanSampel

Of Freedom and Forgiveness

HARI KE 2 DARI 5

Datang kepada Bapa demi Pengampunan

Dapatkah Anda mengingat sebuah pengalaman ketika Anda berada di sekolah dasar ketika Anda berbuat salah dan dihukum karenanya? Bagaimana perasaan Anda tentang hukuman itu?

Hari ini kita akan membahas perumpamaan Yesus yang sangat dikenal. Mari kita lihat apa yang Yesus ingin katakan kepada kita tentang datang kepada Allah Bapa untuk menerima pengampunan. Sang anak bungsu itu terlihat begitu yakin bahwa ia akan lebih bahagia jika ia bisa mendapatkan uangnya dan pergi dari bapanya. Namun hidup jauh dari bapa tidak seperti yang ia harapkan. Mari kita berbicara tentang bapa duniawi kita. Kita semua memiliki keinginan besar akan seorang bapa duniawi yang sungguh mengasihi diri kita. Namun bagi banyak dari kita, bapa kita tidak hadir saat kita tumbuh besar. Ia tidak hadir secara fisik dikarenakan pekerjaannya atau kepentingan lainnya. Atau mungkin dia sering ada di rumah, namun secara emosi seakan-akan seperti dia tidak hadir. Bagi yang lainnya, kenangan Anda akan ayah Anda mungkin bahwa ia sering marah — bahkan menganiaya. Kini, ketika datang kepada Allah Bapa, kita cenderung berpikir bahwa Dia sama seperti bapa duniawi kita — Tidak hadir dan Marah.

Pertanyaan: Apa yang Anda pikir akan terjadi dalam kehidupan orang ketika mereka memandang Allah tidak hadir dan marah?

Banyak orang merasakan sulit untuk terhubung dengan Allah Bapa. Banyak yang berpikir Dia tidak hadir dan marah. Mereka berpikir mereka jauh lebih nyaman terhubung dengan orang kudus atau seseorang lainnya daripada datang langsung kepada Allah. Dalam perumpamaan ini, apa yang Yesus ajarkan kepada kita tentang sikap Allah terhadap orang yang datang kepada-Nya dengan rendah hati? Penuh pengampunan dan menerima!

Bagaimana Anda pikir perasaan Allah ketika kita menghindari-Nya, atau mendekati seseorang lainnya daripada pergi langsung kepada-Nya lewat Yesus Kristus? Dari semua hal yang anak bapa ini lakukan, apa yang paling bermakna bagi Anda? Bagi saya, ini ketika sang bapa berlari kepadanya, memeluknya, menciumnya, mengampuninya, mengenakan jubah yang terbaik kepadanya, menaruh sebuah cincin pada jarinya, mengenakan sepatu di kakinya dan memerintahkan untuk sebuah perayaan. Ini semua karena Yesus mati menggantikan Anda hingga Bapa Surgawi mampu sepenuhnya mengampuni dan menerima kita.

Jika Anda berada di sebuah kelompok yang mengikuti rencana bacaan ini, mungkin dua atau tiga orang bisa membagikan bagaimana mereka mengalami pengampunan dalam hidup mereka. Ini bisa saja suatu kesaksian keselamatan atau sebuah pengalaman diampuni dari dosa semenjak mereka menjadi orang percaya. Mari kita batasi itu paling lama dua menit - singkat dan indah!

Waktu Merenung:

1. Dimanakah Anda saat ini dalam relasi Anda dengan Bapa Surgawi?

2. Apakah Anda mengenal seseorang yang merasa bahwa bapa duniawinya selalu "marah dan tidak hadir"? Dapatkah Anda berdoa untuk orang itu?

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Of Freedom and Forgiveness

Mengampuni adalah sebuah proses. Diperlukan waktu, usaha dan sulit. Ini adalah memulihkan relasi dengan melepaskan suatu masa lalu yang menyakitkan dengan sikap mengasihi. Tidak ada yang membuat kita terikat pada masa lalu selain daripada keengganan kita untuk mengampuni. Menolak untuk mengampuni menimbulkan kepahitan jiwa. Pengampunan adalah kebebasan dari kepahitan dan kecenderungan untuk membalas dendam. Ini membuka kembali masa depan dengan awal yang baru – sebuah pengulangan kembali.

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tn. Boris Joaquin, Presiden dan Chief Equipping Officer dari Breakthrough Leadership Management Consultancy. Beliau adalah seorang master trainer dan pembicara papan atas untuk program-program kepemimpinan dan soft skill lainnya di Filipina. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.theprojectpurpose.com/