20/20: Visi Tuhan Untuk Hidup SayaSampel

20/20: God's Vision For My Life

HARI KE 24 DARI 35

Kamu Adalah Apa Yang Kamu Makan

Oleh Chad Sykes

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 2 Timotius 3:16–17 

Saya ingat dengan jelas berjalan di pantai di Sri Lanka. Tempat yang dulu semarak dan indah ini sekarang ditutupi dengan barang-barang berserakan dari orang-orang yang tiba-tiba kehilangan nyawa. Sepatu penuh pasir milik anak-anak tergeletak tanpa ada yang mengambilnya. Matahari memudarkan foto-foto keluarga muda yang berserakan di pantai. Saya mengambil salah satu sepatu dan merasakan pipi saya menjadi hangat dan basah karena air mata. Saya belum pernah melihat kehancuran seperti ini. Pikiran saya yang teduh tidak pernah membayangkan bahwa sesuatu seperti ini bahkan mungkin bisa terjadi.

Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi salah satu bencana alam dengan kerusakan terbesar di dunia sepanjang sejarah. Gempa megathrust dasar laut bergemuruh jauh di bawah Samudra Hindia memicu serangkaian tsunami yang menghancurkan. Gelombang besar ini melanda negara-negara di antaranya Indonesia, Thailand, India, dan Sri Lanka. Kekuatan mematikan dari pegunungan air ini menghantam dengan kekuatan sedemikian dahsyat yang merenggut nyawa lebih dari 230.000 orang.

Tak lama setelah tsunami melanda, saya mendapat hak istimewa untuk melakukan perjalanan ke Sri Lanka dengan sekelompok 15 misionaris jangka pendek termasuk dokter, perawat, dan pendeta. Kami pergi dengan misi yang jelas: untuk menanggapi dengan perawatan medis darurat ke beberapa daerah yang terkena dampak paling parah yang belum terjangkau dan untuk menunjukkan kasih Yesus Kristus kepada orang-orang yang menderita di Sri Lanka. Mengatakan bahwa perjalanan kami sulit dan sedikit berbahaya adalah pernyataan yang meremehkan. Setelah beberapa penerbangan panjang, kami naik mobil selama sepuluh jam perjalanan melalui medan pegunungan yang sulit dilalui di daerah yang dilanda perang saudara.

Tidak ada cara agar saya bisa mempersiapkan diri menghadapi apa yang saya lihat dan dengar, dan saya tidak pernah membayangkan bagaimana pengalaman ini akan terus mempengaruhi saya lama setelah saya kembali. Setelah mendengar cerita demi cerita kematian dan kehancuran, saya mulai merasakan keletihan menguasai saya. Saya menjadi lelah secara fisik dan emosional setelah bepergian selama berhari-hari dan bekerja hampir sepanjang waktu melayani kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual orang banyak.

Hari-hari berlalu, saya ingat saat saya sangat lelah secara fisik sehingga harus memaksakan diri untuk makan agar memiliki cukup kekuatan untuk terus melanjutkan. Saya tidak pernah mengalami ini sebelumnya dalam hidup saya. Saya biasanya makan karena saya bisa…bukan karena saya sangat membutuhkannya untuk memiliki energi untuk melewati beberapa jam di depan saya. Ini benar-benar asing bagi saya.

Saat makan, saya benar-benar dapat merasakan makanan itu menyegarkan saya dan memberi saya kekuatan fisik untuk terus melayani orang-orang Sri Lanka dengan sepenuh hati. Kekuatan ini sangat penting ketika saya melayani orang-orang terluka ini yang tiba-tiba terlempar ke tengah situasi yang tragis—seperti seorang pria yang minum racun untuk berupaya mengakhiri hidupnya karena istri dan dua anaknya telah hanyut oleh gelombang raksasa.

Setelah dua minggu bepergian dan melayani di Sri Lanka, saya kembali ke rumah. Meninggalkan lingkungan kehilangan dan penderitaan yang luar biasa dan kembali ke kehidupan nyaman saya adalah pengalaman yang menggoncangkan. Waktu kerja dan pelayanan saya di Sri Lanka dan kehidupan normal saya dalam pekerjaan dan pelayanan di rumah sangat berbeda. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa keletihan luar biasa yang saya alami di Sri Lanka terkadang secara aneh merayap masuk ke dalam hidup saya. 

Tapi kali ini kelelahan itu bukan fisik; tapi rohani. Namun, tetap saja sama-sama menguras tenaga. Berbicara dan bertemu dengan orang-orang setiap hari yang memiliki cerita tentang tragedi, kehancuran, penyakit, dan kematian membuat saya lelah. Sama seperti makanan yang saya makan di Sri Lanka secara fisik menguatkan saya untuk pekerjaan yang ada di depan saya, saya tahu saya membutuhkan makanan rohani yang serupa untuk tantangan yang saya hadapi di rumah.

Inilah kebenaran yang saya temukan—keletihan rohani dilawan dengan makan teratur dari Alkitab. Firman Tuhan yang diwahyukan kepada kita dalam Kitab Suci menanamkan kehidupan ke dalam tulang kita. Paulus menjelaskan kepada Timotius bahwa cara terbaik untuk memperlengkapi diri untuk apa yang ada di hadapannya adalah dengan perkataan dari Kitab Suci. Saya percaya Paulus tidak hanya menggambarkan asupan Kitab Suci berdasarkan pengetahuan; dia berbicara tentang masuknya kata-kata itu ke dalam hati dan pikiran kita. 

Melalui Firman Tuhan, kita membiarkan diri kita diajar, ditegur, dikoreksi, dan dilatih dalam kebenaran. Alkitab melindungi kita dari pandangan yang salah tentang Allah dan diri kita sendiri. Firman-Nya memungkinkan kita untuk hidup siap menanggapi Tuhan dan sesama di dunia, karena itulah wahyu Yesus Kristus.

Kita—pada saat yang sama—adalah orang-orang di dunia dan orang-orang Firman. Dunia di zaman sekarang ini berusaha meyakinkan kita tentang kebenaran yang bertentangan dengan apa yang Tuhan singkapkan kepada kita. Dan terkadang, kita terjebak dalam arus ketidakpastian, tiada harapan, dan keputusasaan. Satu-satunya cara untuk keluar dari arus itu adalah melalui Roh Kudus yang menyatakan kebenaran Tuhan kepada kita. Di dalam dan melalui Kitab Suci, Allah sendiri telah berbicara. Dalam pertempuran untuk hati, pikiran, ide, dan dunia kita, kebenaran Tuhan mengalahkan kebohongan manusia.

Wahyu Tuhan kepada kita adalah bahan bakar yang memungkinkan kita untuk hidup sebagai umat-Nya di dunia. Tugas kita adalah menerima pesannya, berusaha memahaminya, mematuhinya, dan menghubungkannya dengan dunia tempat kita tinggal. Dedikasikan diri Anda untuk makan teratur dari Alkitab dan biarkan Firman Tuhan memelihara, menguatkan, dan memperlengkapi Anda untuk hidup. Dan saat melakukannya, Anda akan menemukan di dalam diri Anda pengabdian yang hangat kepada Kristus yang dinyalakan oleh kebenaran wahyu-Nya.

Alkitab dalam kehidupan rohani sama pentingnya seperti nafas bagi kehidupan jasmani. Tidak ada yang lebih penting dalam hidup kita selain Firman Tuhan.
~ Jack Hayford

Ayat Hafalan

Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Efesus 4:11–13

Hari 23Hari 25

Tentang Rencana ini

20/20: God's Vision For My Life

Tuhan ingin agar setiap kita diselamatkan, disembuhkan, dibebaskan, dimuridkan, diperlengkapi, diberdayakan dan melayani. Bergabunglah bersama kami dalam perjalanan renungan tujuh-minggu untuk menolong Anda menjalani setiap area tersebut dalam hidup Anda. Kami berharap Anda akan menemukan dan mulai memahami secara penuh visi Tuhan untuk hidup Anda.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Gateway Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://gatewaypeople.com