Kekristenan dan Profesionalisme 3Sampel
SAHABAT BARU
“Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.” (Amsal 22:11)
Profesional, ketika sedang mempersiapkan renungan profesional, telepon di kantor saya berdering. “Bapak W mencari Bapak,” ujar staf di kantor. “Mau diterima tidak?” Meskipun saya tidak kenal dengan nama yang disebutkan dan tidak ada janji temu, saya angkat juga telepon itu. Ternyata dari seorang pembaca Profesional. “Saya senang dan diberkati dengan renungan maupun buku-buku yang Bapak tulis,” ujar suara di seberang sana. “Sudah lama saya ingin mengenal Bapak, tetapi baru kali ini saya mencoba menghubungi kantor Bapak.”
Pembicaraan singkat itu diahiri dengan janji untuk bertemu. Saya sudah mendapatkan seorang teman baru. Sebagai orang sanguin, saya senang berteman dengan banyak kalangan. Bagi saya, tambahan seorang teman berarti menambah relasi. Setiap relasi baru yang saya dapatkan artinya membuka peluang baru yang win-win sifatnya. Teman-teman baru itu bisa berasal dari jenis pekerjaan yang sama, hobi yang sama atau bahkan berbeda sama sekali. Saya sering mendapatkan teman baru yang sama-sama pecinta buku. Dari teman baru inilah saya bisa mendapatkan informasi tambahan tentang dunia perbukuan.
Profesional, itulah sebabnya setiap kali Anda bertemu dengan seseorang, salah satu ritual yang penting dilakukan adalah tukar-menukar kartu nama. Jika Anda cukup teliti, Anda bisa menyimpan kartu nama itu dengan kategorial yang baik. Misalnya, menyusunnya berdasarkan abjad namanya. Bisa juga berdasarkan profesi maupun bidang usahanya. Dengan demikian, jika lain kali Anda membutuhkan seseorang, siapa tahu jasa atau barang itu bisa disediakan oleh salah satu sahabat Anda. Selamat mencari teman baru dan mengingat teman lama.
Doa: Bapa, terima kasih untuk teman-teman baru yang Engkau kirimkan di dalam hidupku yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Tidak ada hubungan antara iman dan hidup keseharian! Pemikiran seperti ini seringkali masih dimiliki oleh orang Kristen. Tidaklah mengejutkan jika seseorang akan menjadi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Di dalam area agama, seseorang akan menggunakan kitab suci dan pengajaran agamanya sebagai acuan kebenaran. Sementara di dalam kehidupan profesi, standar kebenaran diukur dengan alat yang lain seperti uang, prestasi, kekuasaan, atau kenyamanan.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Xavier Quentin Pranata yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://xavier.web.id