Semakin Mengenal KristusSampel

Semakin Mengenal Kristus

HARI KE 2 DARI 4

Bertumbuh dalam Kerendahan Hati

Kita sebagai orang percaya tergabung dalam keluarga Allah; dalam sebuah gereja untuk bertumbuh bersama dalam kasih dan menghasilkan buah Roh. Sama seperti yang dihadapi jemaat di Filipi pada waktu Paulus menulis suratnya, jemaat di sana masing-masing berasal dari latar belakang yang berbeda.

Dalam Kisah Para Rasul 16, dikatakan bahwa Timotius memiliki ibu seorang Yahudi dan ayah seorang Yunani (Kisah Para Rasul 16:1). Kemudian gereja saat itu terdiri dari Lidia, seorang pengusaha kain sukses (Kisah Para Rasul 16:14); seorang hamba perempuan (Kisah Para Rasul 16:16-17); seorang kepala penjara yang kemungkinan adalah seorang Romawi (Kisah Para Rasul 16:16-17). Dengan latar belakang yang begitu berbeda, tentunya mempertahankan sebuah kesatuan bukanlah hal yang mudah.

Bukankah dalam perkumpulan kita dengan sesama orang percaya, kita pun masih menghadapi permasalahan yang sama? Itulah mengapa Paulus mengajarkan untuk membuat sukacitanya penuh dengan menjadi sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri (Filipi 2:2-3) Paulus menekankan bahwa kunci kesatuan adalah dengan bertumbuh dalam kerendahan hati, tidak mementingkan diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan bersama.

Teladan dari kerendahan hati adalah Kristus sendiri. Kristus yang adalah Allah sendiri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:7b-8). Kristus telah memberikan teladan bahwa kasih itu rendah hati dan rela berkorban. Kita tidak dapat mengasihi selama kita masih mementingkan kepentingan sendiri dan tidak mau berkorban. Bila kita menyembah Allah yang sedemikian rendah hati, siapakah kita hingga kita mau menyombongkan diri kita?

Dalam 1 Petrus 5:5, terjemahan New International Version (NIV) berkata, “You who are younger, submit yourselves to your elders. All of you, clothe yourselves with humility toward one another, because, ‘God opposes those who are proud but shows favor to the humble.’”

Tanda kita sedang bertumbuh dalam kerendahan hati adalah kita dapat tunduk dan mengikuti arahan orang yang lebih tua. Kita hidup di zaman di mana banyak orang muda tidak menunjukkan hormat, penghargaan, dan ketaatan kepada yang lebih tua. Kita yang muda mungkin menganggap diri kita lebih pintar, atau berhak atas hidup kita sendiri. Namun hal itu justru mengindikasikan bahwa kita perlu belajar dari teladan Kristus untuk bertumbuh dalam kerendahan hati, mau belajar untuk taat dan mendengarkan nasihat serta teguran, serta tidak hidup dengan egois. Firman Tuhan berkata bahwa Allah memberikan perkenanan dan berkat kepada yang rendah hati. Namun bila kita sombong, kita seperti menjadikan diri kita musuh Allah dan menolak-Nya (Yakobus 4:1-4).

Kesatuan dalam tubuh Kristus adalah poin utama dari surat-surat Paulus kepada jemaat. Secara alami, akan ada banyak konflik yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan yang ada, namun bila kita sama-sama mau rendah hati dan saling mengutamakan satu sama lain, maka kesatuan tersebut akan terwujud. Dan itulah yang Kristus inginkan bagi kita semua. Melalui kesatuan antara sesama orang percaya, dunia pun akan melihat dan menjadi percaya kepada Kristus. Kesatuan adalah kesaksian akan kasih Allah yang tidak ternilai.

“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” – Yohanes 17:20-21

Orang yang rendah hati bukanlah orang yang mengatakan dirinya bukan siapa-siapa, melainkan yang benar-benar mendengarkan dan tertarik akan apa pun yang Anda katakan kepadanya.

Tentang Rencana ini

Semakin Mengenal Kristus

Menjadi pengikut Kristus bukanlah sekadar mengantongi "tiket keselamatan" dan hidup selalu terasa nyaman dan lancar. Ada harga yang dibayar untuk menjadi pengikut-Nya yang sejati, yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Melalui renungan ini, kita mau belajar dari teladan Yesus selama hidup di dunia. Yesus adalah sosok yang rendah hati, penuh kasih, dan penuh kuasa. Tetapi Dia juga adalah sosok yang mengalami penderitaan selama hidup-Nya. Melalui Dia, kita dikuatkan untuk menghadapi penderitaan di dunia, karena Dia telah menang atas segalanya.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: jpcc.org