Berbuah di Dalam TuhanSampel

Berbuah di Dalam Tuhan

HARI KE 3 DARI 3

Buah Roh

Buah Roh dihasilkan secara alami ketika kita tinggal di dalam Kristus. Namun setiap kita memiliki tanggung jawab untuk menanggalkan manusia lama kita yang diwarnai oleh keinginan daging (self-centeredness) dan secara berkelanjutan memilih untuk mengenakan manusia baru kita yang dipimpin oleh Roh.

Karena keinginan daging (self-centeredness) berlawanan dengan keinginan Roh, kita tidak dapat berharap dapat memiliki hidup yang berbuah selama kita masih menghidupi cara hidup yang lama: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. (Galatia 5:19-21)

Kunci kehidupan yang berbuah adalah dengan hidup dipimpin oleh Roh sehingga Roh Kudus akan mengerjakan di dalam kita untuk menghasilkan buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

Kalau Anda perhatikan, istilah buah Roh ini adalah tunggal (singular), bukan jamak (plural). Jadi, Anda tidak dapat memilih hanya menghasilkan penguasaan diri saja, namun tidak ada sukacita dalam kehidupan Anda. Buah Roh ini semua adalah satu karakter yang Allah kerjakan di dalam diri Anda sehingga orang di sekeliling Anda dapat menikmatinya.

Bila Anda perhatikan, buah Roh bersifat relasional dan selalu untuk kepentingan orang banyak. Buah Roh bersifat progresif dan akan terus diperbaharui seumur hidup kita. Tidak ada yang sempurna senantiasa menghasilkan buah Roh dalam hidupnya. Namun dengan terus tinggal dalam Kristus dan taat terhadap pimpinan Roh, kita akan semakin menunjukkan buah Roh secara garis besar dalam kehidupan kita.

Secara ringkas, inilah karakteristik dari buah Roh itu:

  • Kasih: kasih itu memberi dan berkorban (1 Yohanes 3:16; 4:9-11), mengampuni (Matius 21:18-35), sabar, tidak cemburu, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain (1 Korintus 13:4-7).
  • Sukacita: sukacita kita tidak bergantung kepada keadaan, melainkan karena kasih karunia dan kebaikan Tuhan dalam setiap situasi (Ayub 1:21; 1 Petrus 1:6; Roma 5:2).
  • Damai sejahtera: kita telah memiliki damai sejahtera dengan Tuhan karena kita sudah dibenarkan melalui iman kita (Roma 5:1), kita telah memiliki damai sejahtera di dalam diri kita sendiri supaya kita tidak takut dan khawatir (Yohanes16:33; Filipi 4:6-7), dan kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera dengan sesama (Roma 12:18, 14:19; Kolose 3:15; Ibrani 12:14).
  • Kesabaran: kemampuan untuk menderita untuk periode yang panjang tanpa menjadi pahit atau dendam dan meresponi provokasi dengan tenang (1 Korintus 13:5, Yakobus 1:19, Kolose 3:13).
  • Kemurahan dan kebaikan: keinginan untuk memenuhi kebutuhan orang lain baik fisik, emosional, maupun spiritual (Galatia 6:10).
  • Kesetiaan: berpegang teguh terhadap janji yang sudah dibuat, dapat diandalkan, dapat dipercaya, berintegritas, jujur (Amsal 20:6).
  • Kelemahlembutan: memperlakukan orang lain dengan mempertimbangkan perasaan mereka, dapat berempati (Kolose 3:12; 1 Timotius 6:11).
  • Penguasaan diri: mengendalikan keinginan diri sendiri, termasuk pikiran, emosi, dan perkataan kita (Amsal 25:28, 27:12).

Setelah mengenal karakteristik dari buah Roh tersebut, sekarang apa yang dapat Anda lakukan untuk melatih hidup yang berbuah?

Kembali pada prinsip “tinggal di dalam Kristus”, kita akan bertumbuh dan berbuah seiring dengan kita membaca dan merenungkan Firman-Nya, berdoa, dan saling mengasihi. Roh Kudus akan menjadi sumber kekuatan kita. Selama kita tertanam di tepi aliran air (dekat dengan Firman-Nya) dan taat dengan tuntunan Roh Kudus pasti kita akan menghasilkan buah pada musimnya.

Selamat menjalani kehidupan yang berbuah!

Karakter sejati adalah kelimpahan dari kasih Allah melalui kita.

Hari 2

Tentang Rencana ini

Berbuah di Dalam Tuhan

Sejak penciptaan, Allah memberikan perintah untuk manusia berbuah (Kejadian 1:26-28). Manusia diciptakan bukan untuk sekadar statis saja, tapi untuk mengusahakan dan menghasilkan; berkarya dan bermultiplikasi. Penting untuk kita bertumbuh, tetapi pertumbuhan bukanlah tujuan akhir. Pertumbuhan akan bermanfaat dan menguntungkan diri sendiri. Tetapi saat kita berbuah, kita akan menjadi berkat dan menguntungkan orang lain.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org/