Berbuah di Dalam TuhanSampel

Berbuah di Dalam Tuhan

HARI KE 2 DARI 3

Kekuatan Untuk Berbuah

Pernahkah Anda merasa sulit sekali untuk menaati perintah Kristus? Kita tahu bahwa kehendak Tuhan adalah agar kita saling mengasihi, namun rasanya sulit sekali untuk mengasihi A, B, dan C yang menyebalkan itu? Bila kita masih merasa kesulitan, ini dapat menjadi sebuah indikasi bahwa kita masih mengandalkan kekuatan kita sendiri untuk taat.

Ibarat sebuah lampu yang baru menyala bila terhubung dengan sumber energi (listrik), kita dapat secara alami taat dan berbuah bila kita terhubung dengan sumber kita, Kristus. Selama lampu tersebut tidak terhubung dengan aliran listrik, meskipun lampu itu ingin sekali menyala, tetap tidak akan terjadi.

Kita telah belajar bahwa kita akan secara alami berbuah apabila kita menempel atau tinggal di dalam pokok anggur kita, Kristus. Untuk tinggal dan tetap terhubung dengan Kristus kita perlu membangun kebiasaan untuk membaca dan merenungkan Firman-Nya, berdoa, dan saling mengasihi satu sama lain dalam keseharian kita. Dalam Yohanes 15:5, Yesus berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Kekuatan untuk berbuah sama sekali tidak berasal dari kita sendiri, melainkan dari Allah.

Kita juga diberikan seorang Penolong yang akan menyertai kita selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran (Yohanes 14:16-17). Ia akan menolong kita untuk menaati perintah Kristus (Yohanes 14:15, 21) dan akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13). Sebuah kabar baik, bukan?

Paulus mendoakan jemaat di Kolose agar mereka menerima hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidup mereka layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik (Kolose 1:9-10). Di sini ditekankan bahwa hikmat dan pengertian yang benar akan menuntun kepada cara hidup yang berkenan kepada Allah. The right believing will produce the right living.

Hidup seperti apakah yang berkenan kepada Allah itu?

“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah,” (Kolose 3:12-15).

“Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. (Efesus 4:22-24).

Meskipun sumber kekuatan untuk berbuah berasal dari Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk membangun dan menunjukkan karakter Kristus. Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kita dapat memilih untuk mengenakan “pakaian baru” yang penuh dengan kasih dan nilai-nilai yang dikehendaki kerajaan Allah. Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kita dapat saling mengampuni seperti Tuhan telah mengampuni kita. Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kita dapat bersyukur dalam segala situasi.

Kekuatan untuk berbuah selalu tersedia dan menemani Anda. Andalkanlah Roh Kudus dan pilihlah secara aktif untuk mengenakan “pakaian baru” melalui ketaatan di mana buah akan semakin banyak dihasilkan, dikuatkan, dan diperbaharui kualitasnya.

Akhirnya, hendaklah kalian menjadi kuat dengan kekuatan yang kalian dapat dari kuasa Tuhan, karena kalian bersatu dengan Dia. (Efesus 6:10 BIS)

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Berbuah di Dalam Tuhan

Sejak penciptaan, Allah memberikan perintah untuk manusia berbuah (Kejadian 1:26-28). Manusia diciptakan bukan untuk sekadar statis saja, tapi untuk mengusahakan dan menghasilkan; berkarya dan bermultiplikasi. Penting untuk kita bertumbuh, tetapi pertumbuhan bukanlah tujuan akhir. Pertumbuhan akan bermanfaat dan menguntungkan diri sendiri. Tetapi saat kita berbuah, kita akan menjadi berkat dan menguntungkan orang lain.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org/