Berbuah di Dalam TuhanSampel

Berbuah di Dalam Tuhan

HARI KE 1 DARI 3

Rahasia Hidup yang Berbuah

Apakah Anda senang makan buah? Sekarang ini, bila Anda ke supermarket, Anda dimanjakan oleh beragam pilihan buah yang berasal dari banyak negara. Anda tidak melihat pohon atau kebun yang menghasilkan buah tersebut, namun yang Anda nikmati adalah buahnya. Demikian juga halnya dengan hidup kita. Tuhan menciptakan kita bukan hanya untuk sekadar bertumbuh saja, namun juga untuk berbuah. Buah itulah yang akan dinikmati oleh orang banyak dan melaluinya, Allah dipermuliakan (Yohanes 15:8).

Dalam Kejadian 1:28, setelah Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, Dia memberkati mereka dan dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan, “Be fruitful and multiply; fill the earth and subdue it; have dominion over the fish of the sea, over the birds of the air, and over every living thing that moves on the earth,” (NKJV). Kata “be fruitful” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “beranakcuculah”. Namun sesungguhnya kata itu tidak hanya merujuk kepada ilustrasi keturunan fisik, melainkan juga ilustrasi buah ketika akhirnya melalui pemilihan bangsa Israel yang menyembah satu-satunya Tuhan Sang Pencipta, mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lainnya.

Mandat ini juga berlaku bagi kita orang percaya, di mana pun Tuhan menempatkan kita, kita memiliki satu tujuan: untuk berbuah, sehingga buah itu dapat dinikmati oleh orang banyak dan mereka dapat mengenal dan memuliakan Kristus.

Lalu bagaimana caranya agar hidup kita menghasilkan buah? Yesus telah menyatakan rahasia hidup berbuah yaitu: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku,” (Yohanes 15:4). Yesus memakai gambaran bahwa kita adalah ranting dan Dia adalah pokok anggur yang benar, sementara Bapa adalah pengusahanya. (Yohanes 15:1-2) Ranting tidak berusaha sendiri untuk menghasilkan buah, tugasnya hanya satu: menempel kepada pokok anggur. “Tinggallah di dalam Aku” dalam terjemahan bahasa Inggris memiliki beberapa pilihan kata, yaitu: “Dwell in me” (AMP), “Stay joined to me” (ERV), “Abide in me (ESV, KJV). Pertanyaan berikutnya, bagaimana cara kita tinggal (abide) di dalam Kristus?

Dalam Yohanes 1:1 dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Kemudian dalam Yohanes 1:14 dikatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Firman Tuhan tidak hanya memberitakan tentang Kristus, namun Firman itu sendiri adalah Kristus. Cara pertama untuk tinggal di dalam Kristus adalah dengan tinggal di dalam Firman-Nya (abide in the Word of God).

Kita terhubung dengan Kristus ketika kita meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan Firman-Nya. Dalam Mazmur 1:1-3 mengatakan bahwa orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan merenungkan Taurat itu siang dan malam adalah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Membaca dan merenungkan Firman adalah cara Allah berkomunikasi kepada kita. Kita bisa semakin mengenal pikiran-Nya, hati-Nya, dan kehendak-Nya atas hidup kita.

Cara kedua untuk tinggal di dalam Kristus adalah melalui berdoa kepada-Nya. Dalam 1 Tesalonika 5:17-18, Paulus mengingatkan jemaat, “Dan berdoalah senantiasa. Dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus.” Dalam terjemahan bahasa Inggris ayat 1 Tesalonika 5:17 memakai pilihan kata seperti: “Pray without ceasing” (ESV), “Never stop praying” (GW), “Pray continually” (NIV).

Berdoa adalah cara kita berkomunikasi, mengandalkan kekuatan Tuhan dalam segala hal dalam kehidupan kita, dan membuat kita senantiasa terhubung dengan Kristus. Dalam Yohanes 15:7 dikatakan bahwa bila kita tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam kita, maka mintalah apa saja yang kita kehendaki, dan kita akan menerimanya. Orang yang tinggal dalam Kristus dan firman-Nya akan berdoa yang selaras dengan kehendak-Nya juga.

Cara ketiga untuk tetap tinggal di dalam Kristus adalah dengan kita saling mengasihi (Yohanes15:9-12). Yesus berkata, jika kita menuruti perintah-Nya (ketaatan), kita akan tinggal di dalam kasih-Nya (Yohanes 15:10). Lalu kemudian Yesus memberikan perintah spesifik kepada para murid yaitu, “Love each other.” (Yohanes 15:12) Ternyata untuk tetap tinggal di dalam Kristus, tidak serta merta berarti kita mengisolasi diri, banyak membaca Firman, banyak berdoa saja. Namun kita perlu saling mengasihi satu sama lain karena inilah yang menjadi agenda utama Tuhan atas hidup kita.

Kasih adalah buah yang Tuhan kehendaki ada di dalam hidup kita. Kasih adalah buah yang dapat dinikmati orang banyak, yang pada akhirnya dapat menuntun mereka untuk mengenal kasih Allah dan memuliakan nama-Nya.

Yesus mengulangi kembali perintah ini dalam Yohanes 15:17: “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.” Bila kita melakukan langkah 1 dan 2 dengan benar, yaitu membaca, merenungkan Firman, dan berdoa; maka mengasihi satu sama lain akan menjadi buah alami yang muncul dengan kekuatan dari Allah juga.

Ingat, kita sebagai ranting tidak berbuah dengan kekuatan atau usaha sendiri, namun kita berbuah karena kita menempel atau tinggal di dalam pokok (sumber) yang benar, yaitu Kristus.

Pada hari ini, siapakah yang secara spesifik Anda ingin kasihi?

“Tinggallah di dalam Aku” mengekspresikan tindakan berkelanjutan di mana orang percaya mengesampingkan segala sesuatu yang bersumber dari hikmatnya, kekuatannya, pencapaiannya; dan mendapatkan semuanya itu dari Kristus.

- Frédéric Louis Godet

Hari 2

Tentang Rencana ini

Berbuah di Dalam Tuhan

Sejak penciptaan, Allah memberikan perintah untuk manusia berbuah (Kejadian 1:26-28). Manusia diciptakan bukan untuk sekadar statis saja, tapi untuk mengusahakan dan menghasilkan; berkarya dan bermultiplikasi. Penting untuk kita bertumbuh, tetapi pertumbuhan bukanlah tujuan akhir. Pertumbuhan akan bermanfaat dan menguntungkan diri sendiri. Tetapi saat kita berbuah, kita akan menjadi berkat dan menguntungkan orang lain.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org/