Kehidupan Baru di Dalam KristusSampel

Kehidupan Baru di Dalam Kristus

HARI KE 4 DARI 4

Kekudusan Menjadi Gaya Hidup yang Baru

Ketika mendengar kata “kudus” apakah yang terlintas di benak Anda? Kekudusan merupakan sebuah kata yang meresahkan banyak orang percaya. Anda mungkin merasa belum layak untuk dikatakan kudus di hadapan Tuhan. Anda merasa masih memiliki banyak kekurangan, masih jatuh bangun di dalam dosa, dan lain sebagainya. Anda mungkin menganggap kudus sebagai suatu keadaan sempurna, tidak bernoda, tidak bercela, tidak berdosa.

Kata “kudus” di dalam Alkitab sesungguhnya memiliki makna “dipisahkan untuk tujuan Tuhan.” Di Perjanjian Lama, bangsa Israel dikuduskan atau dipisahkan dari bangsa-bangsa lain dengan hidup menyembah satu-satunya Allah Pencipta alam semesta dan hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya.

Dalam Imamat 19:2, Allah berfirman, “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” Lalu selanjutnya benda seperti alat-alat yang dipakai dalam kemah suci, kemudian Bait Allah pun dinyatakan kudus karena dikhususkan untuk tujuan Tuhan. Di Perjanjian Baru, orang percaya juga dinyatakan kudus, dipisahkan, dikuduskan karena Kristus telah menjadi jembatan yang membawa rekonsiliasi antara Tuhan yang kudus dengan manusia berdosa.

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menyapa jemaat dengan, “... Kepada orang-orang kudus (saints) di Efesus, orang-orang percaya di dalam Kristus Yesus.” (Efesus 1:1) Demikian juga dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menyapa jemaat dengan, “Kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita,” (1 Korintus 1:2). Padahal kehidupan gereja di Korintus saat itu penuh dengan dosa imoralitas, perseteruan dan perpecahan, dan masih banyak kekacauan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa di mata Allah, semua orang percaya adalah orang kudus.

Sama halnya dengan di Perjanjian Lama, Bait Allah adalah kudus, orang-orang percaya atau gereja di Perjanjian Baru adalah kudus di mata Allah. Dalam 1 Korintus 3:16-17 Paulus berkata, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.”

Di Perjanjian Baru, Bait Allah itu adalah orang-orang percaya yang kudus. Sebagai gereja, kita telah dipisahkan untuk maksud Tuhan dari dunia. Kekudusan sudah menjadi identitas Anda. Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus, menjadi saksi akan kasih Allah yang begitu besar bagi dunia, dan Anda akan menjadi saksi yang efektif juga bila kekudusan tidak hanya berhenti di identitas Anda saja tetapi juga sebuah gaya hidup nyata yang berbeda dengan dunia.

Pada praktiknya, kekudusan sebagai gaya hidup berarti Anda secara aktif menyalibkan keinginan daging dan menuruti keinginan Roh. Kita secara aktif memilih untuk mengasihi dan menjadi selfless, daripada mementingkan kepentingan diri sendiri. Dalam 1 Petrus 1:14-17 dikatakan, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”

Meskipun di mata Allah Anda telah menjadi kudus, namun bila pada praktiknya hidup Anda tidak berbeda dengan orang dunia maka Anda tidak dapat menjadi saksi Kristus yang efektif. Jadi, Anda akan selalu berada dalam perjalanan untuk mewujudkan kekudusan Anda menjadi sebuah gaya hidup yang nyata di dunia. Dan untuk mewujudkannya, kembali lagi bukan dengan mengandalkan kekuatan Anda sendiri, melainkan dengan bergantung kepada kekuatan Roh Kudus di dalam diri kita. Peran Anda adalah mau untuk taat terhadap tuntunan-Nya, berani berkata tidak kepada keinginan daging, dan lari atau menghindari situasi-situasi yang rentan membuat Anda jatuh. Inilah yang disebut Paulus sebagai ibadah yang sejati. “...Demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Anda tidak menunggu menjadi kudus terlebih dahulu untuk dapat dipakai Tuhan, Allah sudah menguduskan Anda! Setiap langkah ketaatan Anda akan menuntun Anda kepada kehidupan yang kudus, nyata di mata dunia, dan berkenan kepada Allah.

Hari 3

Tentang Rencana ini

Kehidupan Baru di Dalam Kristus

Kehidupan baru di dalam Kristus adalah hidup yang terus-menerus diubahkan oleh Roh Kudus sehingga kita mematuhi perintah dan juga larangan-Nya. Mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya bukanlah bentuk ketakutan bahwa keselamatan kita akan hilang, namun menunjukkan bahwa kita telah menghidupi hidup yang baru di dalam Tuhan.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org/