Meragukan TuhanSampel

Doubting God

HARI KE 7 DARI 7

Pondasi yang Kokoh

Sama seperti renovasi rumah bisa memperbaiki masalah dan menciptakan rumah yang lebih bagus dari sebelumnya, keraguan kita, jika ditangani dengan benar, bisa menjadi katalis dari iman yang lebih mendalam.

Keraguan jarang merupakan peristiwa satu kali—ini muncul dalam beragam musim dan situasi. Apakah Anda mengalami keraguan karena pertanyaan sulit yang tidak bisa Anda jawab, pengalaman yang kelihatannya tidak adil, atau luka yang tidak bisa Anda perdamaikan kembali, kita tahu bahwa Yesus tidak merasa dicemaskan oleh keraguan kita.

Tak seorang pun tahu hal ini lebih daripada Daud, yang dikenal sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Daud tentunya tidak sempurna, tetapi ia berjuang demi relasinya dengan Tuhan.

Di tengah masa-masa terkelamnya, ia berseru kepada Tuhan. Dia meragukan Tuhan. Dia berteriak kepada Tuhan. Dan dia selalu kembali kepada Tuhan, mengingat kesetiaan-Nya di masa lalu.

Dalam Mazmur 77, kita melihatnya sedang mengalami pergolakan di dalam diri dimana ia tidak merasakan hadirat Tuhan. Namun ia mengingatkan dirinya kembali akan kesetiaan, mujizat, dan sifat Tuhan.

Kita bisa mencontoh respon yang sama di tengah penderitaan dan kehancuran kita. Kita mungkin tidak selalu memahami jalan Tuhan, tapi kita bisa percaya pada karakter-Nya.

Maka saat kita menghadapi pertanyaan dan keraguan, mari pusatkan kembali Yesus sebagai jangkar kita. Dia datang ke bumi ini sebagai bayi yang lemah, menunjukkan kepada kita betapa dalamnya Dia akan pergi bersama kita. Saat kita mengatasi keraguan kita yang terdalam, kita bisa menguji keyakinan kita dengan hidup-Nya dan firman-Nya. Di dalam Khotbah di Bukit, Dia mengatakan ini:

"Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Matius 7:24-27 PBTB2

Firman dan cara hidup Yesus adalah kompas kita untuk mengikuti-Nya. Dia tidak mengharapkan kesempurnaan. Dia tahu bahwa kita akan sering bertanya kemana kita akan pergi, sama seperti para murid-Nya dahulu.

Tapi ketika kita meragu, kita bisa menancapkan iman kita kepada-Nya, tahu bahwa Dia bisa dipercaya. Dia penyabar. Dan Dia ingin berjalan bersama kita, meski dalam keraguan kita.

Doa: Tuhan, bantu aku untuk mendengar, percaya, dan menjalankan Firman-Mu. Bantulah aku membangun hidup dan imanku di atas pondasi batu yang kokoh. Ketika aku merasa terguncang, aku tahu bahwa Engkau tidak tergoyahkan, dan aku percaya kepada-Mu. Terima kasih karena bersamaku, bahkan di tengah-tengah pertanyaan dan keraguan. Di dalam nama Yesus, amin.

Jika Anda menyukai Rencana Bacaan Alkitab ini, pelajari lebih banyak lagi di dalam seri khotbah dari Pendeta Craih Groeschel, Meragukan Tuhan.

Hari 6

Tentang Rencana ini

Doubting God

Bagaimana jika keraguan bukanlah lawan dari iman melainkan pintu masuk menuju iman yang lebih mendalam? Di dalam Rencana Bacaan Alkitab 7-hari yang menyertai seri khotbah Pendeta Craig Groeschel, kita akan mengetahui bahwa keraguan tidak menjadikan Anda orang Kristen yang buruk. Nyatanya, ini mungkin adalah bahan yang diperlukan dari pemuridan.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Life.Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.life.church/