Pernahkah Bertanya Mengapa? Sampel

Ever Wonder Why?

HARI KE 2 DARI 7

Pernahkah Bertanya Mengapa Anda Tidak Selalu Bisa Merasakan Hadirat Allah?

Entah Anda sudah mengikuti Yesus hampir seumur hidup Anda atau hanya baru beberapa hari terakhir, Anda mungkin mengalami berbagai tingkat hubungan dengan-Nya. Beberapa hari Anda mungkin merasa luar biasa dekat dengan Allah. Hari-hari lainnya, Anda mungkin merasa begitu jauh dari Allah hingga Anda bertanya-tanya apakah Anda sungguh memiliki iman.

Dan ini normal. Kadang-kadang, kita tergoda untuk meraih iman setinggi gunung. Mungkin itu pada saat malam kamp gereja atau suatu pengalaman dalam kebaktian penyembahan di mana Anda dilimpahi oleh hadirat Allah, namun kemudian Anda bangun keesokan paginya dan bertanya-tanya apakah Anda hanya membayangkan itu semua.

Lebih dari itu, mungkin ada orang-orang Kristen di sekeliling Anda yang kelihatannya jauh di depan dalam perjalanan iman mereka. Anda mungkin mendengar orang berkata seperti ini, "Tuhan berbicara pada saya …" dan "Saya merasa Tuhan …" sedangkan Anda merasa tidak pernah mendengar apapun dari Tuhan selama berbulan-bulan.

Semua ketegangan ini membuat Anda bertanya-tanya—mengapa saya tidak selalu bisa merasakan hadirat Allah?

Ini adalah pertanyaan yang bisa dimaklumi, dan jika Anda merasa berada di masa ketika Allah terlihat jauh, Anda tidaklah sendirian. Jadi apa yang bisa Anda lakukan sambil menunggu? Mengapa kita tidak selalu merasakan Dia?

Meskipun tidak ada jawaban yang mudah untuk setiap situasi, inilah beberapa hal untuk diingat ketika Anda merasa jauh dari Tuhan.

1. Perasaan bukanlah bukti dari ketidakhadiran Allah. Kita memiliki kecenderungan untuk membuat sensasi iman kita. Kita mungkin mengharapkan pernyataan besar dari Allah padahal Dia memberikan peringatan dengan lembut. Juga, iman kita tidaklah tergantung dari perasaan. Meski baik untuk menyadari emosi yang kita rasakan, kita harus mengingatkan perasaan kita akan kebenaran tentang siapa Tuhan itu. Kita melihat contoh yang tak terhitung banyaknya dari Daud di dalam Mazmur. Dalam Mazmur 13, dia meratap karena tidak mendengar dari Tuhan. Namun saat ia terus menulis, ia mengingatkan dirinya bahwa apa yang ia ketahui itu benar—Allah itu pengasih, Allah telah setia di masa lalu, dan Allah layak dipuji entah kita merasakan Dia atau tidak.

2. Allah ingin melakukan sesuatu di dalam diri Anda sebelum Dia menyatakan sesuatu kepada Anda. Di sepanjang Alkitab, kita melihat Allah menyatakan diri-Nya, kemudian seolah-olah menyembunyikan diri. Setelah Yesus mengubah hidup Paulus dan memanggilnya untuk memberitakan kabar baik, Paulus menghabiskan tiga tahun berkeliling di padang gurun. Bahkan Yesus—setelah dibaptis dan mendengar suara Bapa-Nya—menghabiskan 40 hari dan malam di padang gurun sebelum melanjutkan pelayanan-Nya. Diamnya Allah mungkin mendahului suatu tugas, jadi anggaplah Anda sedang membangun iman, kepercayaan dan karakter Anda di dalam kesunyian.

3. Kehilangan menimbulkan keputusasaan. Merasa jauh dari Allah sering mendorong kita memperjuangkan relasi kita dengan Allah. Renungkanlah itu. Kita sering lebih banyak berdoa ketika hidup kita terasa di luar kendali. Mengapa demikian? Iman kita kebanyakan bertumbuh dari dalam lembah—bukan puncak gunung. Jika Anda berada di masa ketika Allah terlihat tak terjangkau, tetaplah berseru kepada-Nya. Keputusasaan itu mungkin menimbulkan iman yang lebih dalam, membantu Anda menyingkirkan gangguan, dan memeriksa apakah ada area dalam hati Anda yang telah mengeras terhadap Allah.

4. Meski Anda merasa jauh dari Allah, Dia tidak pernah meninggalkan Anda. Alkitab berkata kepada kita bahwa Allah adalah Gembala yang baik, dan domba-domba-Nya mengenal suara-Nya. Kisah Para Rasul 17:27 mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah jauh dari kita. Dan karena Yesus, bukan saja Allah beserta kita namun juga Roh-Nya hidup di dalam kita. Diperlukan iman untuk terus berdoa ketika rasanya Anda tidak mendengar apapun, namun teruslah berusaha. Allah melihat Anda, Dia peduli kepada Anda, dan Dia akan mendekat kepada Anda ketika Anda tidak menyerah.

Doa: Tuhan, tumbuhkan kepercayaan saya akan siapa Engkau entah saya merasakan-Mu atau tidak. Tunjukkan kepada saya apapun yang menghalangi saya untuk mendengar suara-Mu, dan berikan saya hati yang murni. Terima kasih atas hadirat-Mu, dan bukalah mata saya untuk melihat kebaikan-Mu di dalam masa-masa yang biasa. Di dalam nama Yesus, amin.

Tantangan: Mintalah mata kepada Tuhan untuk melihat di mana kebaikan-Nya sedang berlangsung. Mungkin itu adalah sinar matahari di pagi hari atau ucapan yang baik dari seorang sahabat. Pastikan untuk menuliskan satu cara Anda melihatnya setiap hari, kemudian renungkan bagaimana iman Anda bertumbuh dalam prosesnya.

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Ever Wonder Why?

Bagaimana jika iman itu bukanlah tentang mengetahui segala jawaban yang benar dan lebih tentang menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit? Jika Anda pernah bertanya-tanya mengapa Allah kelihatannya tidak adil, mengapa Dia tidak selalu menjawab doa-doa kita seperti yang kita harapkan, atau mengapa Allah yang pengasih menciptakan neraka, maka Rencana Bacaan Alkitab selama 7 hari, bersama-sama dengan seri "Pernahkah Bertanya Mengapa?" dari Pastor Craig Groeschel, ditujukan untuk Anda.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Life.Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.life.church/